Chapter 47. Perintah

129 13 1
                                    

"Hentikan, Sekan!" Rikka memegang tangan kanan Sekan yang siap melayangkan bola besi. Membuat Sekan bertanya-tanya terhadap apa yang dilakukan oleh Rikka.

"APA YANG KAU LAKUKAN, RIKKA?! AKU AKAN MEMBUNUH RAJA IBLIS!" teriak Sekan mencoba melepaskan tangan Rikka dari tangannya. Tapi, Rikka menguatkan cengkramannya agar tidak terlepas dari tangan Sekan.

Aku yang terbaring di lantai hanya bisa mengamati mereka. Sama sekali tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Aku pikir diriku akan mati begitu Sekan melayangkan bola besi itu. Bahkan diriku sudah mempersiapkan diri untuk mati. Apa ini keajaiban atau tidak, aku bersyukur karena tidak mati.

Hembusan napas panjang terdengar dari Rikka. "Hentikan saja, Sekan. Perkataan remaja ini sepenuhnya benar."

Sekan akhirnya menyerah dan menaruh bola besi itu kembali ke meja. Ia mencoba menenangkan dirinya dengan cara menarik napas beberapa kali. Nampaknya, ia sudah bisa mengendalikan emosinya yang tadi tersulut amarah. Begitulah setidaknya yang terlihat dari diri Sekan. Aku juga tidak begitu yakin kalau dirinya sudah bisa mengendalikan diri. Karena aku masih bisa mendengarkan napas yang lenuh amarah dari Sekan.

Entah mengapa, sejak dulu aku selalu mengira kalau Sekan dan Rikka adalah sepasang kekasih. Mereka berdua terlihat sangat serasi mau bagaimana pun kalian melihatnya. Cahaya yang mereka pancarkan membuat jomblo sepertiku merasa iri.

Memang mereka berdua terlihat seperti sepasang kekasih, itu yang aku yakini. Tapi, cahaya yang mereka pancarkan juga mirip dengan cahaya yang dipancarkan Feri dan Tania. Itu adalah cahaya yang dipancarkan oleh kakak-adik. Membuatku bingung dengan hubungan yang dimiliki oleh Sekan dan Rikka. Apakah mereka adalah sepasang kekasih atau adik-kakak, aku tidak tahu. Aku juga tidak yakin mereka memiliki hubungan darah. Wajah mereka berdua sangatlah berbeda.

Ada beberapa kemungkinan yang kupikirkan. Seperti Rikka adalah adik tiri Sekan atau Rikka merupakan anak gelap dari orang tua Sekan. Tapi yang terakhir itu tidak mungkin. Mengingat Sekan merupakan manusia pertama di dunia ini, tentunya ia tidak memiliki orang tua. Kalau adik tiri juga tidak mungkin menurutku. Itu semakin membuatku bingung dengan hubungan mereka.

Viani mengatakan kalau Rikka adalah Ksatria Suci, karena aku tidak tahu perbedaan paladin, crusader, tentara salib, dan ksatria suci aku akan membiarkannya. Dikatakan kalau Rikka merupakan ksatria suci terkuat yang pernah ada. Potensi serangan Rikka adalah sepertiga alam semesta. Benar-benar overpower, pikirku.

Ksatria suci atau dalam bahasa inggrisnya Holy Knight merupakan sebuah pasukan dibawah naungan Gereja Archangel. Pasukan ksatria suci dibuat oleh ksatria suci pertama, yaitu Lara Fantasia yang merupakan adik dari Sekan. Sekan memang bisa dikatakan sebagai ksatria suci, tapi dia bukanlah ksatria suci. Ksatria suci memiliki tugas untuk menghabisi monster dan melindungi umat manusia di beberapa dunia. Setidaknya kekuatan yang terlemah dari mereka cukup untuk menghancurkan matahari. Ini merupakan divisi terkuat yang dimiliki oleh dunia ini.

Rikka Whitestone adalah komandan untuk ksatria suci kali ini. Dengan gaya kepimpinannya yang hebat, ia mampu memimpin ksatria suci yang lain dengan sangat baik. Dikatakan kalau dirinya sudah memiliki beberapa pencapaian yang luar biasa hebat. Entah mengapa, aku merasa Lara dan Rikka memiliki hubungan. Jika aku membiarkan fantasi liarku pergi, aku akan mengatakan kalau Rikka adalah reinkarnasi Lara. Kalau itu benar, maka hubungan Rikka dan Sekan sudah jelas.

"Heal!" Rikka mengulurkan tangannya ke wajahku dan seketika cahaya berwarna hijau keluar. Itu menyembuhkan luka di rahangku.

Perlahan, luka di rahangku mulai sembuh. Nampaknya Rikka memberikan sihir penyembuh kepadaku. Benar-benar tidak terduga dari jalang brengsek yang membuat diriku seperti ini. Aku akan membuatnya merasakan apa yang kurasakan nanti. Lihat saja kau!

(Test! Test!)

Tiba-tiba, ada suara terdengar dari dalam pikiranku. Itu seperti seseorang langsung berbicara dengan jiwa. Dari suaranya, aku bisa memastikan kalau itu adalah Feri Lucinatan.

(Siapa ini?) Dengan sedikit ragu-ragu, aku mencoba mengkonfirmasi identitas orang itu.

(Oh, Tuan! Berhasil) Terdengar suara teriakan yang berisi kegembiraan yang tak terlukiskan. (Ini saya Feri Lucinatan, Tuan!)

(Oh! Feri, ini benar-benar kau?)

Ya, ini sedikit aneh menggunakan tanda kurung untuk komunikasi pikiran. Aku tidak tahu harus menggunakan tanda petik dua atau satu, jadinya aku menggunakan tanda kurung untuk ini. Ya, harap dimaklumi.

Nampaknya, ada harapan untukku selamat. Jika aku berhasil keluar dari situasi ini, aku akan membalas mereka puluhan kali lipat. Tidak, aku akan menghancurkan mereka. Menaruh teror yang membuat mereka putus asa sehingga menyadari tindakan mereka yang bodoh. Menyiksaku hanyalah tindakan bodoh mengingat ada tujuh iblis yang Maha Kuasa di sisiku.

Ini bukan berarti aku adalah karakter jahat. Hanya saja, aku ingin membalas tindakan mereka. Lagipula, jahat dan baik itu subyektif. Orang yang baik di mataku belum tentu baik di matamu, begitu pula sebaiknya. Apakah aku jahat atau baik, biarkan diriku sendiri yang menilainya. Karena penilaianku lah yang kupercaya. Mau bagaimanapun, aku adalah penguasa mutlak yang diyakini oleh tujuh iblis terkuat.

(Ya, Tuan. Ini saya, Feri Lucinatan. Saya dan rekan-rekan sudah mencari anda selama tiga hari tapi kami tidak bisa menemukan anda. Kalau boleh tahu, anda berada dimana sekarang ini?)

Haruskah kukatakan kalau gaya bicara Feri terlalu formal? Padahal aku sudah mengatakan padanya untuk berbicara santai. Tapi Feri mengatakan itu tidaklah sopan untuk berbicara santai kepada penguasa mutlak para iblis.

(Kalau aku tahu, aku sudah mengatakannya kepadamu!)

(Maafkan saya, Tuanku. Saat ini Viani dan Firman sedang mencari lokasi anda. Mungkin butuh waktu lima menit untuk menemukan anda. Sementara itu, tolong berikan kami perintah, Tuan!)

Perintah, ya. Aku tidak pandai menyuruh orang karena sudah terbiasa melakukan apapun sendirian. Kalau disuruh memberikan perintah, aku takut kalau salah ketika menyuruh mereka.

Eh, tunggu. Aku ingin membalas perbuatan mereka, bukan? Kalau begitu, bukannya ini kesempatan sempurna?

"Rikka, bukannya dia adalah raja iblis yang hanya akan memberikan malapetaka ke dunia ini?" tanya Sekan tiba-tiba kepada Rikka. Rikka hanya menatap Sekan dengan malas sembari membenarkan diriku yang terbaring di tanah.

Aku tertawa terbahak-bahak begitu Sekan mengatakan itu. Membuat Rikka dan Sekan menatapku dengan bingung. "Kalau kalian segitu inginnya malapetaka di dunia ini, aku akan memberikannya kepada kalian!"

(Mengamuklah! Sebarlah teror dimana-mana! Tapi, ingat satu hal. Jangan kalian hancurkan dunia ini!) Perintahku kepada Feri dan yang lainnya.

Alasan mengapa aku tidak menyuruh mereka untuk menghancurkan dunia ini sangatlah sederhana. Jika dunia ini hancur, maka terornya sudah berakhir. Itu berarti penderitaan mereka juga berakhir. Sangat tidak sepadan dengan diriku yang sudah disiksa selama tiga hari ini. Paling tidak, mereka akan merasakan teror hingga jiwa mereka hancur.

"Kau ...? Kau ... benar-benar ... raja iblis?" tanya Sekan tidak percaya dengan apa yang kuucapkan.

Aku tertawa mendengar Sekan yang mengeluarkan ekspresi terkejut seperti itu. "Ya! Aku adalah raja iblis! Walau aku tidak mau mengakuinya, aku adalah raja iblis!"

Sring!

Rikka langsung mengarahkan pedang sucinya ke leherku. Ia memasang ekspresi marah karena mendengar apa yang kukatakan. Tapi, itu sudah terlambat. Jika ia menebasku lima menit yang lalu, itu adalah tindakan yang benar. Namun Rikka benar-benar terlambat. Karena begitu aku memberikan perintah, para jenderal iblis langsung bergerak untuk membuat kekacauan.

Duar!

Terdengar suara ledakan besar dari luar. Seperti yang sudah kuduga, mereka langsung mengamuk begitu kuberikan perintah. Benar-benar mengerikan jika kupikirkan kembali. Hanya perlu satu kalimat untuk membuat mereka mengamuk dan kehancuran benar-benar terjadi. Aku menjadi kasihan pada mereka yang membuatku menjadi seperti ini.

"Nikmatilah keputusasaan!"
----------------------------------------
Nama : Leviathan - Leviani Thantoro
Ras : Iblis - Monster Iblis - Jenderal Iblis
Umur : ???
Gelar : Envious Queen
Sihir : Sihir Atribut Spasial, Sihir Penyegelan, ???
Potensi Serangan : Satu Alam Semesta
Resistensi : ???
Kemampuan : Teleportasi, Penyegelan Kekuatan, Pelacakan.

Bagaimana Mungkin Aku Adalah Raja Iblis?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang