Setelah mobil yang Khaylila tumpangi melaju sedari tadi, kini sebuah bangunan menjulang tinggi ke langit, dengan sesuatu berwarna emas dipucuknya mulai terlihat. Itulah Monumen Nasional, atau yang lebih sering disebut Monas. Ia adalah lambang dari ibu kota negara Indonesia.
"Welcome to Jakarta." Ucap Khaylila berteriak melewati jendela mobil yang ditumpanginya, membuat Candra yang sedang mengemudi tersenyum padanya.
"Mau ke sana?" Tanya Candra ketika melihat Khaylila yang terlihat sangat senang.
Khaylila mengangguk sambil tersenyum senang karena Candra menawarkan untuk melihat Monas dari dekat.
***
"Wahhh." Ucap Khaylila begitu senang sambil berlari mendekati Sang Monumen.
Candra hanya memerhatikan Khaylila dari jauh. Terlihat Khaylila berlari ke sana- ke mari hanya untuk mendapatkan foto yang bagus.
Candra mengeluarkan gawai dari saku, mencoba untuk menghubungi seseorang. Namun nihil, tidak ada jawaban dari orang yang ia coba hubungi. Ia kembali mengedarkan pandangannya mencari Khaylila, tanpa sadar ia mengarahkan kamera ponselnya ke arah wanita itu. Terlihat wanita di dalam ponsel sangat gembira, tanpa ia sadari lagi ia tengah tersenyum sambil menatap foto dalam gawainya.
"Candra."
Terdengar seseorang tengah memanggilnya. Candra segera memasukan gawainya ke dalam saku dan mencari orang yang memanggilnya.
"Sini dong foto!" Ajak Khaylila.
Candra segera menghampiri Khaylila yang sedang menunggunya. Segera mengambil beberapa foto kala Candra sudah di dekat Khaylila.
Candra merasa heran melihat wanita di sampingnya. Secepat kilat, raut wajah Khaylila yang gembira sudah berubah mendung.
"Kenapa Khay?" Tanya Candra mencoba menghawatirkan wanita itu.
"Emm, aku ragu." Ucap Khaylila dengan ragu.
"Ragu?"
Khaylila mengangguk.
"Tujuanku ke Indonesia adalah mencari Ayahku, tapi apa bisa aku menemukannya di negari yang sangat luas ini, bahkan belum sepuluh persennya aku menjelajahi negeri ini." Ujar Khaylila sendu.
"Percayakan padaku, aku akan membantumu." Ujar Candra mantap, mencoba menenangkan wanita di sampingnya.
"Hanya ini petunjuk yang di berikan ibuku." Ucap Khaylila lagi sambil menunjukan sebuah foto seorang lelaki yang mukanya sudah ditutupi dengan coretan spidol bersama Personil Sheila On 7.
Candra mencoba mengambil foto itu dari tangan Khaylila. Tidak ada sedikitpun yang bisa ia lihat dari wajah yang sudah tercoret itu. Candra membalik foto itu, terlihat tulisan 'Abdul Miftah bersama Sheila On 7.'
"Berarti Ayahmu bernama Abdul Miftah?" Selidik Candra.
Khaylila mengangguk. Candra heran, mengapa namanya seperti nama seseorang yang ia kenal. Tapi tidak mungkin juga itu adalah ayah Khaylila. Candra mencoba menepis pikiran-pikiran anehnya.
🎶Saat mata terhalang oleh malam
Tidur dan berkembanglah
Saat sang pagi kembali menari
Datanglah dengan hatiBila kau ragu pada impianmu
Percayakan padaku
Jalan hidup yang akan engkau tempuh
Percayakan padaku🎶Terdengar alunan nyanyi dari gawai yang sengaja Candra putar agar Khaylila mendengarkan.
"Percayakan padaku." Ucap Candra setelah ia mematikan lagu yang belum terselesaikan itu.
Khaylila tersenyum, "Siap, kalau bukan kamu lalu siapa lagi yang akan kupercaya di dunia ini." Ucap Khaylila tersenyum sambil memberi hormat pada Candra. Merekapun tertawa menyadari aksi konyol Khaylila.
*Jangan lupa tekan bintangnya jika kalian suka, itu sangat berharga bagi author🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Khaylila's Song
FanfictionCerita ini hanyalah Fiktif belaka. Apabila ada kesamaan nama, tempat, dan lainnya itu hanyalah suatu kebetulan. ini hanyalah imajinasi penulis, bukan sejarah ataupun biografi orang-orang yang namanya tertera di sini. Cerita ini kupersembahkan untuk...