Warning! Self-harm! Suicide!
Jangan ditiru ya ngab! Kalau ada berita ntar tentang orang bundir sehabis baca ini cerita, ku hapus nih story. Kuhapus nih akun! 👀👄👀
.
.
..
.
.𖡼໋᳝֘ Self-harm 𖡼໋᳝֘
.
..
.Tangan kanan mencengkram erat pecahan kaca cermin. Matanya sayu menatap kedalam kamar mandi. Tubuhnya menyender ketepian kasur.
Tetesan darah keluar perlahan dari telapak tangan kanan. Tak ada rasa sakit yang dia hiraukan. Hanya frustasi akan penghianatan yang dia lakukan.
Bibirnya kering dan pecah-pecah mengeluarkan darah ketika digigit pelan. Tubuhnya berdiri menunduk lantai dengan pecahan kaca yang berserakan dilantai. Pantulan bayangannya terlihat menakutkan, menyedihkan dan mengerikan. Ponselnya dipenuhi panggilan dari sang atasan.
Otaknya tak lagi menghiraukan kemungkinan dia dipecat dari pekerjaan impiannya. Toh, semuanya sudah berakhir. Dia menghianati kakaknya, mencium bibir kekasih kakaknya sendiri. Meski tak menikmati, (y/n) tetap merasa bersalah.
Dia adik yang tak berguna.
Susah payah menjauh dan membangun dinding tinggi dari segala macam yang berhubungan dengan masa lalu, Yuta dengan mudahnya menghancurkan tembok pertahanan (y/n). Meruntuhkan kepercayaan diri dan egonya.
Liquid bening menetes dimatanya. Membentuk bulir kaca lembut yang memantulkan sinar temaram kamar. Kakinya melangkah memasuki bathtub yang perlahan diisi air.
Tubuhnya duduk dan merosot kedalam hingga batas bawah dagu. Beberapa siluet hitam kecil dengan sepasang manik merah disetiap siluet bersiul pelan. Memintanya keluar dari dinginnya air.
Tangan kiri (y/n) mengelus pelan puncak kepala makhluk berbulu mungil. "Jangan selamatkanku lagi, ya." ucapnya mencoba memberi pengertian.
"Aku lelah." lirihnya. "Aku ingin beristirahat."
Ngeongan pelan dan gigitan pada tangannya. Tarikan pelan dari jiwa tak mungkin bisa membawanya menjauh keluar dari air.
"Terimakasih sudah berteman denganku." katanya. "Terimakasih juga sudah melindungiku. Aku merasa bersalah karena gagal menyelamatkan kalian dulu. Kalian mati karena kelalaianku. Kalian mati karena kekesalan mereka padaku. Maafkan aku. Kita akan bersama. Segera." ucapnya melihat setiap siluet.
Tangannya mengangkat pecahan kaca. Menyayatnya ke nadi tangan kiri sedalam mungkin berkali-kali. Meninggalkan beberapa garis merah yang cukup dalam. Membiarkan darah mengucur deras mengubah warna air yang bening menjadi merah tua. Matanya menutup pelan dan membiarkan tubuhnya perlahan terbenam kedalam air. Aroma besi khas mulai memenuhi indera penciuman. Lidahnya bisa merasakan rasa asin dara yang ada diair.
Perlahan, kegelapan disambut dengan senang hati. Membiarkan air masuk kedalam setiap rongga kepalanya.
.
.
.Yuta mendobrak paksa pintu kamarnya. Tak ada jawaban dari teriakan dan panggilan. Yuta kembali mendorong dengan kuat. Desakan dan pekikan Rika semakin mengganas.
"YUUTTA!! ADIKKU MATI! CEPAT!"
Yuta memaksakan tubuhnya hingga engsel pintu terlepas. Menatap kesekitar kamar yang kosong dan berantakan. Pecahan kaca dimana-mana. Yuta melihat kesekeliling, mencari (y/n) yang tidak ada dimanapun dia melihat. Matanya tertuju pada pintu kamar mandi. Membukanya dan menyaksikan pemandangan mengerikan. Air bathtub yang berwarna merah dan tumpah perlahan. Tangannya mematikan keran dan menarik lengan yang menyembul dari dalam air.
Matanya memanas menatap (y/n) yang hampir tak bernafas. Tangan mengangkat tubuh dingin (y/n) dari dalam air. Membiarkan tetesan air merah jatuh kelantai. Yuta dengan cepat membawa (y/n) kedalam mobil, membawa (y/n) yang perlahan tak lagi bernafas.
"(Y/n)," lirihnya memegang tangan kanan (y/n). "Kumohon! Bertahanlah, aku janji akan melepaskanmu kalau kau berhasil bertahan hidup. Aku berjanji!"
