15: Little Sister

1K 101 5
                                    

"I want little sister to play around with me. Manor is too huge if I playing by myself." - Scorpius Hyperion Malfoy.

Draco melepaskan jubahnya dan meletakkanya asal di kasur, tubuhnya sangat lengket dan Ia butuh mandi air panas untuk meregangkan otot-ototnya yang kaku setelah seharian penuh bekerja.

"Love, kau baru pulang? Kenapa tidak mengirimiku pesan lebih dulu supaya aku bisa menyiapkan air panasmu."

Draco menggeleng, "Tidak apa-apa. Aku tidak sempat, mana Scorpius?"

Hermione menghela nafas, "Ia merajuk tadi siang. Sekarang Ia sedang menggambar bersama Cissy."

Draco mengangguk, Ia mendekati Hermione untuk memberikan kecupan di keningnya sebelum Ia masuk ke kamar mandi.

*
Scorpius tidak berhenti manyun bahkan saat menggambar, Ia mencoret dengan asal dan memberikan warna dengan ngawur. Narcissa yang baru saja pulang dari rumah Andromeda hanya bisa menggelengkan kepalanya bingung.

Scorpius adalah anak yang manis. Ia selalu mendengarkan apa kata orang-tuanya, Ia belajar dengan baik. Bahkan Ia sudah mulai bisa menahan amarahnya yang cenderung bisa mengeluarkan sihir yang agak berbahaya.

Setelah keluar dari saluran floo Scorpius langsung menarik tangan Grandmothernya dan mengajaknya menggambar. Tapi kali ini gambar Scorpius cukup... abstrak.

"Scorp, ada apa? Siapa yang membuatmu kesal?"

Scorpius semakin memajukan bibirnya dan mencoret-coret dengan asal. "Mum tidak mau memberikanku adik. Aku bosan sekali Grandmother. Manor ini sangat luas, aku hanya bermain sendiri beberapa kali dengan Wingky. Tapi, aku mau adik! Aku bosan menunggu Mum dan Father kalau mereka sedang bekerja! Aku mau adik sekarang!"

Narcissa menghela nafas, "Sayang, bukankah ada Grandmother? Kita bisa mengundang Teddy sesekali. Bahkan keluarga Potter dan Weasley serta Bella anak Uncle Blaise sering kesini."

"Tapi tidak selalu ada, Grandmother. Kenapa tidak mendukungku punya adik? Kalau begini aku mau membujuk Grandfather!"

Narcissa tersenyum tipis, Ia memeluk Scorpius yang meronta dan mengelus puncak kepala Scorpius dengan hati-hati. "Biar nanti Grandmother yang coba berbicara dengan Father, ya? Jadilah anak baik dan selesaikan gambarmu, lalu makan malamu, dan aku akan membacakanmu dongeng pengantar tidur."

Scorpius mengangguk. Suara Narcissa entah mengapa selalu membuatnya merasa tenang daripada Hermione terkadang. Perlahan Scorpius menyelesaikan gambarnya dan mewarnai dengan benar, Narcissa mengangguk dan coba membantunya sedikit-sedikit.

*
Draco memenuhi panggilan Narcissa untuk menemuinya di ruang kerja Lucius. Draco duduk di sofa panjang dan membiarkan Narcissa mengunci dan memberikan silence charm. Narcissa duduk di hadapanya bersama Lucius yang masih sibuk membaca beberapa koran.

Draco menghela nafasnya, mulai bisa memahami kemana arah obrolan ini akan berlangsung.

"Apakah Hermione sehat-sehat saja?"

Draco spontan langsung mengangguk.

"Kau tahu, Scorpius..."

Draco memotong pembicaraan Narcissa, "Ingin punya adik. Aku tau, Mother. Tapi ini tidak akan mudah. Beberapa tahun lalu kami juga kesusahan untuk mendapatkan Scorpius, Mother. Aku tidak mau mengambil risiko berlebih lagi."

Narcissa mengangguk dapat memahami perasaan Draco.

"Apakah Hermione tahu?"

Narcisaa mengangkat bahunya, "Aku tidak yakin, Son."

Draco memejamkan matanya dan memijit pelipisnya mulai kebingungan.

A Poem Titled You.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang