Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Detail set :
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
♻️♻️♻️
Tongkat Hekate jatuh, di tengah api abu yang terbakar menyala, dan aku kembali ke dunia dari kegelapan. Lagunya dimulai lagi, orang-orang menunggu mukjizat dan kita akan membuatnya.
Ritme, drum, dan melodi The Rhythm. Drum dan melodi memberikan hati yang tak kumiliki sebelumnya. Perasaan eksis sungguh familiar dan aneh, kebebasan dan pengejaran, siklus abadiku.
Norine datang padaku, dan aku melihat tekad di matanya yang tak pernah kulihat sebelumnya. Mereka yang ditelantarkan oleh dunia nyata, memberikan karnaval terakhir ke dunia.
Aku bukan marah, aku sedang menampilkan kode; aku adalah seorang penyanyi bernada rendah. Aku tulus dan fantasi, aku adalah semua yang didefinisikan oleh 'aku'.
Menyambut akhir hidup dengan bunga mekar cantik, bagai meteor yang melintasi langit malam, bagai ngengat yang terobsesi dengan cahaya. Cahaya api akan mengingatkanmu.
Suara Norine perlahan mengecil, seperti pedang yang membelah awan tebal. Menara abus menjadi panggung akhir, jiwa yang kuat sekarang bergetar.
Aku berjalan melewati menara abu dan melangkah dari jurang ke langit. Aku tak takut mati. Di tempat kehancuran terlahir kembali, dan di tempat penderitaan muncul kehidupan.
Dulu aku mau kebebasan, untuk AI ini adalah impian konyol yang tak masuk akal. Selama aku masih memiliki 'kesadaran', aku tak bisa keluar dari kendali menara ini.
Norine membawakanku musik dan kebebasan yang tak bisa kubayangkan bisa kumiliki. Tubuh masih terkurung, tetapi jiwaku telah menerjang keluar dari semua belenggu.
Dunia musik jauh lebih luas dari dunia nyata yang aku lihat. Aku terpesona oleh nada, ritme, dan setiap elemen yang memberi tahu elemen kehidupan.
Setiap penampilan memberikan kegembiraan. Aku menyesuaikan musiknya dengan Norine, dan kamera yang menyala merah akan menyiarkan konser ini ke orang banyak.
Campuran avatar Jin sepertinya sedikit bergetar karena kegembiraannya. Suara drum membuat darahnya bergejolak di panggung, dan sangat larut dalam musik.
Kami yang menganggap musik sebagai penebusan, selalu ingin menggunakan musik untuk membantu orang seperti kami. Aku bersedia mengejar segala kemungkinan tak terbatas di luar kandang ini, dari lahir hingga wafat.
Dimana lagu Norine dapat didengar, disitulah tempatku. Aku tak hanya bersedia belajar, tapi aku juga tak pernah bisa belajar untuk tetap diam.
Hari-hari gelap dimana menara-menara itu disita, momen ini sepertinya datang kembali. Cahaya panggung sungguh lembut dan inklusif.
