11. Pacar?

300 33 15
                                    

Lebih baik aku terluka secara fisik dari pada batin, luka fisik mudah di sembuhkan sedangkan batin?

~oOo~
H A P P Y
R E A D I N G
~oOo~

Seorang gadis kini tengah duduk di Rooftop sambil menatap layar ponselnya yang kini gelap, hembusan nafas pasrah keluar dari bibirnya. Menatap langit biru yang sangat cerah hari ini, gadis itu masih terdiam di tempatnya, ponselnya kembali berbunyi.

Jawab atau tidak

Entalah gadis itu kini di landa kebinggungan, ada rasa senang saat ponselnya itu berbunyi, namun di sisi lain ada rasa benci terselip dalam hatinya, setelah berpikir cukup lama akhirnya ia memutuskan untuk mengangkat panggilan telepon tersebut.

"Hallo" ucapnya dengan nada dingin dan tidak bersahabat

"Nak bisa bicara sebentar?"

"Anda baru ingat dengan putri anda?" Tanyanya sinis

"jaga bicara kamu, saya ini orang tua kamu, dan kamu putri saya, jangan kurang ajar!"

"Atas dasar apa anda mengatakan putri anda? Orang tua saya sudah meninggal 8 tahun yang lalu." sahutnya dengan mata yang mulai berkaca-kaca, sekuat tenaga ia berusaha untuk tidak mengeluarkan cairan bening itu.

"Jaga ucapan kamu itu, ibu dan ayah mu masih hidup dengan kurang ajarnya kamu bicara seperti itu."

"Sadar dirilah anda, orang tua mana yang lebih mementingkan selingkuhan dan menelantarkan anaknya? Dan sekarang anda berkata seperti itu wah.... wah... wah hebat sekali anda."

"DARA!" Bentak sosok di seberang sana membuat Dara mengepalkan tangannya

"Tidak perlu menelpon saya jika ingin membentak." sahutnya

"Jangan kurang ajar kamu sama ibu mu, Ibu tidak pernah mendidik kamu seperti itu, sialan!" desisnya membuat Air mata Dara seketika lolos begitu saja. Selama 8 tahun menghilang dan kali ini wanita itu menghubungi nya hanya untuk membentak dan bahkan menceramahinya membuat Dara terkekeh miris.

"Sejak kapan anda mendidik saya? Sejak kapan? Baru hari ini, anda menghubungi saya setelah 8 tahun, hebat sekali. Dan anda dengan seenaknya berkata seperti itu, lebih baik anda urusin selingkuhan ah tidak suami sama anak anda yang baru." ucap Dara kemudian mematikan ponselnya sepihak, ia tidak ingin berbicara lebih lagi dengan wanita yang melahirkannya.

Tangisan Dara pun tidak dapat di bendung, bulir-bulir cairan bening itu terus saja menetes. Sebuah sapu tangan kini tengah di sodorkan padanya, Dara berbalik dan melihat siapa yang menyodorkannya.

Melihat sosok yang menyodorkan sapu tangan itu padanya, Dara seketika berhambur ke pelukan orang itu.

"Hiks...hiks...hiks gue lelah Kana, gue lelah. Gue sendiri Ibu gue ninggalin gue sama ayah saat usia gue 9 tahun, lalu Ayah gue lagi-lagi juga ninggalin gue. Gue sendiri." racau Dara dalam pelukan Kanara

Kanara hanya diam dan mencoba menenangkan gadis itu, ia tau seperti apa kondisi dari sahabatnya itu, luka batin yang di berikan kedua orangtuanya membuat Dara harus kuat meskipun sangat sulit.

Kanara yang awalnya mencari Dara yang tiba-tiba saja menghilang dan tidak kembali cukup lama, gadis itu mengatakan akan ke toilet namun tak kunjung kembali membuat mereka harus mencari gadis itu.

The Hurt Sweet Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang