ichi.

6.1K 475 39
                                    

seorang pemuda bergigi taring cukup panjang, tengah duduk di sepeda motornya, menunggu seseorang yang ia antar yang sedari tadi tak kunjung kembali.

"kebiasaan, tiap meet sama pacarnya selalu gini." gerutunya, merasa bosan melihat ponselnya, pemuda itu beralih memperhatikan sekelilingnya.

tiba-tiba matanya menangkap sosok gadis kecil yang tengah menangis sendirian di pinggir trotoar, yang letaknya cukup jauh dari tempatnya.

"hah? kenapa tuh anak?" pemuda itu turun dari motornya lalu menyabrang dan mulai berlari mendekat ke arah gadis kecil itu.

"hiks ─haha..."

pemuda itu mengangkat sebelah alisnya, gadis ini tengah menangis atau tertawa? [ibu]

"dek? kamu kenapa sendirian disini? mana orang tua kamu?" tanyanya, dia mulai berlutut untuk melihat wajah si gadis kecil.

"watashi wa shisu o shiranai, watashi wa sorera o ushinatta ─hiks, haha... chichi... ani ─doko ni imasu ka?" [aku gak tau, maafin aku, mama papa kakak kalian dimana?]

pemuda itu mendengarnya semakin bingung, apa gadis kecil ini baru saja berbicara bahasa jepang? dan dia menangis namun mengucapkan 'haha'? siapa chichi dan siapa ani?

"aduh gimana nih? gue kan anak iksan, mana tau jepang" batinnya, pemuda itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal, setelah mencoba berpikir, akhirnya terlintas sebuah ide di kepalanya.

pemuda itu segera merogoh sakunya untuk mengambil ponselnya, lalu mulai mendownload aplikasi penerjemah.

"haha...!" gadis kecil itu tiba-tiba menangis cukup kencang.

"aduh, bentar dek!"

saat tengah mendownload, ternyata penyimpanan di ponsel pemuda itu penuh, tanpa berpikir panjang, dia segera menghapus beberapa aplikasi game nya.

"bodo, ini demi nolong dan gue mau dapet pahala" ucapnya bersungguh sungguh, dan akhirnya sudah ada 4 aplikasi game favoritnya yang sudah dihapus instalasi, dia ingin menangis juga, tapi dia tidak boleh terlihat lemah di hadapan anak kecil.

"watashi no ani ga doko ni iru ka shitte imasu ka? w-watashi wa kanojo to issho ni koko ni kimashitaga watashinohaha wa ie ni imasu, anata no geitaidenwa de watashinohaha ni denwa o kakeru koto wa dekimasu ka?" pemuda itu hanya tersenyum miris mendengarnya, sepertinya dia harus belajar bahasa jepang hari ini [apa kakak tau? tadi aku bareng mereka, tapi sekarang aku sendiri]

aplikasi penerjemahnya sudah terpasang, dengan segera ia membukanya lalu mulai mendaftarkan email, saat mengarahkan mic ke arah gadis itu tiba-tiba─

"airi!" teriak seseorang.

pemuda dan gadis kecil itu menoleh bersamaan ke arah sumber suara.

terdapat pemuda bertubuh tinggi dengan wajah yang tampan dan nyaris sempurna, berlari ke arah mereka.

"airi! daijōbudesuka?? naze totsuzen sugata o keshita nodesu ka? imōto wa anata o sagashite shinpai shite imasu!" [airi! apa kamu baik-baik aja? kakak risau cari kamu!]

pemuda bertubuh tinggi itu langsung mendekap gadis kecil yang semakin terisak kencang, yang kini pemuda bertaring panjang ketahui bernama airi.

"airi o yurushi nasai..." [maafin airi]

sedangkan pemuda bergigi taring hanya memperhatikan mereka berdua, sembari mencerna bahasa jepang yang mereka ucapkan, meskipun tidak mengerti.

"kinishinaide -ka ni kaerimashou" [ya udah gapapa, ayo pulang]

pemuda bertubuh tinggi langsung menggendong si gadis kecil dan mulai berjalan pergi meninggalkan pemuda bergigi taring yang kini melongo "anjir! gue kasat mata apa?" protesnya.

"woy! jeongwoo! kenapa lo disini?" panggil seorang pemuda bergigi gingsul menepuk pundak pemuda yang bernama jeongwoo itu.

"eh, kak woojin? anu kak tadi ada anak kecil nangis, pas gue tanyain dia ngejawab pake bahasa jepang, nah gue kan gak bisa jepang, terus gue buka─"

"bacot, ayo cepetan pulang, bebeb gue nungguin" potong pemuda bernama woojin, kakak jeongwoo.
meninggalkan adiknya yang kini mengelus dada sabar.

"untung kakak sendiri" gumamnya dan mulai berjalan mengikuti woojin.

ジジジ

"kak lo beli camilan banyak banget sih? cuman mau kerkel doang, nyiapinnya kayak ada hari besar aja."

"bebcup gue tuh suka nyemil, lo nih udah dibilangin berkali-kali gak nyambung ah" ucap woojin masih fokus membawa motornya dan melihat jalanan di depannya.

"bebcap bebcup, gak mau tau gue minta upah" jeongwoo mulai melihat satu persatu merk snack yang dibeli woojin untuk dia pilih.

"lo mau minta apaan?" tanya woojin sambil menolehkan wajahnya untuk melihat adiknya sekilas.

"snack lah, yang kakak beli enak semua" jawab jeongwoo.

"jangan semua, mau gue cabut wifi kamar lo?" ancam woojin, namun hanya mendapat cengiran dari jeongwoo.

"yang ini deh kak, lays sama japota ya? eh, ada chitato! ini juga deh kak!" seru jeongwoo sambil mengeluarkan snack snack yang merknya barusan ia sebut itu.

woojin menolehkan wajahnya lagi ke arah jeongwoo, kali ini memasang wajah horror "itu semua mahal woy, 3 lagi lo minta!"

mendengarnya, jeongwoo mengerucutkan bibirnya kesal "kak, tadi gue udah nungguin lo sejam lebih ya buat cuman milih snack!"

"tapi ini semua pake duit gue anjir! 2 aja gak usah banyak-banyak, lebih berharga duit daripada nunggu!" ujar woojin.

setelah itu, tiba-tiba mata woojin tak senjaga menangkap sosok yang ia kenal, bahkan lebih. di pinggir jalan di salah satu tempat makan.

"ya nunggu lah! lo lupa kak kata pepatah?" seru jeongwoo.

"hyungseob?" gumam woojin pelan, dan langsung menghentikan motornya secara mendadak.

"kak! jangan berhenti di tengah jalan kak!" teriak jeongwoo yang terkejut sekaligus merasa kebingungan sambil memukul mukul pundak woojin.

woojin hanya terdiam, tak merespon perkataan jeongwoo, tiba-tiba rasanya seperti ada yang sakit di dadanya.

tin! tin!

"KAK WOOJIN!"

mendengar teriakan jeongwoo yang kencang, seketika membuat seseorang yang menjadi pandangan woojin menoleh ke mereka berdua.

"w-woojin?"

jeongwoo menolehkan wajahnya kebelakang, ternyata yang mengebel barusan adalah truk! mata jeongwoo langsung membulat penuh. apalagi jaraknya semakin mendekat "kak woojin! ayo jalan kak!" jeongwoo menepuk-nepuk bahu kakaknya lebih keras dari sebelumnya.

plak!

plak!

plak!

sedangkan woojin hanya tersenyum tipis kepada pemuda bernama hyungseob itu, setelah dia menyadari kehadirannya, dan tak lama kemudian─

ngeng!

woojin langsung melajukan motornya dengan megebut kencang, membuat jeongwoo hampir terlompat dari jog belakang. kenapa dengan woojin?

"k-kak k-kenapa sih kak?" tanya jeongwoo terbata bata dengan jantungnya yang berdetak kencang tak karuan.

badannya sudah bergidik ngeri membayangkan depan truk tadi menghantam punggungnya.

"snacknya buat lo semua deh woo" celetuk woojin berkata dengan lirih, jeongwoo langsung menatap kakaknya dengan bingung, apa tidak salah dengar?

"beneran kak? buat gue semua?" tanya jeongwoo.

sontak perasaan jeongwoo berubah menjadi senang dan tenang, tanpa menunggu jawaban woojin, dia langsung mendekap kantong plastik berisi snack-snack itu dengan gembira.

tapi, ada yang aneh.







.
i love all the shipper's treasure and produce 101 is the right collaboration '^'
JANGAN LUPA VOMMENT TEUMAN TEUMAN <3.

♞ϟ - huh? ˓★﹆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang