part 1 : accident

324 18 0
                                    

Shandy POV'

Aku terus mengusap puncak kepala Naya, adikku satu-satunya memberikan segala ketenangan dan kasih sayang untuknya. Setelah mendengar kabar kepergian mama aku tidak tahu lagi harus berbuat apa, satu persatu kebohongan papa terbongkar membuatku sulit mengendalikan amarah.

Aku benar-benar membenci pria itu, pria yang telah mengkhianati hati mama dan membuat mama sakit hingga akhirnya pergi untuk selamanya.

Tetapi saat melihat Naya yang menangis memanggil namaku membuatku sadar sekarang yang harus aku lakukan hanyalah menjaga Naya.

Saat itu aku masih berusia 13 tahun, kelas 1 SMP. Mungkin terlalu muda bagiku jika harus memahami permasalahan-permasalahan orang dewasa. Tapi itulah aku, di usiaku yang harusnya sibuk bermain dan belajar aku malah di sibukkan dengan sesuatu yang tak seharusnya menjadi kewajiban ku.

Pria itu duduk dengan gagahnya di kursi sofa menatapku dan Naya yang ada di pelukanku. Disampingnya ada seorang wanita yang sama sekali tak menatapku, duduk dengan angkuh seolah ialah yang paling benar.

Aku benci melihat ini, benci melihat mama yang harus di sakiti dan pergi tanpa kesan yang baik. Aku benci orang itu meskipun dia adalah orang tuaku sendiri.

"Naya tinggal sama papa" ujarnya, tatapannya dingin tapi aku melihat sedikit rasa bersalah di matanya.

Mendengar ujaran pria itu aku langsung menggeleng tegas, semakin mengeratkan pelukanku di bahu Naya, aku tidak akan mungkin membiarkan Naya tinggal dan di besarkan oleh orang sepertinya, apalagi melihat wanita yang sekarang berstatus sebagai istrinya yang mungkin tidak akan memperlakukan Naya dengan baik.

"nggak, Naya tinggal sama Shandy!" ucapku dengan lantang.

"Nay, kemasi barang-barang Nay, kita akan pergi" Aku kembali mengusap puncak kepala Naya yang saat itu berusia 6 tahun. Naya mengangguk dengan polosnya, ia berlari ke kamarnya mengemasi barang-barangnya.

"Shandy dengerin papa!Kalian masih kecil, mau aja apa kalian? jadi gelandangan hah!?nurut sama papa demi kebaikan kalian berdua!" ujar Papa tegas, intonasi suaranya meninggi, tersirat amarah di matanya.

"kebaikan aku dan Naya?! Shandy ga salah dengar kan? papa sendiri yang buat kami seperti ini, setelah ada dia papa ga pernah perhatiin kami. Shandy benci sama papa!" ucapku balas berteriak.

Aku tak bisa mengendalikan amarah. Pikiranku kembali memutar memori saat mama menangis hampir tiap malam karena pria itu.

beberapa bulan yang lalu, papa pulang kerumah setelah perjalanan bisnisnya keluar kota. Kami tentunya menyambut kedatangan papa dengan senang, sudah satu bulan kami tidak berjumpa dengannya.

Saat papa kembali menginjakan kaki di rumah, ternyata papa tidak sendiri beliau membawa seorang wanita dengan perut yang mulai membuncit.

Kami tentunya terkejut, terutama mama.

"siapa dia mas?" ucap mama dengan suara bergetar.

Aku menggenggam lengan kanan mama, memberikan ketenangan karena aku sendiri pun terkejut.

"ini istri aku, namanya Ratih mulai sekarang dia akan tinggal sama kita karena dia sedang mengandung anakku" jawab papa dengan tenang tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Mama yang mendengar itu langsung terduduk lemas, menatap tidak percaya kearah papa dan wanita di sampingnya.

"papa kenapa sih! kan istri papa itu mama bukan dia!" aku berteriak ke arah papa menunjuk wanita di sampingnya.

Nine | UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang