19 ⚠️

5.7K 599 92
                                    

"Kau yakin?" tanya Bangchan sembari menatap punggung Hazel.

Dari awal ia masuk kamar, Hazel sama sekali tidak mau melihat kearahnya.

"A-aku yakin," ucap Hazel, "Mana mungkin aku berani memberikanmu itu, kalau tidak yakin."

Bangchan terdiam sembari menatap benda kotak yang masih dibungkus plastik di tangannya.

"Kalau kau yakin harusnya berbalik badan dan menatapku," ujar Bangchan.

"Tidak mau, mulai dari belakang, ka-kalau aku merasa nyaman, dan tidak malu lagi, aku akan berbalik." Kata Hazel.

Bangchan menarik napas dalam, kemudian menghembuskannya.

"Baiklah. Tapi memangnya kau sudah bersih?" tanya Bangchan.

"Aku sudah berhenti menstruasi sejak dua hari lalu," jawab Hazel, dengan ludah yang ia telan secara kasar.

Bangchan bangkit berdiri. Ia melepas coat panjang yang dikenakannya, menyisakan hanya kemeja hitam. Bangchan lalu menggulung lengan kemejanya, setelah membuka kancingnya.

Bangchan kembali duduk di ranjang, tepat di belakang tubuh Hazel yang duduk di pinggir ranjang.

"Kalau kau merasa tidak nyaman dan takut, katakan saja," ucap Bangchan, yang Hazel jawab dengan anggukan, "Kau punya ikat rambut?"

Hazel mengambil ikat rambut yang berada di pergelangan tangan kirinya, kemudian memberikannya pada Bangchan.

Bangchan meraih rambut Hazel, kemudian mengikatnya sedikit ke atas, hingga tengkuk Hazel dapat terlihat.

Ia kemudian menarik ke belakang blazer yang Hazel kenakan, untuk melepasnya.

Bangchan mendekatkan wajahnya pada leher Hazel, ia menghembuskan napasnya di sana, yang membuat tubuh Hazel terkejut, dan gadis itu sontak menutup mulutnya menggunakan punggung tangan.

Bangchan tersenyum kecil karena reaksi tubuh Hazel.

Dengan perlahan ia kemudian melingkarkan kedua tangannya di pinggang Hazel, sembari mendaratkan bibirnya di atas tengkuk Hazel.

"Yang perlu kau tahu, aku tidak akan menyakitimu, kau percaya padaku kan?" bisik Bangchan tepat di sebelah telinga kanan Hazel.

Napasnya sudah mulai terdengar memberat, membuat jantung Hazel berdegub sangat kencang, apa lagi saat Bangchan mulai mengusap lengan dan bahunya dengan gerakan lamban.

"Aku percaya." Ucap Hazel.

°°°

Bangchan melenguh sembari bangkit duduk, ia mengernyit sembari melihat ke arah jendela yang masih tertutup tirai dan gorden, tapi cahaya matahari tetap dapat masuk melalui celah-celah.

Ia kemudian menoleh ke sebelahnya, dimana Hazel masih terlelap, Bangchan tersenyum memikirkan kejadian semalam.

Bangchan kembali berbaring, dengan posisi menyamping menghadap ke arah Hazel, sembari melingkarkan sebelah tangannya di tubuh Hazel. Ia kemudian mencium hampir keseluruhan wajah Hazel, yang membuat tidur gadis itu jadi terganggu.

"Jangan mengganggu!" protes Hazel.

"Bangun, sudah siang. Kau tidak bekerja hari ini?" ujar Bangchan.

"Hari ini hari minggu," gumam Hazel.

"Ah, kau benar. Bagaimana kalau kita menghabiskan hari ini, dengan kembali melakukan hal semalam?"

Hazel seketika membuka matanya, dan menatap Bangchan tajam. Ia tidak bilang iya, atau pun tidak.

"Kau butuh sarapan dulu, ya?"

Hazel mendengus, "Aku butuh tidur, semalam kita hampir tidak tidur sama sekali,"

"Kau masih lelah?"

"Sangat."

Bangchan mengerucutkan bibirnya.

"Ya sudah kalau begitu, istirahatlah, aku mau mandi dan mencari sarapan." kata Bangchan, yang hanya Hazel jawab dengan gumaman.

"Kau mau makan apa?" tanya Bangchan sebelum turun dari kasur.

"Waffle, Daddy," jawab Hazel.

Bangchan tertegun untuk beberapa saat, ia kemudian menatap Hazel yang tengah mengangkat sudut kiri bibirnya.

"Kau yang minta." Ucap Bangchan sebelum mendekati Hazel.[]

bonus update, jd pendek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

bonus update, jd pendek. Ini jg chap yg bs bgt diskip, sengaja gk gue campur sm konflik, biar yg dibawah umur gk perlu baca ini, tp tetep ngerti sm jalan ceritanya

Wedding Bo2s | Bangchan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang