[dreißig]

17.4K 1.2K 31
                                    

"hyung pakaianmu sudah semua?"

Mark hanya mengangguk, laki-laki itu sedang fokus menatap iPad nya. Entah Haechan tidak mau tau suaminya itu mengerjakan apa. Meskipun Mark mengangguk Haechan tetap membuka koper hitam milik Mark memeriksa barang yang memang diperlukan. Dirasa memang sudah lengkap, laki-laki manis itu menutup kembali koper milik sang suami, meletakkannya di samping koper miliknya.

Setelah selesai Haechan berjalan kearah kamar mandi untuk mencuci muka lalu segera tidur, karena besok mereka akan berangkat pagi-pagi sekali. Setelah selesai Haechan melihat Mark tidak lagi sibuk dengan iPad nya, laki-laki itu sudah duduk sambil menatapnya.

"Tidak ada untuk malam ini Hyung... Ingat besok kita berangkat pagi-pagi sekali!" Dengan cepat Haechan merebahkan tubuhnya, menarik selimut hingga sebatas dada.

Mark yang melihat itu hanya dapat tersenyum pasrah, lalu ikut merebahkan dirinya menarik selimut dan memeluk pinggang ramping Haechan.

"Good Night Baby."

"Good Night too Simbaa."

Mark mengecup kening Haechan sedangkan Haechan mengecup dagu Mark singkat, ritual yang selalu mereka lakukan jika hendak tidur.

.

Sekarang sudah pagi hari sepasang pengantin baru ini sedang berada di bandara untuk berangkat honeymoon, di sana sudah ada Taeyong juga Jaehyun serta Jeno juga Jaemin.

"Mommy kami pergi dulu yaa."

Taeyong mengangguk lalu memeluk Haechan, menantunya itu dengan erat, "hati-hati ya sayang, pulang-pulang bawakan Mommy cucu."

Haechan yang mendengar itu tentu saja merona, apalagi ketika mendengar godaan dari adik ipar juga sahabatnya itu, Jaemin.

"Benar, bawakan aku keponakan yang menggemaskan ya Haechanie."

Melihat jika istrinya merasa sedikit tak nyaman dengan perbincangan itu Mark lantas membuka suara.

"Sudah, lihat istriku malu kan jadinya. Sebaiknya kalian juga cepat-cepat menikah agar anakku nanti ada temannya." Mark menaikan turunkan kedua alisnya bermaksud untuk menggoda sang adik juga Jaemin.

Jaemin sendiri sudah merona mendengar hal tersebut, apalagi ketika Jeno berbicara dengan blak-blakan akan segera menyusul jejak sang kakak untuk menikah muda.

"Son.. segeralah menuju pesawat sebentar lagi kalian akan take-off." Jaehyun memperingati anaknya juga menantu manisnya. Memeluk keduanya secara bergantian.

"Take care bear."

"Yes daddy, jangan buat Mommy kesal terus ya." Laki-laki manis itu terkikik dengan perkataannya sendiri. Haechan melambaikan tangannya kepada semuanya, senyuman manis selalu tersungging di bibir tebal milik Haechan.

Ughh Haechan pasti akan merindukan mereka semua nanti, 2 minggu bukanlah waktu yang singkat bagi Haechan untuk meninggalkan Korea.

Kini sepasang suami istri ini sudah berada di dalam pesawat, Mark mengecek keadaan istrinya yang terlihat sedikit tak nyaman.

"Kamu cemas?"

"Eung.. sedikit." Cicitnya ketika pesawat sudah hendak meninggalkan landasannya.

Dengan sigap Mark menarik tubuh Haechan, memeluknya agar sang istri tidak terlalu cemas. Mengucapkan kata-kata penenang untuk Haechan tak lupa memberikan usapan pada punggung sempit milik istri. Hingga Mark merasakan deru nafas Haechan yang teratur, Mark menunduk melihat wajah istrinya yang sudah terlelap dalam dekapannya.

.

Kurang lebih satu jam mereka berada di pesawat kini mereka telah tiba, Mark tersenyum ketika melihat dua orang laki-laki yang melambai kerahnya. Haechan yang melihat itu nampak bingung, menoleh pada Mark untuk meminta penjelasan.

[END] 𝓶𝓲𝓮𝓷𝓷𝓮 𝓢𝓸𝓷𝓷𝓮  [Matahariku] || MarkHyuck ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang