2:Jadi Gini

25 2 0
                                    

Votement juseyo :))

***

"Kemana aja lo?" Seorang gadis berperawakan tinggi dengan wajah imut mengampiri Sia yang baru saja duduk ditempat duduknya. Jang wonyoung, sahabatnya sejak setahun masuk SMA.

"Perpus, pusing gue dikelas brisik banget"

"Maklumlah jam kosong, lo ke perpusnya sama Haruto?" Ucapnya antusias.

"Tiba2 bocahnya nyusulin, kenapa? masih demen lo sama dia?" Rayu Sia yang membuat wonyoung malu - malu.

"Yakin lo sama dia cuma temenan doang?" Kini Karina, gadis yang duduk sebangku dengan Sia buka suara.

Sia memutar matanya jengah, "Lo gak bosen apa tanya begituan mulu?"

"Ya habisnya kalian lengket banget kek orang pacaran" Jawab Karina sambil cengengesan. Sia menggelengkan kepalanya.

"Cuma temen"

"Yakin? kalo Haruto tiba2 punya cewek sakit hati nggak lo?"

"Gue gak peduli"















"Lagi ngapain?"

Sia menyerngit, lagi - lagi aktivitasnya untuk ambis terganggu. Ia mengalihkan matanya dari ipad kesayangan ke oknum penganggu di depannya.

"Buta lo!"

Pria itu tersentak dan mengelus dadanya. Ya, Sia kenal pria itu. Park Jihoon, wakil ketua kelasnya yang terbacot dan terpetakilan. Species yang paling Sia hindari dikelas ini. "Eh buset eneng, Jadi cewek garang amat setdah"

Sia tak peduli dan kembali memfokuskan dirinya ke ipadnya.

"Sia?"

"hm"

"Adek gue naksir sama sahabat lo, comblangin kek" Jihoon memegang lengan Sia dan menatapnya memelas.

"O-gah" Jawab Sia datar.

"Jangan2 kalian berdua beneran pacaran ya?"

Jujur, Sia muak dengan pertanyaan ini. "Gak!"

"Yaudah apa salahnya nyomblangin adek gue, lagian adek gue bibit unggul kok"

"Bodoamat, suruh adek lo usaha sendiri"

Sia yang sudah jengah menghadapi makhluk astral didepannya itu memilih untuk pergi. Kini ia tak tau harus kemana agar aktifitas ambisnya bisa berjalan dengan tenang. Andai perpus tidak sedang dipakai adik tingkat pasti ia tak akan kebingungan seperti sekarang.

"Gue gabung ya" Sia mendudukan dirinya di bangku kantin berhadapan dengan Haruto dan Jeongwoo.

"Eh neng Sia" Jeongwoo menyapa Sia yang baru saja duduk dikursi depan mereka. Haruto dan jeongwoo hanya mendelik memperhatikan Sia yang langsung sibuk dengan ipadnya. "Sibuk amat neng?" Sargah Jeongwoo.

"Gue abis ini ada ulangan, belom lagi ntar pulang sekolah ada Quiz buat olimpiade"

"Bener - bener idaman banget lo si, udah cantik pinter lagi. Kalo gue jadi sohib lu udah gue embat dari dulu" Jeongwoo menepuk bahu Haruto namun yang ia tepuk justru melanjutkan makannya dengan santai. "Gue nyindir elu bambang"

"Oh"

"Dahlah diabetes gue lama - lama ngomong sama lu"

"Lo gak makan?" Tanya Haruto pada Sia. Membuat Sia ogah ogahan mengangkat kepalanya.

"Nggak laper"

Haruto mendengus, "Makan si, ntar perut lo sakit. Gue pesenin bakso ya"

"Gue gak laper Ruto"

"Yaudah nyemil batagor atau siomay mau?"

"Enggak makasih"

"Makan kek, nih sepiring berdua sama gue mau?"

"CUKUP! Kalian tega banget uwu2an depan jomblo" Jeongwoo memegang kepalanya frustasi.

"Apanya yang uwu njing" Sanggah Haruto malas.

Jeongwoo kemudian mendekati Haruto dan sedikit berbisik, membuat Sia tertarik ingin tau dan ikut mendekatkan diri. "Adek kelas tadi lo apain?"

"Kagak gue apa apain" Jawab Haruto santai.

"Bohong ya lo, Keluar kelas langsung nangis kejer gitu. Jangan2 lo jebol anak orang ya?"

"Sembarangan mulut lo!" Haruto menarik nafasnya berusaha tetap tenang. "Dia bilang suka sama gue terus gue tolak, ya wajar nangis"

"Bener2 ya lo, cewek sana sini ditolak sementara gue yang pengen punya cewek malah gak dapet2. Mau lo kyk apa sih?"

"Kayak Sia"

"Kalian pacaran aja kenapa sih greget gue"







"Kalian pacaran aja kenapa sih greget gue"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cuma Temen - HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang