Warm

506 53 3
                                    

WARM

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WARM

.
.
.
.
.



Renjun mengusap kedua tangannya. Berharap dapat memberi sedikit rasa hangat pada tubuhnya. Saat ini sudah memasuki musim dingin di Seoul. Suhunya bisa mencapai minus sekian derajat. Yang tentunya bisa membuat siapapun menggigil kedinginan. Sama sepertinya. Ditambah lagi saat ini dirinya tidak mengenakan jaket atau sejenisnya untuk menghalau rasa dingin.

“Dingin banget ya, Njun, kamu sampe menggigil gitu.”

Renjun hanya menanggapi perkataan Taeil dengan senyumnya. Sungguh, Renjun benar-benar membeku rasanya. Heater yang ada di ruangan ini seperti tidak membantu apa-apa.

“Mending kamu ambil jaket dulu, Njun. Rehearsal kita masih lama kok. Masih nunggu unit yang lain,” Xiaojun ikut menambahkan. Rasanya tak tega melihat tubuh mungil adiknya itu bergetar menahan dingin.

“Nggak apa-apa, Ge, cuma sebentar kok.”

Bukan apa-apa, Renjun hanya malas kembali ke ruang tunggu yang memang disiapkan untuk mereka. Selain jaraknya yang cukup jauh, disana jauh lebih hangat. Renjun khawatir dirinya jadi tak ingin kembali ke venue.

“Kamu beneran nggak apa-apa, Njun? Hyung nggak mau kamu malah jadi sakit karena kedinginan.”

Renjun mengangguk. Menunjukkan senyumnya pada Taeil.

“Nggak apa-apa, Hyung. Cuma tingggal nunggu dua unit lagi kan. Tanggung juga kalo harus balik ke ruang tunggu lagi.”

Taeil dan Xiaojun hanya menghela nafas pasrah melihat kekeraskepalaan Renjun. Mereka kembali memperhatikan unit yang saat ini tengah melakukan rehearsal di atas panggung. Begitupun dengan Renjun, yang ikut memperhatikan unit yang sedang tampil.

Sepertinya mereka bertiga terlalu serius sampai tidak memperhatikan sekitar mereka. Tidak menyadari kehadiran seseorang yang langsung mengambil posisi di belakang Renjun. Tanpa berkata apa-apa sosok itu langsung menyampirkan sebuah jaket untuk menutupi tubuh Renjun.

“Eh?”

Renjun langsung menoleh saat merasakan sesuatu menyentuh pundaknya. Seruan pelan Renjun itu juga membuat Taeil dan Xiaojun menoleh.

“Lho, Chan, kapan dateng?”

“Baru aja, Hyung. Kalian serius banget sih, sampe nggak sadar aku ada disini.”

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang