7) Berlalu, tapi Menetap

1.7K 341 55
                                    

[TW! Bloods, Murder, Minor Death Chara]

.

Bulan purnama menggantung di langit malam yang cukup berawan. Beberapa kali, sinarnya yang tak seberapa terhalang gumpalan-gumpalan putih itu hingga Yellow Woods menjadi gelap hampir total. Ah, tapi sebenarnya ada atau tidaknya purnama milik sang dewi tidak akan mempengaruhi jarak pandang penghuni hutan. Kabut di dalam hutan juga sudah cukup tebal untuk mereka rabun sementara.

Hyunjin telah menunggu kedatangan Minhyung. Ia menjadi yang pertama sampai di tempat latihan. Kemudian suara langkah kaki di atas dedaunan yang gugur memberinya peringatan bahwa Minhyung telah sampai.

"Kamu sampai."

Minhyung melepaskan mantel bulunya dan meletakkannya di tanah. Dia tidak berbasa-basi kali ini. Tujuan mereka adalah berduel, maka lebih baik cepat dilakukan saja agar semua kesal di hatinya cepat menguap.

"Kita mulai?"

"Aku ingin predikat calon pemimpin pack kembali padaku jika aku menang." Ucap Hyunjin. Dia mengikat tinggi rambut panjangnya ke belakang.

"Permintaan yang cukup masuk akal dengan harga yang harus dibayar. Mustahil kamu punya kemampuan sebesar itu. Yang kalah adalah dia yang sudah tidak bisa berdiri lagi."

"Deal."

Hyunjin mengubah dirinya ke dalam sosok serigala kemudian menyerang Minhyung dengan cepat. Ia memulai pertarungan mereka malam ini.

Minhyung yang merasa kuat dan telah melakukan segala yang dia bisa, harus bertahun-tahun hidup sebagai bayangan Hyunjin karena dia adalah anak dari anggota biasa. Sementara Hyunjin sudah lelah dibandingkan dengan Minhyung yang serba lebih darinya. Padahal dia sudah bekerja keras. Lebih keras dari siapapun. Ia ingin membuktikan bahwa dia tidak lemah.

Mereka bertengkar sengit. Luka di tubuh sudah tidak mereka hiraukan.

'Sudah lama aku ingin melakukan ini. Menghabisimu tanpa ampun!'

Minhyung menubruk Hyunjin hingga serigala cokelat itu berdorong ke belakang. Hyunjin balik menyerang. Dia abaikan telepati Minhyung yang mendengung di kepalanya.

'Aku sebenarnya tidak suka ini, tapi sepertinya kita harus meluruskan sesuatu. Kau sama sekali tidak pantas menjadi pemimpin pack. Tidak kuat, tidak pintar. Bahkan kau hidup tanpa teman. Hidupmu benar-benar menyedihkan, Hwang.'

Hyunjin berlari sekuat tenaga mendekati Minhyung. Menerkamnya dari depan yang malah ditangkis dengan mudah oleh Minhyung. Ia terpukul tepat di wajah. Membuatnya kembali terjatuh dan berguling di atas daun-daun kuning yang berguguran.

'Jika bukan karena orang tuamu, mungkin nasibmu sama seperti Younghyun. Diasingkan, tak dianggap. Hah! Nyaman sekali ya lahir dari orang tua yang istimewa. Sialan!!"

Pikiran Hyunjin blank beberapa saat. Buat Hyunjin, ayah Jeongin adalah sosok yang pintar dan rajin. Dia bukannya tidak punya kemampuan, hanya saja memang belum dibutuhkan. Ayah Jeongin adalah orang tua yang memberikannya kasih sayang selagi kedua orang tuanya sibuk mengurus pack. Perkataan Minhyung membuat sumbu emosinya terbakar. Namun itu malah membuatnya lengah. Membuatnya sibuk mengatur emosinya, bukannya bersiap menghadapi serangan selanjutnya.

Hyunjin tumbang ketika Minhyung membanting tubuhnya.

'Younghyun harus berterima kasih padaku. Jika bukan karenaku, siapa yang mau berbaik hati merawat Jeongin? Jika bukan karena aku-'

Minhyung menatap Hyunjin yang terengah dan berusaha bangkit.

'Dia mungkin sudah didepak keluar dari pack sejak lama karena tidak berguna.'

North Yellow Woods | HyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang