Senpai!

610 88 16
                                    

Kita akan selalu menjadi bagian dari masa lalu seseorang. Apakah kita akan selalu diingat, atau justru malah dilupakan? Dan Sakura tidak terlalu pandai dalam mengingat sesuatu, meskipun kenangan itu menjadikan takdir untuknya dan seseorang.

OoO

Hari ini adalah hari pertama Sakura menginjakkan kaki di sekolah baru. Ia tak menyangka pada akhirnya harus sekolah berbeda dari teman-teman Menengah Pertama. Mereka sudah lulus di sekolah favorit, dan Sakura harus menuruti perkataan Kaa-sannya untuk sekolah di sini. Di lingkungan baru, sendirian.

"Sakuraaaaaa!!!"

Seruan seseorang yang sangat dikenal selama beberapa tahun tak pernah didengar lagi memecahkan gendang telinga semua orang termasuk Sakura. Langkahnya terhenti, dan Sakura rasakan pundak kanannys di tepuk.

"I-ino? Ehh? Ino??!!" Pekiknya pelan.

"Kau sekolah di sini?" tanyanya dengan tatapan berbinar.

"Tidak kok, Ino. Aku ingin kerja di sini," jawab Sakura asal-asalan.

"Kau serius?" tanyanya lagi sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Sakura.

Sakura melirik kanan kiri. Lalu, mendorong tubuh Ino untuk menjauh. "Menurutmu saja kenapa aku di sini?"

Ino langsung tertawa mendengar jawaban Sakura yang sebenarnya bermaksud sarkas. Lalu, ia segera menarik tangan Sakura untuk mengikutinya. Sikap dan sifatnya dari dulu tak berubah. Sakura bersyukur bisa bersamanya lagi setelah sekian lama.

"Aku bersyukur kita bisa bersama lagi. Kau tahu, Sakura? Kantin di sekolah ini sangat nyaman. Katanya juga sangat enak makanannya," ucapnya sembari tersenyum lebar.

Sakura pun juga ikut tersenyum. Ino semakin cantik sejak terakhir kali bertemu dan cukup membuat beberapa lelaki mencuri pandang ke arahnya.

Kedua mata Sakura mengamati beberapa kelas yang dilalui. Seperti kelas pada umumnya dan tidak ada yang menarik perhatiannya. Sakura tak pernah bisa membayangkan apa yang akan terjadi nantinya. Bagaimana hidupnya nangi selama 3 tahun ke depan? Apakah sama biasanya dengan yang dulu atau ... sedikit indah?

"Kita sudah sampai," ujar Ino.

Iris hijau Sakura menatap sekeliling kantin. "Lumayan bagus kok."

Ino tersenyum lebar, lalu mengajak Sakura untuk duduk disalah satu kursi yang tak jauh dari pintu masuk kantin.

"Kau mau memesan apa, Sakura?" tanyanya lagi.

"Air mineral saja," jawab Sakura.

Sementara menunggu Ino pergi memesan  beberapa makanan. Kedua mata Sakura mengamati seisi kantin. Suasana yang tidak terlalu ramai dan cukup nyaman untuk sekadar makan camilan disini. Tak sengaja tatapannya tertuju ke salah seorang yang bisa ditebak adalah kakak kelas Sakura disekolah ini. Lelaki berambut kuning dengan memakai kacamata. Dia berada tepat berhadapan dengan Sakura, hanya dipisahkan 1 meja.

Lelaki itu sedang sibuk dengan laptopnya. Diam dan begitu tenang. Tidak seperti yang lain, dia sendirian seolah sedang menikmati dunianya. Terkadang ia tersenyum untuk beberapa detik. Senyum sehangat mentari pagi dan menenangkan seperti senja.

Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang