[2] fiksi mini: cantik

36 1 0
                                    

Kalau ditanya soal cantik pasti kamu gak pernah bilang kalau aku perempuan tercantik di dunia. Memang gak begitu dan aku gak butuh kebohongan biar dipuaskan. Tapi kamu sendiri suka tiba-tiba lihat ke langit kalau aku tanya tentang cantik, mikir keras kayak lagi dirundung soal kimia yang sebenarnya gak pernah kamu suka.

“Aku gak tau, di mataku semua perempuan cantik sih.” katamu sambil shopping di instagram yang gak bakalan jauh dari buku sketsa dan alat lukis.

Dan buat aku semua yang kamu lukis di dalam buku sketsamu itu cantik, Le. Karena gak ada satupun lukisanmu yang ada cuman karena bahagia, mereka cantik karena gelap-terang mereka sepadan, seimbang—dan menurut kamu juga gitu, kan?

“Manusia gak ada yang cuman punya ‘joy’ di kepala mereka kayak film inside out. Perlu sadness, fear, disgust, sama anger biar seimbang.” ini kamu yang lagi main game sebelum ngelanjutin, “Biar aja orang lain liat wajah, aku gak perlu. Aku cuman perlu tau kalau semua manusia itu cantik dengan masing-masing nilai itu.”

Hahahah iya, Le. Udah cukup.

Sangat.

2 januari 2021, 23:20

laki-laki kayak kale emang beneran ada.
nyata.

tapi kalau kalian ketemu yang seperti dia, manusia kayak gitu mungkin gak akan memperlihatkan apa-apa dari dirinya di depan orang yang gak dikenal. sedih atau bahagia.

sebab dia gak mau orang lain cuman paham sebagian dari dia, sementara sisanya jadi abu-abu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Word VomitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang