BSJ : 01

36.8K 1K 148
                                    

Mark sudah lama menyukai Hwang Renjun. Laki-laki manis yang selalu nemenuhi pikirannya selama dua tahun ini.

Namun, ia tak mungkin menyatakan perasaannya disaat ia tau bahwa Renjun adalah kekasih dari temannya sendiri

Na Jaemin

Bisa-bisa ia dibunuh habis-habisan jika ia berani menyentuh lelaki manis tersebut.






Disini mereka, di sebuah Cafe kecil kepunyaan Jeno saudara tiri dari Mark. Sengaja ia mengundang Mark, Jaemin dan sialnya Renjun untuk meramaikan pembukaan perdana cafe miliknya.

"Selamat menikmati." Seru Jeno saat meletakkan segelas iced americano diatas meja.

Renjun dan Jaemin tersenyum. Mark bersumpah jika senyuman Renjun sungguh membuat jantungnya berdebar saat ini. Namun ia sadar jika pawang Renjun ada disampingnya ia segera memalingkan pandangan.

Jeno yang melihat atensi abangnya terfokus pada pemuda china itu menyenggol tangan Mark.

"Apa?" ucap Mark sedikit kesal pasalnya kopi yang ia minum sedikit tumpah, tau sendiri lah tenaga Jeno kayak gimana 😢

"Mundur aja bang. Lo ngga ada harapan." suruh Jeno,

Mark mengerenyit, memang manusia disampingnya ini jarang sekali mau mendukungnya, biadab

"Pantang mundur sebelum janur kuning melengkung." sahut si lee

Jeno yang mendengar hal itu langsung tertawa. orang bucin sama bego itu gada bedanya.

"Udah melengkung bang, lu udah gada harapan." sahut Jeno

"Hah? maksud lu apa pit?"  bingungnya, ia sama sekali ngga mengerti dengan apa yang Jeno katakan.

Si sipit menyenderkan tubuhnya di counter. "Bentar lagi si Renjun bakal nikah bang, dah lu mundur aja."

"Sama siapa? Sama nana?"

Jeno menggeleng, "Terus sama siapa kalo bukan dia?"

Jeno menunjuk ke arah meja Jaemin dan Renjun, dan terlihat seorang pemuda tinggi tengah mencengkram kerah baju Jaemin.

Mark yang merutuki dirinya yang mempunyai minus tak bisa fokus melihat orang yang mencengkram kerah rival nya tersebut.

"Guanlin lepasin Jaemin!" sentak Renjun ke arah pemuda tinggi yang menatap nyalang ke arah Jaemin.

Sementara Jaemin hanya diam tak merespon ataupun melawan, karena ia tau semua ini salah dia




mencintai jodoh orang lain itu sulit.






"Sekali lagi lo deketin calon istri gue, gue jamin idup lo akan hancur."

Setelah mengatakan hal itu Guanlin segera menarik tangan Renjun menjauh dari cafe itu. Sementara Jaemin masih terdiam mencerna apa yang terjadi, dengan pasang mata yang masih menatapnya heran.

Memang, yang salah disini dirinya.

Seharusnya ia tidak memaksakan diri. Tak sangka air mata Jaemin jatuh. Jaemin memang mudah menangis, itu kelemahan yang ia miliki.

"Jangan nangis, kehilangan bukan akhir. tapi awal untuk mencapai sesuatu yang baru."

Jaemin mendonggak, dan melihat Mark yang tersenyum padanya. "Tau apa lo tentang kehilangan?" ucap Jaemin acuh sambil memalingkan wajahnya

malu bor, diliat nangis sama rival sendiri.

Iya memang Jaemin dan Mark adalah rival sedari dulu. Mereka sama-sama menyukai si manis Renjun, hingga pernah suatu hari karena saking kesalnya Jaemin pernah menyerempet Mark menggunakan mobilnya saat ia mengantar Renjun pulang.

Jahat memang,

"Bukan cuma lo aja yang potek, lo lupa kalo gua juga naksir Renjun?"

Jaemin diam, tiba-tiba Mark mengusap kepalanya.

"Jangan nangis lagi, lo cantik kalo nangis."

blush





"Anjing."

Jaemin menepis tangan Mark kemudian ia menutupi wajahnya yang memerah. Jujur, Mark sedikit kaget melihat tingkah Jaemin. Ia sama sekali tak mengira jika Jaemin segemes ini.

Mark terkekeh, kemudian ia melirik ke arah Jeno yang memberi isyarat
' 👍'




beberapa menit yang lalu.

Mark yang melihat Renjun diseret oleh Guanlin hanya bisa bergidik ngeri. "Asli lakinya kayak tiang, serem njir." ucapnya

Sementara matanya kembali fokus ke arah Jaemin, ia sedikit iba kala melihat Jaemin tiba-tiba menangis.

"Deketin sono, "

Suruh jeno, Mark mengerenyit. "Lo gila? dia musuh gua."

"Cinta itu awalnya dari benci, bang. Ga dapet Renjun, si Nana juga oke tuh. cakep." Jeno menambahkan,

Kalau dipikir si sipit bener juga. Jaemin kalau diukur sebagai seme memang terlalu manis, bahkan dia lebih manis dari Renjun.

Jadi, ngga ada salahnya kan?















Setelah kejadian itu, Jaemin dan Mark sering jalan bareng. Mark selalu kaget melihat tingkah Jaemin yang sangat menggemaskan

"Beneran seme ga sih ini orang?"  batinnya kala melihat Jaemin membawa boneka beruang berwarna merah.

"Mark, bagus ga?" tanya pemuda manis itu ke arah Mark, sementara Mark hampir menyemburkan air minumnya,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mark, bagus ga?" tanya pemuda manis itu ke arah Mark, sementara Mark hampir menyemburkan air minumnya,

Sumpah, ia ragu jika Jaemin sebenernya adalah uke.

Kokoro mark udah dugun-dugun liat Jaemin. Apa ini yang dinamakan cinta?

"ngga." sahutnya singkat, Jaemin langsung manyunin bibirnya. Ia kesal dengan Mark yang dari tadi selalu jawab ngga.

"Ihh Mark!" Jaemin menghentakkan kakinya kesal kemudian berjalan ke arah rak boneka meletakkan kembali bonekanya sambil ngedumel ngga jelas.

Mark yang melihat hal itu langsung terkekeh.

Gyut

Mark mencubit pipi gembil milik Jaemin hingga si pemilik mengaduh.

" Daripada ngedumel mending jadi pacar aku."

...





gaje sih asli :( vote nya yug

chapter dua ada adegan ninu-ninu loh vote +komennya ceffatt aku maksa 😡

THE STORY OF MARKMIN🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang