19 - Kelahiran Azka

75.5K 3.4K 179
                                    

Julian duduk tanpa kesanggupan untuk menatap mata Alex. Pria yang sedikit lebih tua darinya itu tampak mengintimidasi. Awalnya Julian tidak takut sama sekali, sampai saat ini pun ia tidak takut. Hanya saja, setelah apa yang diceritakan oleh Alex, Julian merasa menjadi pria paling hina di muka bumi.

"Melahirkan dan merawat makhluk yang disebut bayi tidak mudah. Rena melakukannya dengan baik bahkan dengan kondisinya yang sedang tidak baik. Dia memiliki kekurangan, serta ketakutannya sendiri. Jadi, jika kamu memang berniat untuk mendapatkannya kembali, bersikaplah seperti manusia."

Setelah Alex pergi, Julian jadi paham mengapa Rena menyembunyikan Azka selama ini. Ia merasa tidak berhak, bahkan meskipun Allard Evander memaksanya untuk menggugat Rena, Julian tetap tidak berhak atas Azka. Anak itu bukan buah cinta mereka berdua, tetapi sebuah mimpi buruk yang ia tidak tahu terus mengganggu dan menghantui Rena.

Secangkir kopi yang dipesannya sebelum Alex datang telah dingin. Ia juga tidak berniat untuk meminumnya. Langkahnya gontai saat keluar dari kedai tersebut. Ia masuk dalam mobil dan meminta Arash untuk bergerak. Entah ke mana, Julian tidak peduli.

"Sekali lagi kau mengikuti perintah Allard, nyawamu yang akan kusingkirkan!" ucap Julian tegas. Ia tidak repot-repot mendengar jawaban Arash. Matanya terus menatap keluar jendela. Mengulang kembali apa yang dikatakan oleh Alex.

"Rasa takutnya dimulai saat ia pertama kali melihat Azka, kemiripan kalian berdua tidak akan ada yang bisa membantah. Saat Azka berusia empat bulan, Rena hampir membunuhnya. Semua itu karena rasa takutnya kalau kamu akan membawa pergi Azka. Baginya saat itu, lebih baik Azka mati daripada harus kamu ambil."

Julian tidak tahu. Ia akan terus di cap sebagai pria yang tidak tahu apa-apa. Pria bodoh yang termakan oleh ambisi balas dendam hingga menghancurkan hidup seorang perempuan yang dicintainya. Tawa hambar keluar dari bibir Julian. Matanya perih. Ia ingin menemui Rena. Ia benar-benar mendamba perempuan itu. Bagaimana mungkin setelah apa yang ia lakukan, Rena masih memiliki hati untuk memaafkannya.

Lalu setelah semua kembali membaik, Julian mengacaukannya lagi dengan tes DNA sialan.

"Arash, menepi dan keluar dari mobil!" sergah Julian tiba-tiba.

Ada amarah dan kekesalan yang tidak tahu harus ia lampiaskan pada siapa. Jika saja ia bisa mengurus bawahannya dengan benar. Jika saja Allard tidak ikut campur dan mengacaukan segalanya. Membuat keruh keadaan yang sejak awal tidak pernah jernih.

Julian ikut keluar dari mobil. Meskipun jalanan tampak ramai sore itu, tapi ia tidak terlalu peduli. Di tariknya kerah kemeja Arash kemudian menghantamkan tinjunya ke wajah pria itu. Hanya sekali tetapi Arash langsung jatuh tergeletak. Orang-orang yang tertarik mulai berkumpul.

"Peringatanku Arash, jangan pernah mengambil keputusan dan kesimpulan sendiri!!"

Setelah mengatakannya Julian masuk dalam mobil, mengambil alih kemudi. Ia tidak peduli bagaimana Arash, tujuannya sekarang sangat jelas. Ia harus bersujud, menempelkan kepalanya ke tanah, menciumi kaki Rena. Julian harus mengabdi pada Rena, menyembah wanita yang telah ia hancurkan hidupnya. Bukan untuk memohon maaf, tapi untuk menebus semua perbuatannya.

Rumah Rena tampak sepi saat Julian tiba dan keluar dari mobilnya. Hujan gerimis mulai turun. Langkahnya begitu pasti dan tidak tahu diri memasuki halaman rumah wanita itu tanpa permisi. Tapi saat ia hanya beberapa langkah lagi untuk sampai ke teras, perkataan Alex menghantamnya.

"Pergelangan tangan kirinya yang selalu tertutupi oleh jam tangan, lihatlah luka yang ada di sana. Itu bisa membantumu untuk sadar betapa keji perbuatanmu dulu dan apakah kamu cukup berani untuk memohon maaf atau sekedar hanya ingin menemuinya lagi."

****

Terima kasih telah membaca! Jangan lupa berikan vote dan tinggalkan komentar ya. Cuplikan dari cerita ini akan di upload setiap Kamis pukul 20.00.

Bagi yang ingin membaca versi lengkap bisa menuju ke Karyakarsa/Amubamini, pilih menu "Seri" dan pilih karya "A Gentle Touch". Kalian juga bisa mendapatkan diskon-diskon menarik jika hendak membeli satu paket bacaan. Keterangan dan lain-lain bisa kalian baca di menu "Paket" ya.

Sampai jumpa di chapter selanjutnya.

Salam sayang,
Amubamini.

A Gentle TouchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang