Lembaran surat, amplop terbuka, karpet yang berantakan.. sulit untuk dapat melihat dasar lantai dalam keadaan itu. Belum lagi Yerin dan Seokjin yang duduk di sana.
Ketika selesai membaca surat, Yerin langsung mengerutkan dahinya geram. "Apa ini? Suami Lee Suji membunuh ibu Jungkook?"
"Di mana.. di mana aku bisa menemukan brengsek ini?"
Pertanyaan seperti itu selalu dalam nada tinggi. Yerin mengangkat dagu ke depan, menggaruk kepalanya bingung. "Aku harus membicarakannya."
"Aku kurang setuju," sahut Seokjin.
Yerin melotot, "Apa kau bercanda?"
Seokjin mengambil surat itu kembali dari tangan Yerin, "Kau tidak bisa melakukan sesuatu hanya dengan ini. Itu hanya akan menyiksa Jungkook."
Yerin menghela napas sebentar, "Mari katakanlah Paman berhasil menangkap orang itu. Begitu dia mengetahui apa yang terjadi, dia akan menghentikannya disitu."
"Dia masih suami Lee Suji," lanjutnya, "Dia tidak akan melakukan yang berbahaya."
Seokjin ganti melotot, "Dia tidak akan? Dia harus."
"Terlepas dari itu, aku tidak peduli orang itu siapa. Kita tetap harus menangkap dan menghabisinya," kata Yerin yakin, "Aku akan mengurusnya."
"Kalau begitu sobek itu," balas Seokjin. "Aku percaya denganmu."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Oh, Eunbi!"
Yerin yang melihat Eunbi sedang berjalan sendiri di luar memanggil Eunbi untuk masuk ke dalam ruangan di mana ia berada.
Eunbi hanya menurut, lagipula tidak ada yang bisa ia lakukan di tempat itu lagi selain memandang bunga-bunga dan tanaman.
"Berikan pendapatmu," kata Yerin.
"Orang-orang yang dibantu nenekku banyak yang mengirim surat, jadi aku meletakkannya di alamat Paman dan aku. Aku tidak pernah membacanya, jadi aku tidak tahu, tapi ternyata Lee Suji selama ini mengirim surat ke alamat itu."
Eunbi mengambil surat yang dipegang Yerin cepat begitu ia mengulurkan surat itu padanya. Pernyataan Yerin membuatnya ingin tahu.
Matanya bergerak memeriksa setiap kata yang tertulis di surat itu, membuka penglihatan baru dari cerita yang selama ini hanya sebagian ia ketahui.
"Tidak apa-apa," kata Yerin pada Seokjin yang sudah berbicara dengan matanya dari tadi. Jenis yang mengatakan 'Apa yang kau lakukan?'.
Eunbi menatap Yerin begitu ia selesai, tangannya yang memegang surat itu melemah.
