Dalam menulis, tema dibutuhkan karena merupakan ide dasar yang berada di balik sebuah artikel atau cerita dan memegang peran penting dalam menyatukan kata-kata menjadi satu kesatuan yang koheren.
Tema dianggap sebagai "otot" atau "kendaraan" cerita. Ada dua cara untuk mengungkapkan tema dan kalian bisa memilih salah satunya.
Tema dapat dinyatakan secara eksplisit, biasanya dilakukan dalam korespondensi bisnis, tulisan teknis, dan editorial. Tema juga dapat dinyatakan secara implisit, biasanya dilakukan dalam cerita pendek, novel, dan naskah film. Dalam hal ini, tema sering kali muncul sebagai moral cerita. Tema yang kuat dan didefinisikan dengan baik memungkinkan pembaca melihat makna cerita yang lebih dalam dan niat dibalik motivasi yang mendorong kamu menulis cerita itu. Meskipun struktur dan tujuan penulisan cerita fiksi dan nonfiksi berbeda, ada beberapa teknik umum untuk kedua jenis tulisan itu, seperti yang digambarkan di bawah ini.
🌙 Mempersiapkan diri untuk mengembangkan tema
1. Pahami perbedaan antara subjek dan tema. Subjek bersifat lebih umum dibandingkan tema.
Dalam non-fiksi, subjek adalah topik umum yang akan menarik minat. Sementara dalam fiksi, subjek adalah beberapa aspek dari kondisi manusia yang dieksplorasi dalam cerita.
2. Kenali apa tujuan menulis.
Tujuan dibalik tulisan akan memengaruhi bagaimana kita mengembangkan tema di dalam cerita.
3. Kenali pembaca.
Memahami siapa yang akan membaca tulisan kamu memungkinkan untuk menentukan tema apa yang sesuai untuk mereka. Selain itu, kamu juga dapat mengetahui cara terbaik untuk menyajikan tema-tema tersebut kepada pembaca. Kamu dapat menentukan tema apa yang sesuai untuk pembaca dengan melakukan penilaian yang realistis tentang seberapa besar informasi dan pengalaman yang mereka miliki.
4. Pertimbangkan panjang tulisan.
Karya yang lebih panjang, seperti novel atau memoar, memperbolehkan kamu memasukkan tema lain di bawah tema utama. Sebaliknya, tulisan yang lebih pendek, seperti cerita pendek atau editorial, biasanya hanya bisa mengakomodasi satu tema, meskipun tulisan pendek bisa memberikan referensi singkat untuk ide-ide yang mendukung.
🌙 Menentukan Tema.
1. Buatlah kerangka cerita.
Kebanyakan cerita dimulai dengan inti dari ide. Inti ini akan memberi petunjuk tentang tema cerita, atau tema mungkin seiring pengembangan cerita. Setelah kerangka cerita siap, kamu bisa memutuskan ke arah mana saja kamu akan melangkah dari sana. Langkah ini akan membawa kamu menuju tema potensial yang akan menjadi fokus. Buatlah kerangka cerita, seraya menuliskan semua karakter dan mengembangkan urutan peristiwa yang akan terjadi dalam cerita.
2. Keluarkan semua ide yang dapat menggambarkan tema.
Begitu menemukan tema untuk cerita, kamu dapat mulai memikirkan cara-cara untuk menggambarkan tema tersebut. Mulailah dengan latihan mengeluarkan apa saja yang muncul dalam pikiran kamu sebebas-bebasnya, tanpa memikirkan kelogisan atau keteraturan. Dalam latihan ini, berfokuslah pada tema, bisa dalam satu kata atau frasa (misalnya "keluarga" atau "lingkungan" atau "keserakahan korporasi"). Biarkan pikiran mengembara dan amati pemikiran, orang-orang, citra, dan sebagainya yang memasuki pikiran. Tuliskan pemikiran dan citra-citra ini.
Cobalah teknik "pemetaan pikiran". Dalam teknik ini, kamu memulai dengan ide setral, kemudian mulai memetakan berbagai kemungkinan bagaimana cerita dapat berkembang.3. Pelajari apa yang memotivasi karakter.
Karakter dalam cerita memiliki tujuan dan aspirasi. Motivasi akan mendorong karakter untuk bertindak dengan cara tertentu. Tindakan-tindakan ini sering kali mendorong perkembangan tema.
Contohnya, jika karakter cerita seseorang yang sangat bersemangat untuk menjadi vegan, kamu bisa memulai dengan memeriksa tema-tema apakah manusia memiliki hak mengambil kendali atas alam dunia.
