[neunundzwanzig]

21.9K 1.3K 71
                                    

Satu minggu telah berlalu setelah pernikahan mereka, pagi-pagi yang cerah selalu Mark rasakan ketika bisa melihat matahari cantiknya. Pagi hari yang dilewati kedua pasangan ini sangat manis seperti pagi ini contohnya. Saat ini Mark sedang berada di dapur, tidak melakukan apa-apa hanya berdiam diri menatap bingung kearah kompor, lalu menatap kulkas dan terus begitu.

"Hyung sedang apa?" Haechan yang baru saja habis mandi melihat Mark yang begitu tentu saja bertanya. Mark menoleh, mendapati istri cantiknya yang sudah terlihat cantik sekali di pagi hari.

Dengan wajah bingungnya Mark masih menatap Haechan, "mau memasak tapi bingung."

Hal tersebut sukses membuat Haechan tertawa renyah, "kamu sudah lapar? Aku telat membuat sarapan ya hyung, maafkan aku."

Mark menggeleng cepat ketika melihat wajah bersalah Haechan, laki-laki itu menghampiri sang istri, lalu menangkup wajah mungil itu. "tidak, sebenarnya aku yang ingin membuat sarapan tapi tidak tahu bagaimana caranya "

Haechan tersenyum maklum, Mark memang payah dalam urusan dapur, laki-laki itu hanya bisa makan saja. Bisa sih, membuat telur mata sapi tapi itupun jadinya malah tak enak dipandang. Melepaskan tangkupan sang suami Haechan lalu berjalan ke arah kulkas untuk mengambil bahan-bahan membuat sandwich. Ngomong-ngomong lidah Mark itu lidah barat, sebab semasa kecil suaminya itu tinggal di canada, jadi lidahnya masih terbiasa dengan makanan luar.

Selama Haechan menyiapkan sandwich nya selama itu juga Mark mengintil di belakang Haechan, memeluk Haechan bagaimanapun caranya.

"Hyung.. duduk dulu, gerakku jadi susah kalau kamu menempel begini."

Mark menggeleng, masih memeluk Haechan dengan erat seolah tak ada hari esok untuk memeluk istrinya tersebut. Haechan selain bisa pasrah apalagi? Ya tidak ada lah.

"Hari ini kamu bekerja?"

"Ya, hanya sebentar tapi."

Haechan mengangguk, lalu memberikan sandwich yang sudah siap kepada Mark. Mark mengambil dua sekaligus piring berisikan Sandwich itu lalu membawanya ke depan TV. Sedangkan Haechan masih menyiapkan minuman mereka, susu pisang di pagi hari. Setelah selesai membuat Haechan menyusul Mark yang sedang menonton berita di salah satu stasiun televisi.

"Lihat, berita tentangmu ada di mana-mana."

"Biarkan saja."

"Untung beritanya muncul setelah kamu menikah denganku, kalau belum sudah pasti akan ku tutup berita tersebut!"

Haechan tampak bingung dengan perkataan Mark, "memangnya kenapa?"

Mark mendengus, "wajahmu pasti dikenali banyak orang dan sudah pasti mereka akan tergila-gila pada paras manis istriku ini, benarkan?"

Haechan tertawa, "chessy sekali!"

"Aku serius babyy." Mark mendekat menciumi pundak Haechan yang terbalut kaos tipis oversize nya.

Haechan sendiri langsung menghentikan Mark ketika bibir tipis suaminya itu mulai merambat naik ke permukaan kulit lehernya. "Hyung.. jangan buat okeyy, aku ada kelas sebentar lagi."

Seakan baru mengingatnya Mark memundurkan wajahnya, tidak ada protesan yang terlihat, Mark malah mencium bibir Haechan secepat kilat lalu kembali menyantap sandwichnya yang tinggal setengah.

.
.
.

"Telpon aku kalau kamu sudah selesai, okay baby?"

Haechan mengangguk, mencium kedua pipi Mark lalu turun dari mobil setelah Mark mencium keningnya.

"Hati-hati hyung, jangan terlalu mengebut!" Haechan tersenyum sambil menatap Mark yang hendak pergi menuju kantor.

Setelah mobil Mark benar-benar tak terlihat Haechan melanjutkan langkahnya, berjalan dengan santai menuju kelasnya. Masih sama seperti biasanya, banyak yang menyapa juga memberikan selamat atas pernikahannya dengan Mark. Haechan terdiam ketika di ujung sana terlihat Hyunjin sedang berdiri sambil menatapnya. Kembali melanjutkan langkah namun terhenti kembali ketika Hyunjin menyapanya.

[END] 𝓶𝓲𝓮𝓷𝓷𝓮 𝓢𝓸𝓷𝓷𝓮  [Matahariku] || MarkHyuck ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang