Prolog

62 6 0
                                    

Dari kejauhan seorang remaja laki-laki sedang memperhatikan kekasihnya yang asik bercanda bersama teman-teman laki-laki nya. Sudah sering di peringatkan untuk tidak terlalu sering bermain dengan laki-laki apalagi saat malam hari, namun perempuan itu terlalu keras kepala.

Tapi semua nya harus sampai disini saja, dia terlalu lelah untuk bersabar selama ini. Bukan sebuah hubungan kalau hanya satu pihak yang berjuang, perhatian dan khawatir akan pasangannya. Karena dia pikir untuk apa berjuang untuk perempuan yang tidak ingin di perjuangkan.

"Vika" panggilan laki-laki itu membuat semua orang menoleh

Vishaka Hwang yang sering di sapa Vivi namun pacarnya lebih memilih memanggil Vika itu pun terkejut saat pacarnya datang ke tongkrongannya larut malam begini. Karena setau nya, pacarnya gak pernah tidur larut malam. Tapi sekarang tiba-tiba orangnya sudah berdiri di hadapannya.

"loh Chani kok kamu ada disini?"

Chani menatap manik pacarnya yang terlihat masih terkejut itu. "bisa kesana dulu? Aku mau ngomongin sesuatu sama kamu"

Perempuan kelahiran Bandung ini mengiyakan ajakan pacarnya. Langkahnya mengikuti kemana Chani pergi, sampai terhenti di tempat yang gak jauh dari sebelumnya.

"kamu mau ngomongin apa sama aku? Padahal kan masih bisa besok pas di sekolah" tanya Vishaka

Chani menggeleng, "besok aku sibuk, jadi mau ngomong sekarang aja"

Vishakan semakin penasaran apa yang akan pacaranya bicarakan sampai-sampai harus malam ini. Padahal biasanya walaupun Chani sibuk pun pasti dia selalu menyempatkan diri untuk bertemu dengan Vishaka.

"aku capek Vi sama hubungan kita yang gini-gini aja, cuma aku yang berjuang untuk pertahanin hubungan ini. Aku juga gak merasa di hargain sebagai pacar kamu. Apa gunanya aku jadi pacar kamu, kalau kamu lebih mentingin teman-teman kamu daripada aku"

"kita putus aja ya"

Deg.

Seakan detak jantung Vishaka terhenti, dia tidak mengira jika dirinya di pandangan Chani seburuk itu. Tapi ia juga sadar apa yang dikatakan Chani memang benar adanya.

"aku bisa perbaiki semuanya Chan, tolong kasih aku kesempatan sekali lagi"

"udah aku sering kasih kesempatan buat kamu, tapi sampai sekarang gak ada yang berubah dari hubungan kita. Cukup sampai sini aja ya?"

Vishaka menatap Chani lesu, "Chan aku mohon"

"maaf Vika, tapi aku gak bisa. Semoga kamu dapet cowo yang lebih baik dari aku, yang lebih cocok sama kamu. Makasih buat selama 8 bulan ini, aku pamit"

Akhir Chani lalu dia pergi begitu saja dari hadapan Vishaka yang menatapnya sedih. Air matanya mulai berjatuhan karena mengingat kenangan nya bersama Chani selama ini. Kenangan yang biasa saja tapi sangat spesial bagi mereka.

"heh lu di apain sama dia sampe nangis gitu?"

Vishaka menggeleng segera menghapus air matanya. Dia tidak ingin teman-temannya tau penderitaann yang kini dia rasakan. Penderitaan sebuah penyesalan sebuah kesalahan yang dia harap masih ia bisa perbaiki kembali

[I]::Oculus ReparoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang