****
Sma Erlangga High School, tahun ini sedang mengadakan acara Festival yang selalu di adakan setiap tahunnya.
Semua murid ikut serta dan sangat antusias dalam acara ini. Berbagai lomba sudah di tunjukan. Dan kini, telah sampai pada puncak acara. Berdansa bersama pasangan yang telah ditentukan, sesuai urut nomor acak yang diberikan oleh panitia.
Sakila menatap kertas ditangannya. Melirik sekeliling, mencari pasangannya sesuai dengan nomor yang telah dituliskan didalam kertas yang ia pegang.
"Sakila,"
Sakila terperanjat kaget, kemudian menoleh kebelakang. "Kenapa, Nay?"
"Lo udah nemu pasangan?" Kanaya melirik kertas yang Sakila pegang.
Sakila menggeleng kecil. "Emangnya lo udah nemu?"
Sakila berdecak saat kanaya mengangguk dengan antusias.
"Pasangan lo siapa?" Tanya sakila.
Kanaya tersenyum. "Alaska."
Sakila menganga mendengar itu. Gadis itu menatap kanaya malas dan kembali memperhatikan kertas ditangannya.
"Gue bantu cariin, mau?" Sontak sakila mengangkat kepalanya dan menatap sahabatnya itu dengan perasaan senang.
"Nomor lo berapa?"
***
"Jaga kertas itu baik-baik, kil. Kalo sampe hilang, lo enggak akan punya pasangan dan berakhir viral karena gagal mendapatkan partner." Kanaya tertawa saat melihat wajah sahabatnya yang mendatar.
Kanaya pergi meninggalkan Sakila sendiri. Sakila yang melihat tempat duduk yang kosong lantas segera mengisinya.
Lokasi acara yang ditempatkan ditaman belakang sekolah, membuat gadis itu merasakan hembusan angin yang cukup kencang. Dia sedikit merapikan anak rambut yang tertiup angin. Tak sadar, kertas yang ia pegang terlepas dan terbawa angin.
Dengan panik, gadis itu bangkit dan mengejar kertas miliknya. Tangannya berusaha menggapai kertas itu namun selalu gagal.
Langkahnya memelan saat menyadari, bahwa kertas yang ia pegang tadi, kini berada ditangan seseorang yang tidak ia kenali.
"Permisi, itu punya gue, boleh gue ambil?"
Orang itu hanya diam, tak menjawab bahkan mengangguk.
Sakila menatap orang itu, bingung. "Ini orang bisu, atau tuli?"
"280."
"Hah?"
Orang itu menunjukan sesuatu kepada sakila. Gadis itu cukup terkejut saat mengetahui bahwa orang itu, adalah orang yang ia cari.
"Jadi, gue pasangan sama lo?" Orang itu hanya mengangguk dan berjalan terlebih dahulu.
"Eh?" Sakila mengejar langkah cowok itu sambil menggerutu pelan.
"Kenapa gue dipasangin sama modelan batu sih!"
Langkahnya terhenti saat Kanaya berjalan kearahnya.
"Gak ket--"
"Udah,"
"Maksudnya?" Tanya Kanaya, bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙲𝙾𝚆𝙾𝙺 𝙳𝙸𝙽𝙶𝙸𝙽- [ʀᴇᴠɪsɪ]
Novela JuvenilSenja mengajarkan, sesuatu yang indah, bisa datang dan pergi dengan semaunya tanpa kita duga dan sangka. Jangan pernah lupa, bahwa disetiap pertemuan pasti akan ada sebuah perpisahan. Kita tidak bisa menduga kapan perpisahan itu akan tiba dan beruj...