Sisi Gelap

9 2 0
                                    

JANGAN LUPA TEKAN BINTANG DI POJOK BAWAH UNTUK VOTE! LUV YU <3

•••••

Gadis itu berjalan sempoyongan untuk pulang kerumahnya. Entahlah, aneh memang, dia anak sultan tapi berlaku seperti orang nggak punya. Good Naysila!

Tak lama, motor sport yang sangat ia kenali berhenti di depannya. Sang pengendara melepas helm dan turun dari motornya.

"Lo, jalan kaki?"

"Menurut lo?!" Jawab Nay galak.

"Ayo naik!" Ajak Zidan menggenggam tangan Naysila dan berusaha membawa gadis itu ikut dengannya.

"Apaan sih! Gue nggak mau, gue masih punya kaki buat jalan!" Sentaknya dan berusaha melepaskan tangan dari Zidan.

"Gue perlu bicara sama Lo!" Ucap Zidan menunjuk Naysila. Gadis itu tidak takut, justru semakin berani.

"Yaudah tinggal bicara aja, jangan ribet! Ngomong di sini, mau apa Lo?!"

"Balik ke OSIS!"

"Semudah itu? Setelah lo dengan gampangnya  ngambil keputusan dan fitnah gue?!" Jawabnya pedas. Waw pedas... Seperti iklan saja.

"Demi pak Faisal, balik ke OSIS. Gue nggak punya banyak waktu buat bujuk Lo!" Ucap Zidan semakin menjadi.

Naysila menjadi geram dengan tingkah laki-laki itu. Mengapa semua cewek Albertus mengidolakan sosok Zidan, sih?! Cowok yang menurutnya dingin, cuek, nggak punya perasaan, dan tambah lagi dia seenaknya sendiri! Huh, cewek-cewek Albertus perlu di ruqyah nih, yuk manggil dukun!!

"Emang gue nyuruh lo buat bujuk gue? Enggak, kan, yaudah sana pergi aja Lo!" Usir Naysila yang sudah geram menghadapi Zidan.

"Ck! Terserah, jangan nyesel!" Jawab Zidan, lelaki itu memakai helmnya dan menaiki motor sport itu lagi. Hayo yang udah mikir Zidan mau ajak Naysila?!

"Dasar cowok tengil!!!"

•••••

Malam harinya, Naysila bergegas mengganti pakaiannya dengan jaket kulit hitam, celana jeans, dan tak lupa memakai masker untuk menutupi sebagian wajahnya. Rambutnya terikat satu dan make up tipis yang memancarkan aura kecantikannya.

"Huft, waktu yang aman. Mama sama papa lagi nggak ada," gumam gadis itu.

Dia langsung turun mengambil kunci motornya dan juga helm. Tak lupa sedikit mengendap-endap agar pembantu tidak mendengar jika dia keluar.

"Aman juga, akhirnya bisa keluar," ucap gadis itu yang sudah berhasil keluar dari mansion besar itu.

Jam menunjukkan pukul sepuluh malam, suasana sirkuit begitu ramai. Banyak orang yang siap menonton pertandingan malam ini, oh shit, apakah Naysila yang akan bertanding malam ini?!

"Hai Nay, lama banget, sih, Lo! Udah ditungguin nih!" Sapa Riko, teman Naysila dan juga 'panitia' balapan.

"Lawan gue siapa kali ini?" Tanya Naysila tanpa membuka helmnya.

"Em gue lupa namanya, tapi dia jarang ke sini. Sana langsung ke arena aja!" Usirnya membuat Naysila mendengus dan mengangguk.

Gadis itu segera menempatkan diri di arena, garis start. Dia melihat lawannya kali ini. Dan, damn it!! Kenapa harus dia?!

"Mampus gue!" Batin Naysila.

Wanita memakai pakaian mini berdiri di antara keduanya sembari mengibarkan bendera pertanda balapan akan segera di mulai.

"Tiga... Dua... Dorrr!!"

Suara tembakan ke angkasa pertanda mereka bisa langsung melajukan motornya. Naysila dengan cepat melajukan motornya tanpa peduli dengan lawan di sebelahnya.

Keduanya saling mengejar, jaraknya tak cukup jauh membuat Naysila harus ekstra fokus agar bisa mencapai garis finish. Inilah gadis itu, kesenangan malam untuk sekedar menghilangkan penat, tidak lebih, bukan wanita murahan apalagi jalang. Yang ngomong jalang, sini maju!!

Dan pada akhirnya, motor gadis itu memasuki garis finish lebih dulu. Meninggalkan sang lawan yang tidak lama kemudian menyusul tepat di belakangnya.

Suara riuh tepuk tangan terdengar meriah, Naysila kembali memenangkan balapan tanpa lecet sedikitpun, sempurna.

"Congrats Nay! Lo hebat seperti biasa," bisik Riko.

"Mana hadiah gue?" Pinta Naysila, aih gadis itu langsung menagih hadiahnya.

"Bro, kunci motor lo," pinta Riko pada lelaki itu, siapa? ZIDAN!!!

"Ambil!" Ucap Zidan sembari melemparkan kunci motor kesayangannya. Kali ini dia harus rela melepaskan Rolly, sang motor sport berwarna hitam itu.

"Nih Nay, sana lo pulang. Di sini nggak baik buat lo, nanti mama lo marah lagi, dasar anak mama!" Ejek Riko seperti biasa. Naysila hanya mendengus kesal.

"Bawa motor dia ke tempat lo, besok gue ambil," pinta Naysila pada Riko, lelaki itu mengacungkan jempolnya.

•••••

"Bos, Lo nggak tau kalau lawan lo tadi cewek?" Tanya Kenzo pada Zidan, mereka tengah berkumpul di apartemen milik Zidan.

"Cewek?" Tanya Zidan memastikan.

"Iya, tapi gue nggak tau namanya sih. Cuma denger doang tadi hehe," jawab Kenzo dengan menyengir kuda.

"Maap nih bos, tapi secara perawakan gue kayak nggak asing sama tuh cewek," timpal Andre.

"B 5437 JV besok gue selidiki nomor polisinya," ucap Ravel dengan otak cerdasnya.

"Bangga gue punya temen kayak lo Vel, otak lo jalan juga ya ternyata," puji Kenzo dengan dramatis membuat Ravel jijik.

"Gue yang nggak bangga punya temen kayak lo!" Semprot Ravel pada Kenzo membuat Andre menertawakannya.

"Hahaha mampus!! Makanya jadi orang punya bakat, kayak gue nih, udah banyak koleksi mantan," ucap Andre dengan PD-nya.

"Kalian nggak balik?"

"Idih, ngusir lo!" Sewot Kenzo. Zidan menaikkan sebelah alisnya tanpa ekspresi.

"Gue mau ngerjain proposal, kalau kalian ribut bantuin gue!"

"Curhat bos? Sorry ye, otak gue cuma 1 KB doang, nggak mampu tuh bikin proposal," celetuk Andre dengan watadosnya.

"Otak gue sih 1 GB, tapi ruang penyimpanan hampir habis, jadi gue otw tidur aja," jawab Kenzo tak kalah absurd.

Zidan memutar bola matanya malas, setelah ketiga curut itu tertidur. Dia kembali ke meja belajarnya dan membuka laptop untuk mengerjakan proposal OSIS. Tak lama, dia memijat pelipisnya, pusing.

"Gimana caranya bikin Nay balik?"

•••••

Oke guys katakan mampus pada Zidan!!!

Poor Zidan!

Hujat Zidan hahaha

Jangan lupa vote, komen dan share cerita ini! Luv yuuu

TBC

See you next chapter guys, bakalan ada uwwu uwwu nih hahaha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

See you next chapter guys, bakalan ada uwwu uwwu nih hahaha

Cool Ketos vs Wakil KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang