"GUE BILANG--AYO KITA NIKAH!"
Saat ini, mungkin semua mata tertuju pada mereka. Bagaimana tidak, Hyunjin berteriak seolah berada di tengah hutan.
"Hyunjin bener-bener udah gak waras!" batin Nara geram. Ia sudah tak tahan lagi melihat kelakuan Hyunjin yang sangat membingungkan baginya.
"Dia ngajakin nikah apa ngajakin jalan sih?" seru Sena yang masih terkejut tak percaya.
"Sen... Gak papa kan kalo kita misah di sini? Gue harus ngurus bocah itu dulu. Maap ya?!!" Nara berpamitan ke Sena dan pergi meninggalkan Sena untuk mendatangi Hyunjin.
Melihat Nara yang datang menghampirinya, Hyunjin tersenyum lebar ternyata Nara tidak mengabaikannya.
"Jadi giman--"
BBUKKKKH~
Satu pukulan keras melayang ke perut Hyunjin. "Aw~" rintih Hyunjin sambil memegangi perutnya.
"Ikut gue!" tanpa basa-basi, Nara membawa Hyunjin ke suatu tempat yang sepi.
Melihat Nara yang menariknya dengan kasar, Hyunjin bukannya protes malah tersenyum lebar tak jelas. "Jadi lo suka yang agresif gini yak?" ucapnya masih dengan senyuman genit.
Nara mendorong tubuh Hyunjin agar bersandar ke dinding, "Lo ngomong apa sih!" lagi-lagi Nara memukul Hyunjin di bagian perut.
"Aw~ Ra... Ini lo kecil-kecil kok--"
"Gue gak mau basa-basi. Sebenernya mau lo apa sih, Jin?"
"Gue mau kita nikah!"
Melihat Hyunjin yang mengatakan kalimat itu dengan entengnya, Nara menarik nafas kasar lalu menghembuskannya.
"Nikah bukan game loh, Jin. Saat lo suka, lo main. Kalo udah gak suka, tinggalin. Gak bisa gitu, Jin." tegas Nara kesal. Hyunjin yang tadinya sedikit bercanda, akhirnya merasa tak enak saat melihat ekspresi Nara yang kesal dan kecewa bercampur satu.
"Maaf~ Gue cuma--"
"Cuma mau jadiin gue pelampiasan? Karena gue keliatan kayak cewek murahan yang terobsesi dengan lo sebelumnya, gitu?" ucapan Nara berhasil membuat Hyunjin bungkam.
Hyunjin merasa seperti bermandikan hujaman pisau di tubuhnya. Mengingat memang benar dia pernah bersikap layaknya seorang pecundang sebelumnya. Ia mengabaikan Nara yang dengan tulus merawatnya, menjaganya bahkan melayaninya saat pertama kali siuman dari koma.
Kalau makin di pikir-pikir lebih jauh, semua perkataan Nara adalah realita. Hyunjin pernah menolak perasaan Nara dan berkata bahwa dia hanyalah seorang penguntit yang tak lebih terobsesi dengannya. Sangat kejam!
"Ra, sumpah dengerin gue dulu, gue gak ada maksud kayak gitu..."
"Jin! Gue cuma mau mempertegas, mungkin gue terlihat murahan di mata lo, tapi gue juga punya hati. Saat gue datang, lo nutup rapet-rapet pintu hati lo. Dan saat gue mulai nyerah dan pergi, kenapa lo dateng tiba-tiba seolah pengen banget ngejadiin gue pengisi sementara hati lo yang kosong itu. Paham gak sih rasanya gimana?"
"Raa... Maaf. Sumpah maaf banget. Gue baru sadar kalo selama ini gue sekejam itu sama lo. Gue rasa gue emang egois dan bahkan sekarang rasanya gue gak pengen kehilangan lo. Gue gak bisa jauh dari lo, gue selalu pengen ada di dekat lo."
"Lo tau kadal kan, Jin?"
"Mmm... Buaya kecil. Terus apa hubungannya ama kadal?"
"Lo masih harus berusaha lebih keras biar lebih pro kayak buaya buat ngeluluhin hati cewek kayak gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Who are you? | Hwang Hyunjin
FanfictionIni bukan sekedar halusinasi, tapi dia memang benar-benar ada.