Dalam berbagai karya nonfiksi, seperti surat untuk editor, Anda adalah "karakter" itu dan motivasi Andalah yang akan menentukan tema.4. Pikirkan tentang konflik cerita.
Karakter-karakter dalam cerita dihadapkan pada konflik yang menggerakkan plot. Konflik bisa berwujud peristiwa atau antagonis. Setelah mengetahui konflik sentral cerita, kamu bisa mulai mengungkap tema.
5. Lakukan riset untuk mendukung tema.
Riset sangat penting, baik untuk karya nonfiksi atau fiksi. Dalam karya nonfiksi, kamu pada dasarnya mencari fakta untuk mendukung tema dan poin-poin pendukung. Dalam karya fiksi, riset juga membantu mengembangkan karakter dan lingkungan tempat mereka berinteraksi serealistis mungkin.
6. Ketahui bahwa Anda dapat memiliki lebih dari satu tema.
Tidak ada aturan yang mengatakan kamu hanya boleh memiliki satu tema. Jadi, tidak jadi masalah jika kamu ingin memiliki tema dominan dengan subtema yang memperkuat dan memperdalam dimensi tematik yang kamu bangun.
🌙 Merajut tema ke dalam tulisan.
1. Pilihlah cara untuk menyajikan tema kepada pembaca.
Tema yang disajikan secara solid akan muncul melalui berbagai aspek berbeda dalam cerita. Mulailah memikirkan bagaimana tema dapat terlihat jelas oleh pembaca. Beberapa cara yang dapat dipertimbangkan di antaranya:
💈Melalui tindakan, pemikiran, dan ucapan karakter
Melalui penggunaan simbol untuk lingkungan💈Melalui ide-ide yang diulang
Melalui simbol atau kejadian penting yang menjadi sorotan💈Melalui nilai-nilai yang kontras satu sama lain
2. Gunakan narasi untuk menghadirkan fakta dan detail.
Narasi menjadi sarana untuk menyajikan fakta dan detail dengan cara yang teratur, dan biasanya kronologis untuk menceritakan apa yang terjadi dan kejadian itu menimpa siapa. Narasi paling banyak digunakan dalam artikel surat kabar dan biasanya dalam cerita yang dituturkan dari sudut pandang orang pertama.
3. Gunakan deskripsi untuk membangun citra di dalam pikiran pembaca.
Deskripsi adalah penggunaan kata-kata yang merangsang pancaindra sehingga dapat membangun citra di dalam pikiran pembaca tentang hal-hal yang dijelaskan. Deskripsi sebagai pengganti narasi bisa berdampak sangat kuat, terutama dalam karya fiksi. Alih-alih menulis bahwa karakter sedang marah, kamu bisa menggambarkan bahwa karakter memelototkan mata, hidungnya kembang kempis, dan wajahnya merah padam, dan untuk menggambarkan suara karakter, alih-alih menggunakan "berkata", mengapa tidak menggantinya dengan "menggelegar", "berteriak", atau "memekik "
4. Gunakan perbandingan dan kontras.
Perbandingan menujukkan kemiripan antara dua hal atau lebih. Kontras menunjukkan perbedaan di antara dua hal atau lebih. Perbandingan dan kontras dapat digunakan baik dalam karya fiksi atau nonfiksi.
5. Cobalah analogi.
Analogi adalah salah satu bentuk perbandingan dan kontras, dan digunakan untuk membandingkan sesuatu yang familier dengan sesuatu yang tidak familier untuk menjelaskan sesuatu yang tidak familier. Contoh analogi adalah membandingkan ukuran Bumi di dalam alam semesta sebagai butiran pasir.
6. Sertakan simbolisme dalam cerita.
Simbolisme menggunakan sesuatu untuk menggambarkan sesuatu yang lain, misalnya, badai yang berkumpul di sekitar rumah Roderick Usher dalam puisi karya Poe "The Fall of the House of Usher". Badai menggambarkan keresahan dalam diri Usher sendiri setelah pemakaman saudara perempuannya. Simbolisme lebih sering digunakan dalam karya fiksi dibanding nonfiksi dan menuntut pembaca untuk mengenal simbol-simbol yang kamu gunakan dan makna yang ingin disampaikan.
Cobalah tema berulang untuk memulai simbolisme dalam cerita. Anda bisa memiliki tema atau detail berulang pada diri seseorang yang menyanyikan "Ave Maria" dalam cerita.💈Sumber: wikihow.com
KAMU SEDANG MEMBACA
Serba-serbi Kepenulisan
Non-FictionIni adalah kumpulan materi dari grup kepenulisan Literasi Muda Nusantara. Di sini, tempat kami membagi ilmu, dan saling bertukar pikiran.