"Lalu, kapan kita akan mendapatkan elemen tambahan itu?" tanya Seven yang sudah tak sabar. "Kapan saja ketika kalian sudah siap," jawab Gin yang membuat Seven dan Ruri tersenyum gembira.
"Ayo kita temui kolonel sekarang dan memintanya untuk memberikan elemen tambahan!" ujar Seven bersemangat seraya berlari keluar ruangan dan menuju ruangan kolonel Algar berada.
"Heem," ujar Ruri setuju seraya berlari menyusul Seven.
"Kalian benar – benar tidak sabaran ya," sahut Gin seraya menggeleng – gelengkan kepalanya dan menyusul Seven serta Ruri yang sudah lebih dulu pergi.
***
Disisi lain, Algar sedang sibuk dengan laptop dihadapannya. Jari – jarinya menari diatas keyboard sesuai dengan irama lagu lama yang berputar di ruangan klasik itu.
Tok! Tok! Tanpa berhenti mengetik, ia pun menyaut "Silahkan masuk,".
"Maaf mengganggu, kolonel," ujar Gin saat memasuki ruangan Algar dengan Seven dan Ruri dibelakangnya.
"Wahh.., ruanganmu boleh juga ya," kagum Seven ketika melihat ruangan Algar yang luas dan rapi.
"Jadi, apa yang kalian inginkan?" tanya Algar tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.
"Eum begini kolonel, aku dan Seven sudah menguasai teknik dasar yang kau suruh pelajari tadi," jawab Ruri sopan.
"Kerja bagus. Lalu?" sahut Algar cuek. Seven pun merasa kesal dengan sahutan Algar yang cuek.
"Berikan kami elemen tambahan itu!" ujar Seven yang membuat Algar berhenti menatap laptopnya dan melihat Ruri serta Seven bergantian.
Ia pun bangkit dari duduknya dan berdiri di hadapan Ruri serta Seven seraya melipat kedua tangannya didepan dada.
"Apa kalian yakin?" tanyanya yang membuat nyali Ruri ciut sesaat.
"Ya," jawab Seven tanpa ragu.
"Bagus sekali. Kebetulan, ada teman kalian yang juga sudah menguasai teknik dasar tersebut," ujar Algar seraya tersenyum bangga.
"Oh ya? Siapa?" tanya Seven penasaran.
"Ikuti aku," sahut Algar tanpa menjawab pertanyaan Seven seraya berjalan keluar ruangan. Seven, Ruri, dan Gin hanya saling pandang karena tak mengerti maksud ucapan Algar.
"Ayo cepat," ucap Algar yang membuat mereka bertiga harus mengikuti Algar kemana pun itu.
***
Setelah keluar dari ruangan mewah Algar, Seven pun mengikuti Algar untuk bertemu dengan temannya yang juga sudah menguasai teknik dasar dalam penggunaan senjata.
Namun setibanya Seven didepan gedung yang sudah tak beraturan itu, ia mendapati Fian si anak sombong di kelas pagi tadi.
"Kau?! Apa yang kau lakukan disini?!" kaget Fian ketika bertemu Seven bersama Algar.
"Hmph. Aku kesini karena Algar akan memberiku elemen tambahan," sahut Seven menyombongkan diri yang membuat Fian kesal.
"Huh? Tidak mungkin," elak Fian tak percaya.
"Tapi itu kenyataannya," sahut Seven yang tak mau kalah.
"Ternyata kalian sudah saling kenal," ujar Algar yang membuat Fian dan Seven saling menatap penuh kebencian.
"Kalau begitu, pastikan kalian memegang senjata kalian dengan erat," sambungnya yang membuat Seven maupun Fian kebingungan.
"Untuk apa?" tanya Fian tak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
S E V E N
Actionsetelah ke tujuh malaikat sebagai pemisah antara manusia dan iblis tiada karena peradaban, perang pun terjadi dimana-mana. para iblis yang ingin menguasai dunia dan para manusia mempertahankan kekuasannya di dunia ini. Seven , remaja lelaki berumu...