Sorry for typo:)
Happy Reading
.
.
."Roy lo kenapa?!"
Rey yang baru saja pulang dari rapat OSIS, melihat adiknya yaitu Roy menangis sendirian diruang tengah keluarganya terkejut.
Roy menoleh dan mendapatkan Rey yang berjalan mendekati dirinya.
"Lo kenapa?" tanya Rey sekali lagi dengan lembut.
Roy menggeleng lalu tersenyum tipis. "Enggak kok, gue gak papa!" Ucap Roy langsung menghapus kasar air mata yang terjun dengan bebas.
Rey melirik ke arah gelas kaca pecah di samping Roy. "Lo buat Ayah marah?" tanya Rey pelan.
"Gue gak sengaja nabrak dia, eh gelasnya jatuh. Lalu kena semprot deh gue, hehe!" Jawab Roy diakhiri dengan kekehan.
Rey menghela napas ringan. "Kalo jalan hati-hati ya, liat kedepan aja!" Ucap Rey pada Roy.
Roy mengangguk. "Gue mau masuk ke kamar dulu, dan lo langsung bersihin diri lo!" Ucap Rey seraya mengusak surai halus milik Roy.
Roy terhenyak, ia merasa hangat diperlakukan oleh Rey seperti ini. "Iya, lo juga jangan kecapean!" Ucap Roy langsung bergegas menuju kamar di lantai dua.
Rey tersenyum hangat. Rey tahu, bahwa Roy sangat perhatian padanya walau tak ia tunjukkan secara langsung.
****
Dikamar mandi, Roy melihat pantulan dirinya di cermin. Roy hanya bertelanjang dada yang menampilkan otot-otot perutnya, entahlah Roy merasa aneh melihat dirinya.
Tak ingin berlama-lama Roy membuka shower, ia memejamkan matanya dan menikmati air yang membasahi tubuh atletis nya itu.
Sekitar 20 menit berlalu, akhirnya Roy keluar dari kamar mandi.
Tinggg...
Arion tayikk : Ada yang nantangin lu balapan, bos! Gue dan anak yang lain udah bilang ke dia kalo lu gak ada waktu, lah dia makin ngelunjak dan tetep maksa lu buat datang!
Roy membalas chat Arion. otw.
Roy bergegas memilih baju yang akan dia pakai untuk balap liar. Jangan heran, Roy mengenal dunia balap oleh seorang teman yang membantu nya dulu.
Dan ia memilih kaos oblong berwarna hitam, dan celana jeans hitam. Setelah selesai ia langsung menyambar jaket bertuliskan 'Alastor' dan ada gambar singa. Lalu ia mengambil kunci motor yang ada di atas nakas.
Setelah merasa cukup rapi dengan penampilannya, Roy menyemprotkan parfum maskulin ketubuh dan pakaiannya.
Roy menatap jam di dinding sudah pukul 19:03 , setidaknya Ayah sudah tertidur.
Roy berjalan mengendap-endap dan sampailah ia di garasi, lalu ia mendorong motornya keluar dari perkarangan rumahnya. Saat di depan pos satpam.
"Tuan...."
"Sstss... Gak lama kok!" Ucap Roy memotong ucapan Pak satpam dengan menaruh jari telunjuknya di depan bibir merahnya itu. Satpam itu hanya mengangguk dan tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOENTE [END]✅
Jugendliteratur[SEDANG PROSES REVISI] "Kenapa gue dibenci?" Hanya ada seorang remaja menyedihkan yang memiliki saudara kembar tak seiras tengah mengharapkan cinta dan kasih sayang keluarganya. **** Hello, gaes! Welcome back di cerita ketigaku, xixi. I hope u like...