Lirihan Yuta terdengar pilu. Matanya berkaca-kaca menatap jalan. Tangannya memutar kemudi kearah rumah sakit. Tangannya membuka pintu dengan cepat dan mengangkat tubuh dingin (y/n) masuk kedalam rumah sakit. Berteriak kesal memanggil perawat dan dokter penjaga UGD.
Seorang perawat menuntunnya meletakkan tubuh (y/n) keatas tempat tidur bangkar membiarkan para perawat dan dokter mengerjakan pekerjaannya dalam menyelamatkan nyawa (y/n).
Yuta terduduk, merosot panik dan menangis. Wajahnya tenggelam dalam lipatan tangan dan terisak perlahan. Rika yang ada disampingnya memeluk pelan tubuh Yuta yang terkena cipratan darah. Keduanya tenggelam dalam tangisan ketakutan dan kekhawatiran.
.
.
.Keduanya duduk menyender kepintu. Tak ada satupun keluarga Orimoto yang datang setelah Yuta mengabari keadaan (y/n). Mereka terlalu acuh pada anak bungsu mereka sendiri. Semakin membuat Yuta merasa bersalah dan juga kesal.
"Yuuta, adik pasti selamatkan?"
Yuta menggeleng, "aku tidak tahu." Yuta semakin menenggelamkan wajahnya. "Ini sudah lebih dari tiga jam dan dokter belum keluar."
"Yuuta, apa adik membenciku?"
Yuta menatap Rika yang tertunduk.
"Apa keinginanku membuatnya terbebani? Yuuta, apa aku salah memintamu menikahinya?"
Yuta mengulurkan tangannya. Mengelus pelan kepala Rika meski tahu dia tidak bisa menyentuhnya. Rika sudah lama mati, yang tersisa hanya jiwanya. Jiwanya dengan sebuah keinginan. Keinginan yang sampai sekarang tidak bisa Yuta wujudkan.
"Tidak, Rika. Kau tidak salah. Aku yang bersalah disini karena sudah lancang menciumnya."
Rika menyenderkan kepalanya, "tapikan kalian suami istri. Kenapa kau bersalah karena mencium istrimu sendiri?"
"Karena (y/n) masih belum menerimaku. Dia masih tidak mengakuiku."
Rika menatap Yuta sedih, "lalu kapan? Aku ingin melihatnya tersenyum seperti dulu lagi. Aku ingin dia memanggilku kakak sekali lagi, Yuuta."
"Sebentar lagi Rika. Dia pasti akan menyadarimu sebentar lagi." lirih Yuta. "Rika, bisakah kau mengunci jiwa (y/n) agar tetap ditubuhnya?"
Rika menggeleng, "aku tidak bisa mendekat. Kucing-kucing itu mendesis marah setiap kali aku mendekati (y/n). Mereka akan mencakar dan menggigitiku. Aku takut dengan jiwa kucing-kucing yang ada disekitar (y/n)."
Yuta menghela nafas lelah, "begitu ya? Kalau begitu kita hanya bisa menunggu sembari berharap."
Rika mengangguk menyetujui ucapan Yuta.
"Ya, kuharap dia tetap hidup dan tidak menyusulku dengan cepat "
.
.
.
.
.
.T
B
C.
.
.
San: jangan self-harm! Jangan tiru adegan diatas! Bahaya! Curhat aja kediri sendiri kalau nggak bisa curhat ke orang lain. Atau kalau kalian mau dm san ntar san kasih nomor wa biar kita bisa berbagi asupan jjk bersama, mumpung aku lumayan langganan absnya daddy" jjk >:''')
.
.
.Btw, kubu terbagi dua ya? Kubu mati ke isekai sama kubu balikan ke rahmat. Kasian Yuta nggak punya kubu 🤣
Mana nih? Kubu balikan ke rahmat? ->
Mana juga nih, kubu pengen ke isekai? ->
Kubunya terpecah lagi kayak wife projectnya Gojou 🤣🤣🤣
.
.
.See you next chapter 👀👄👀
5 Januari 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ ❝Wife❞ (Okkotsu Yuta X Reader)
Fiksi Penggemar•*¨*•.¸¸☆*・゚゚・*☆¸¸.•*¨*•.¸¸☆*・ ┊ ┊ ┊ ┊ ┊ ┊. ┊ ┊ ┊ ┊ . ┊ ✿ ┊ ┊ ┊ . ┊ . ┊ .┊. ┊ º ✶ º◇ ┊. ┊ ◇ ✦. ❀ º ✰. Rasanya jadi...