☃️ special chap ; merry xmas! ☃️

16 4 4
                                    

one day before Christmas

Pagi itu, saat di kantor, Rayen sedang mengecek dokumen-dokumen keuangan yang meningkat bulan ini. Marc yang menghampirinya pun mendekat dan melihat dokumen yang dipegang Rayen.

"Wah, tuan... perusahaan anda meningkat pesat, ya? Bagaimana kalau kita rayakan?" Tawar Marc, lalu duduk di sofa ruangan Rayen, menatap tuannya itu yang tengah bingung.

"Kapan?"

"Sekarang saja, tuan."

"Mendadak sekali, ya?" Pertanyaan retoris dari tuannya membuat Marc mengangguk.

"Ya sudah, tidak apa. Lagipula, malam ini malam natal—oh iya, tuan tidak membelikan nyonya Lee hadiah? Apalagi perusahaan kita tengah menaik." Celetuknya.

"Oh iya, benar. Tapi, hadiahnya apa? Sedangkan ia sama denganku, semua hal juga dia punya." Gumam Rayen, sambil memijat pangkal hidungnya.

Rayen membuka kacamatanya lalu menatap Marc, "Kau tau apa yang ia suka, Marc?"

Marc yang ditanya pun mengangguk sambil tersenyum miring, "cuma satu jawabannya yaitu, kau."

"Yang benar saja, kau!" Aneh. Rayen jadi membayangkan adegan dari nekopoi tontonannya tadi. Menghayal jika Seonggi memakai baju santa dengan pita natal yang mengelilingi tubuhnya. Seksi, pikirnya.

Karena khayalannya itu, Rayen segera melihat-lihat baju santa wanita untuk hadiah yang ia beri nanti. Ia berniat membeli tiga set. Dan juga, kalau dipikir-pikir, Rayen penasaran dengan isi pikiran Seonggi sekarang.

"Apa iya menyediakan hadiah untukku?" Batinnya lalu ia menjarah pikiran Seonggi, saat ia berhasil masuk ke dalam apa yang dipikirkan Seonggi, rupanya Seonggi tidak sedang memikirkan apapun selain pekerjaan di perusahaannya.

Rayen menelusuri lebih dalam ingatan Seonggi, ia menemukan momen natal, yang dimana momen itu tengah di ingat-ingat oleh Seonggi, saat itu, Seonggi memberikan hadiah untuk Sano berupa jam yang sama dengan Seonggi, couple.

Rayen melihat lagi momen-momen Seonggi dan Sano yang menata hiasan untuk natal dan pohon natal di sebelah perapian.

"Mungkin, kita ke Villa saja." Pikir Rayen lalu pergi dari pikiran Seonggi. Ia berniat mengajak Seonggi, Marc, Seolla, dan Akira ke Villa yang pernah ia tempati dengan Sano.

Ia meminta anak buahnya agar menyiapkan Villa, pohon natal juga hiasan. Ia membeli tiga baju santa tadi.

"Marc, belanja hiasan dan konsumsi sana." Perintahnya, Marc mengangguk lalu berdiri. Sebelum membuka pintu ruangan, ia menatap kembali Rayen.

"Kalau untuk karyawan kantor bagaimana, tuan? Sekalian tidak?" Tanyanya.

"Iyalah, minta chef restoran kita, sediakan whiskey, wine, dan vodka juga boleh." Jawab Rayen, Marc mengangguk lalu keluar dari ruangan Rayen.

Malam ini akan sangat ramai, pikirnya.






















Malam dengan angin yang kencang, membuat suasana restoran pribadi milik Rayen di kantornya menjadi sejuk, Rayen datang dengan setelan jas hitamnya, menatap dirinya di kaca ruangannya, tampan :)

Karyawan-karyawannya sudah datang di bawah setelah ia pulangkan saat makan siang. Jadi, mereka boleh datang dengan membawa keluarga mereka. Dinner, apapun, semua Rayen yang membayarnya :D

Rayen masih di ruangannya, dengan Marc yang sibuk mendandaninya.

"Sini, tuan. Rambut anda saya sisirkan."

you gonna dieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang