Drama sebelum pernikahan

148 43 31
                                    

Lee ji eun turun dari porsche cayenne unggunya. Kaki jenjang itu melangkah anggun memasuki perkarangan rumah bernuansa healing garden. Di tangannya terdapat satu bingkisan kotak kimchi serta gingseng kualitas terbaik sebagai buah tangan.

Gadis itu menyibakkan rambut lalu menurunkan kacamata berbentuk frame bulat yang membingkai cantik matanya. Langkah itu terhenti tepat di hadapan pintu rumah tuan Park Tae ji. Ji eun menghelah napas beberapa kali, merasa gugup karena akan bertemu dengan calon mertuanya.

Gadis itu menekan bel dan beberapa saat kemudian ada Chanyeol yang berdiri di hadapannya. "Masuklah," ucap Chanyeol datar lantas melangkah meninggalkannya.

Lee ji eun mengigit bibir untuk menahan geraman, lantas mencebik beberapa saat kemudian dengan ejekan tersirat di balik punggung tengap Chanyeol. Jika tidak dipaksa ibu, ia tidak sudi untuk melangkahkan kaki ke rumah ini.

"Annyeong haseyo Tuan dan Nyonya Park."

"Annyeong Ji eun-ah. Eoseo oshipshiyo." Nyonya Kang menyambut hangat kedatangan Ji eun dengan merangkul bahunya.

"Nyonya, aku dengar anda menyukai kimchi dan gingseng merah. Aku membawakannya untukmu," ucap Lee ji eun tersenyum manis saat menyerahkan bingkisan yang dibawanya.

"Omo! Eomma jadi merepotkanmu," ucap Nyonya Kang terkaget.

"Chanyeol, lihatlah, apa yang dibawakan ji eun untuk eomma."

Chanyeol mengintip isi bingkisan dan mengangguk mengiyakan. Nyonya kang mendengkus pelan melihat reaksi anaknya yang terlalu datar.

"Ji eun-ah, mari makan. Kami telah menyiapkan beberapa hidangan untukmu," ucap tuan Park.

"Kamsahamnida. Ini sungguh lezat sekali," ucap Lee ji eun setelah menyelesaikan makan siang mereka.
Ia usap ujung bibirnya dengan gerakan yang sangat elegan.

"Eomma, Appa, bisakah aku membawa Ji eun ke taman sebentar? Aku ingin mengenalnya lebih jauh."

"Tentu! Apakah perlu eomma bawakan minuman dan snack untuk kalian?" tanya Nyonya Kang antusias.

"Tidak perlu, Eomma. Biar bibi Jung saja yang membawakannya. Eomma beristirahatlah."

"Baiklah. Aku akan segera beristirahat."

"Dan aku segera kembali ke perusahaan. Nikmati waktu kalian untuk berkenalan," ucap tuan Tae ji menimpali.

"Annyeongi kaseyo, abbo-nim."

"Nde Ji eun-ah, jarissoyo."

Selepas peninggalan Tuan tae ji dan Nyonya kang, Chanyeol memberikan isyarat melalui dagu untuk mengikuti langkahnya. Lee ji eun yang masih duduk di kursi mendengkus kesal karena sikap Chanyeol yang terlalu dingin.

Jika bukan untuk melaksanakan taktik dari ibunya. Tidak sudi lee ji eun berpura-pura genit dan menanyakan tentang selera pria dingin itu. Apalagi sampai nuangkan nasi untuknya. Lee ji eun bergidik geli saat mengingat tingkahnya yang sudah seperti wanita jalang tadi.

"Oppa ...," tegur Ji eun saat berhasil menyusul Chanyeol di taman. Gadis itu tersenyum malu-malu mendekati pemuda dingin itu, ia selipkan sejumput rambut di belakang telinganya.

Chanyeol menatap risih Lee ji eun dan melototkan mata di saat tingkah gadis itu kian menjadi-jadi. "STOP! Berhentilah berpura-pura."

Lee ji eun yang sedang menatap centil Chanyeol seketika terhenti. Ia sibakkan rambut kebelakang dan kembali memasang wajah aslinya. Wajah congkak penuh dengan keberanian. "Baguslah, jika kau tahu aku sedang berpura-pura."

Tied love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang