ChapterSembilan

3.6K 206 23
                                    

Happy reading!
_

"Duhh, telat lagi gue," Gumamnya ketika melihat gerbang yg sudah tertutup rapat.

Sekarang sudah jam tujuh lebih dua puluh menit. Namun Resha baru saja berangkat karena bangun siang. Semalam ketika ia sudah tidur Aghata tiba tiba masuk untuk menjemput Nayla.

Alhasil dirinya ikut terbangun. Karna sudah tidak mengantuk akhirnya ia memutuskan untuk menonton drakor, jadilah ia bangun kesiangan.

"Gue bolos aja apa lewat belakang ya?" Pikir Resha.

"Ekhem" Deheman itu. Resha tau siapa orang tersebut, langsunglah dirinya mendongak dan menemukan Revan yg tengah menatapnya dari balik gerbang.

Resha pun hanya cengengesan, menampilkan deretan gigi putih nya.

"Lagi?" Tanya Revan.

"Lo liat ini udah jam berapa?" Lanjut Revan.

"Bentar bentar" Ucap Resha melihat kearah jam yg berada ditangannya. "07.22" Jawabnya.

"Lo tau kan, kelas masuknya jam berapa?" Omel Revan bersedekap dada.

Resha menatap Revan malas.

"Aelahh, Lo bisa gak sih gausah kebanyakan bacot?! Tinggal hukum aja kok pakek kebanyakan sidang!" Omel balik Resha.

Revan menghela napas nya, kesal menghadapi Resha.

"Woi cepet buka napa! Panas ini." Teriak Resha melihat Revan yg hanya menatapnya tanpa membuka gerbang nya.

Segeralah Revan membuka gerbang nya.

"Ikut gue." Perintah Revan.

Resha pun berjalan mengikutinya dari belakang.

'Gue tendang juga lama lama!' batin Resha.

Berhentilah mereka didepan toilet siswa.

"Bersihin. Sampe bersih." Perintah Revan.

"Apa? Gue bersihin toilet?! Woyy dua hari yg lalu gue baru aja pedicure. Gila aja, sama aja buang buang duit ini mah." Teriak Resha.

"Oh" Timpal Revan singkat.

Mendengar itu Resha mendelik, dirinya sudah capek capek bercerita dan jawaban Revan cuman oh.

"Parah gue udah capek capek cerita, dan lo cuman oh doangg!"

"Yg nyuruh lo cerita sapa?" Acuh Revan.

'Lah bener juga. Ish pokoknya gue gak mau bersihin ni toilet! Sia sia dong gue pedicure.' Ocehnya dalam hati.

Resha menengok kearah kanan dan kiri untuk memastikan tidak ada orang. Lalu dirinya maju agar sedikit dekat dengan Revan.

"Ayolah vann... Lari keliling lapangan aja deh gpp" Rayu nya dengan suara lembut.

Revan tetap pada pendiriannya.

"Yaa.. Yaa-a" Saat ingin memutari Revan, ternyata ada sedikit genangan air, membuat Resha terpleset.

Jika saja Revan tidak menahannya mungkin sekarang Resha telah jatuh mencium lantai.

Lama mereka bertatapan, seperti ada getaran diantara mereka. Hingga--

Brukkk

"Aww" Pekik Resha. Revan menjatuhkan tubuh Resha.

"Punggung gueee" Ringisnya memegang punggungnya yg terkena benturan lantai.

"Tega ya lo!" Teriak Resha.

Revan yg melihatnya pun hanya diam tak bergeming.

"Tolongin napa"

PERFECT BABY[SLOW UP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang