Prolog

57 1 0
                                    

🎶Khaylila yang cantik
Cepatlah kau besar
Ajarkan dunia berbagi
Seperti yang kuu ajarkan kepadamu
Khaylila yang mungil
Bila kau jadi pemimpin
Berikan hak mereka
Bebas dari rasa takut juga rasa tertindas🎶

Khaylila memandangi lelaki tua renta itu dari belakang. Terlihat hampir seluruh rambutnya memutih dan kulitnya sudah keriput. Ia masih terus bersenandung ria tanpa memandang usia.

"Ayah." Ujar seseorang pemuda menghampiri lelaki itu. Membuat si lelaki tua renta tersenyum gembira.

🎶Dengan senyummu,
langit terpeluk,
bintang bertekuk
Ku butuh kau sentuh
Tak ada lagi yang ku takuti
Ku terlindungi dengan sentuhanmu

Dengan senyummu, senjata membeku
Tantara bernyanyi ikuti tingkahmu
Tak ada lagi naluri menguasai
Perlahan berganti, naluri berbagi🎶

Mereka terlihat bernyanyi bersama sambil menggoyangkan kepalanya perlahan. Menyelaraskan irama musik dari petikan gitar Sang Pengamen jalanan yang sedari tadi mengiringi nyanyian lelaki tua itu.

"Sini Mbak ikutan!" Ajak Si Pengamen yang melihatku sedang memperhatikan mereka.

"Khaylila?" Ucap pemuda itu di samping lelaki renta itu. Ia begitu terkejut dengan kedatanganku.

"Namamu Khaylila?" Tanya lelaki tua itu.

Aku mengangguk pelan. Namun lelaki itu menangis sambil memeluk tubuhku.

*Jangan lupa tekan bintangnya jika kalian suka, itu sangat berharga bagi author🙏

Khaylila's SongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang