Hampir dua minggu sudah Irene tidak lagi melihat Mino. Dikampus pun pemuda Song itu sudah hampir dua kali tidak mengikuti bimbingan dan Irene rasanya riskan kalau harus kembali bertanya pada Park Chanyeol.
Duduk sendirian didalam SUV Bae Irene sesekali melirik kearah halte tempat Mino biasanya menunggu ia jemput.
Sebenarnya apa yang sedang anak itu lakukan? Apa dia sakit? Atau sedang kembali ke rumahnya?.
Irene menghempaskan nafasnya dengan kelu. Ia sudah berkali-kali menelpon ke nomor Mino tapi pemuda itu tidak mengangkatnya. Dan bahkan tidak membalas panggilannya.
Irene cukup tahu diri untuk tidak mencecar pemuda itu. Walaupun ia begitu penasaran dengan apa yang sedang pria muda itu lakukan saat ini.
Oh please Irene kan jadi ingin marah sekarang. Bagaimana bisa anak muda itu menghilang begitu saja setelah mengucapkan gombalan dan rayuan kalimat cinta.
Hah. Menyebalkan. Dasar laki-laki, dimana-mana mereka semua memang sama.
Senang sekali membuat harapan palsu.
Sial. Lagipula kenapa juga ia sangat ingin tahu dimana Mino berada saat ini? Kenapa juga Irene merasa sangat kesal karena pria muda itu tidak juga menghubunginya, kenapa pria itu tidak mengangkat teleponnya.
Kenapa pria itu menghilang!
Aduh.
"Kenapa juga aku harus percaya kalau dia benar-benar secinta itu padaku! Mulut buaya"
Gumaman itu akhirnya terdengar sendiri oleh nya. Kesal dengan keadaan perempuan Bae itu memacu kendaraannya secepat yang ia bisa.
Persetan dengan Song Mino!.
🍂 Shelter 🍂
"Ini honormu, apa cukup?"
Song Mino mendelik dan mendongakkan kepalanya menatap atasan nya sekaligus karib nya Kwon Jiyong.
Seungri menyodorkan amplop cokelat itu ketangan Mino begitu saja. Ia kemudian melipat kedua tangannya dan mendorong punggungnya lebih jauh ke ujung bagian sandaran kursi.
"Ini ... Rasanya terlalu banyak hyung"
Wajah Seungri berubah, ia bahkan menyeringai ketika Mino kembali melihat isi amplop yang ia sodorkan.
"Yasudah, anggap saja itu bonus"
"Bonus apa? Aku kan hanya pekerja honor mana bisa aku dapat gaji sebanyak ini" tolak Mino yang kemudian memasukkan uang itu lagi kedalam amplop cokelat yang disodorkan dan kembali mendekatkannya pada Seungri.
"Kenapa sih kau ini tidak berubah juga, anggap saja itu bonus. Bonus dariku, kau ingin membelikan hadiah kan untuk pacarmu itu---"
"Hyung ..." Tegur Mino. Seungri hanya meledakkan tawanya dengan geli.
"Asal kau tahu saja perempuan yang kau ingin berikan hadiah itu memiliki segalanya, bahkan uang gajimu ini tidak cukup untuk membeli gaya hidupnya Mino-ya ..." Sindir Seungri lagi. Bibirnya kemudian meledakkan satu tawa renyah yang sebetulnya hanya menyindir sikap Mino yang menurutnya begitu naif.
Anak muda memang tidak bisa ditebak jalan fikirannya.
"Aku tahu suaminya sudah melimpahi dia dengan uang, tapi aku bisa memberikan sesuatu yang lain selain harta"
"Budak cinta" desis Seungri. Pria itu mendecak lalu menggelengkan kepalanya seiring dengan gerakan tubuhnya yanh agak sedikit condong kearah Mino.
"Kau ... Anak yang baik Mino-ya ... Kurasa sebaiknya kau berhenti bermain-main dengan wanita itu" tegur nya dengan suara yang berubah berat. Wajah Seungri yang biasanya menyebalkan berubah serius saat kalimat itu terucap dari bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHELTER [🔞]
Fiksi PenggemarBijaklah dalam memilih bacaan. 🔞 no under age, hargai Author dengan cara menjauhi story ini kalau kalian tidak suka dengan konten dewasa or Anti NC Song Mino tahu, kalau Bae Irene hanya ingin memuaskan nafsunya. Ia sadar kok, mereka hanya saling me...