prolog

144 29 6
                                    

~Seoul, 01 September 2020









Seorang pemuda manis sedang duduk ditepi sungai dengan pandangan kosong. Matanya tak henti memandangi hamparan air di depan nya.
Tempat ini masih sama seperti dulu. Yang membedakan, kini ia sendiri.

"Padahal dulu aku selalu mengusir mu. Berteriak tepat di depan wajahmu dan memukul mu agar kamu pergi. Tapi..." Ia tiba-tiba saja menggantungkan kalimatnya.

Pemuda itu membenarkan posisi duduk nya agar lebih nyaman. "... Tapi kenapa sekarang aku ingin kamu ada disini. Aku ingin kamu duduk disamping ku sambil berceloteh tidak jelas seperti dulu."

"Tolong temani aku."

Pemuda manis itu menghela nafas nya pelan, berusaha menghilangkan  rasa sesak di dadanya. Sudah hampir satu tahun berlalu. Namun ia masih saja membenci dirinya sendiri. Ia menyesali perbuatan nya selama ini.

Apa ini hukuman untuknya?

Atau karma?

"Apa yang kamu lakukan disana? Apa menyenangkan? Pasti disana banyak alat untuk melukis kan? Ayo lukis wajahku seperti dulu." Ucapnya melirih diakhir kalimat. Tanpa disadari kini kedua matanya mulai berkaca-kaca.

"Aku minta maaf. Aku memang bodoh. Maaf sudah membuat mu menderita. Kamu boleh membenci ku, memukulku, kamu juga boleh balas dendam padaku dengan cara apapun. Tapi tolong... Jangan pergi."

"Hyung merindukanmu..." Tepat setelah mengucapkan kalimat itu, satu demi satu air matanya mulai berjatuhan. Pemuda manis itu menangis dengan tertahan.




"Beomgyu!!!"

Pemuda manis itu menoleh, dan dengan cepat menghapus air matanya. Dilihatnya seorang pemuda bersurai cokelat berjalan ke arahnya, kemudian duduk disampingnya.
-Choi Beomgyu- pemuda itu tak merespon apapun dan hanya menatap kedepan.

"Aku mencarimu dari tadi. Tidak tau nya ada disini." Ujar si pemuda berdimple itu.

"Ada apa?" Balas Beomgyu dengan malas.

"Yeonjun Hyung mengajak kita pergi bermain nanti malam. Kamu ikut kan?"

"Aku tidak janji. Tapi akan ku usahakan."

Pemuda bernama Soobin itu tersenyum tipis, namun beberapa detik kemudian mengerutkan keningnya ketika melihat wajah sahabat nya itu terlihat sedih.

"Kamu kenapa? Ada ada masalah?"

Beomgyu berdecih pelan, tidak suka waktu sendiri nya diganggu. "Aku baik."

"Tapi kamu kelihatan sedang sedih. Oh! Lihat juga matamu terlihat sembab. Apa kamu habis putus cinta? Ah sebentar, Ryujin pasti menolak cinta mu kan?"

Beomgyu merotasikan kedua matanya malas, "berhenti berbicara omong kosong. Aku bahkan tak menyukainya." Tawa Soobin berhenti begitu saja ketika melihat raut wajah beomgyu yang tampak begitu serius dan seram disaat yang bersamaan. Ia berdehem pelan, "ah baiklah maafkan aku. Kenapa serius sekali sih."

"Hyung aku ingin sendiri." Ucap Beomgyu.

"Yak! Kamu mengusir ku?!" Jawab Soobin sedikit berteriak pada sahabat nya itu.

"Kamu berisik!"

"Baiklah aku akan diam sekarang." Setelah mengatakan itu, kedua nya pun larut dalam pikiran masing-masing.
Beomgyu yang masih setia menatap hamparan air yang sangat luas sedangkan Soobin hanya melempar beberapa kerikil ke dalam air.

Mata Soobin tidak sengaja melihat sebuah buku yang berada di samping beomgyu. Tanpa meminta ijin terlebih dulu, Soobin langsung mengambil buku berwarna cokelat itu dan membuka nya.

"E-evanescent..." Ucap Soobin ketika membaca kata di lembaran pertama buku itu.

"Apa itu? Aku baru mendengarnya." Tanya Soobin pada beomgyu yang masih asyik dengan dunia nya.

Beomgyu mengerjapkan matanya, kemudian menatap Soobin yang nampak bingung dengan kata tersebut. "Evanescent... Aku menyukai kata itu. Tapi disisi lain aku juga sakit mendengar kata itu."

"Aku tak paham." Ujar Soobin.

"Evanescent memiliki makna lekas menghilang dan hanya bertahan dalam waktu yang singkat." Jawab Beomgyu dengan pelan.

Beomgyu kemudian menatap Soobin yang tengah menggaruk kepalanya. Ia Berdecih pelan ketika Hyung nya itu masih tidak paham juga dengan kalimatnya. "Belum paham juga?"

Soobin mengangguk dengan sedikit ragu, "sepertinya iya." Kemudian terkekeh pelan.

Pemuda manis itu kemudian beranjak dari tempat duduknya dan menarik tangan pemuda yang lebih tua dari nya cukup keras, "lupakan saja Hyung. Ayo kita pulang saja. Hari sudah semakin gelap."


TBC.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MEMORIES || Choi BeomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang