10

1.6K 229 47
                                    

Adijaya : VOTE DAN KOMEN APA SAYA JADIIN SELIR?

Bejo Lampu Merah : VOTE DAN KOMEN APA JADI PACAR AKU?

JANGAN LUPA VOMENT GUYS! HARGAIN AUTHOR OKEY.

Happy Reading!

Melandi tersentak melihat rumah nya yang berantakan. Meja, kursi, gelas, piring dan perabotan lain nya berjejer di depan pintu. Perempuan itu berlari menuju kamar kakak nya, dilihatnya baju-baju sudah keluar dari almari.

Melandi terkulai lemas melihat kakaknya penuh dengan luka-luka. Dan tangan perempuan itu memegang pisau mengarahkan ke leher.

"Mbak Alika apa-apaan!" teriak Melandi penuh emosi. Melandi merebut pisau itu dan melemparnya ke sembarang arah.

"Melan ... biarin Mbak bunuh diri," ucap perempuan itu sembari terisak.

"Berhenti ngomong kaya gitu!" sentak Melandi tajam.

"Maaf, tapi gak bisa! Lelah! Lebih baik mati!" teriak Alika dengan menjambak rambutnya frustasi.

"Kalo ditanya lelah apa enggak, Melan juga lelah mbak. Tapi buat apa bunuh diri?" tanya Melandi penuh emosi.

"Mbak HAMIL di luar nikah! Puas kamu!" teriak Alika dengan mendorong kuat tubuh Melandi hingga tersungkur. Perempuan itu mengambil pisau lalu berlari keluar.

"Jangan kamu urusin lagi hidup mbak!" ucap Alika.

Melandi mengejar kakak nya yang berlari-lari di jalanan. Alika terus berteriak kencang dan menendang tanaman-tanaman di sekitar.

"Mbak Alika!" teriak Melandi.

"Ash .... " Melandi merintih merasa kepalanya berdenyut. Perempuan itu terus mengejar kakaknya hingga Alika terjatuh di pelukan nya.

"Siapa kamu ngatur-ngatur hidup saya!" bentak Alika dengan menggoreskan pisau ke lengan Melandi lalu mendorongnya.

Karena mendapat kesempatan, Alika langsung meninggalkan adik nya yang terkulai lemas.

"Mbak Alika gak boleh bunuh diri! Melan gak punya siapa-siapa!!!" teriak Melandi.

"Melan!" teriak seseorang.

Melandi menoleh ke sumber suara, perempuan itu mencoba berdiri dan hendak meminta bantuan.

"Kak Adit! Tolong kejar itu! Tapi hati-hati dia bawa pisau!" pinta Melandi.

Lelaki itu Ketua Osis yang akhir-akhir ini dekat dengan nya, Aditya.

"Itu kak! Tolong! Dia mau bunuh diri," ucap Melandi gugup.

Rumah Sakit, 23.00 WIB.

"Mbak Alika, bangun," ucap Melandi.

"Kak Adit kalau mau pulang gapapa, makasih, Kak," ujar Melandi.

"Iya sama-sama. Administrasi udah gue bayar, gausah diganti, gue ikhlas. Gue balik. Jaga kesehatan!" ujar Aditya dengan mengusap kepala Melandi pelan.

"Kak ... makasih banyak," ucap Melandi mendapat anggukan.

Perempuan itu menghela nafasnya pelan, dirinya tidak sempat memikirkan kehamilan kakaknya, tapi tentang percobaan bunuh diri Alika yang membuatnya khawatir.

"Aku di mana? Apa aku sudah mati! Hahaha aku sudah mati!" teriak Alika.

Melandi tersentak dan kembali menangis. Otak nya beranggapan negatif jika kakaknya mengalami gangguan jiwa. Tapi segera dia menyingkirkan fikiran itu.

Bryan's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang