Vingt-Neuf - Saengil chukhae

2K 355 85
                                    

Happy reading, maaf typo

.
.
.
.









Kedua tangannya yang bersarung tangan plastik itu sibuk menghias kue yang berukuran sedang itu.

Sedangkan kekasihnya hanya memerhatikan dengan seksama.

"Selesai!" Seru Jennie mengangkat nampan berisi kue yang ia buat.

Roséanne tanpa sadar bertepuk tangan dengan antusias.

"Boleh aku coba?"

"Tidak." Jennie berbalik keluar dari dapur cafe jaehyun dan menghampiri Wendy yang sibuk menata beberapa makanan di meja.

"Bagaimana?"

Wendy menoleh dan membulatkan matanya takjub melihat kue buatan Kim Jennie.

"Kau membuatnya?"

"Tidak mungkin roséanne yang membuatnya."

Wendy tersenyum canggung dan menatap intens kue tersebut.

"Bisa aku mencobanya?"

Jennie menghela nafas kasar, Wendy dan Roséanne sama saja.

"Ku tegaskan, ini milik Kim jisoo Sunbae. Jika ada yang menyentuhnya, aku ingin kalian membuatnya sama persis dengan yang aku buat sebanyak sepuluh." Tegas Jennie membuat Wendy menelan Salivanya dengan susah payah.

"Tentu saja tidak, aku akan menjaga kue ini dengan baik."

Kring!

pintu cafe terbuka, menampakkan Lalisa dengan kardus berukuran sedang di kedua tangannya.

"Cah, ini perlengkapan lainnya. Gunakan saat acara akan di mulai." Lisa menaruh kardus itu di atas meja.

Sederhana saja, Lisa ingin membuat pesta ulang tahun jisoo sedikit lebih berkesan dan menarik.

Topi kerucut, terompet kecil dan berukuran sedang, tidak lupa dengan party popper untuk mengejutkan jisoo.

Ya yang satu ini semoga saja.

Jisoo bukan orang yang mudah terkejut, berbanding terbalik dengan jennie.

"Kau membeli lilinnya?"

"Denganku!!" Seru Suzy menyahut dari belakang.

Mendekati jennie dan memasang beberapa buah lilin di atas kue.

"Kuenya sangat cantik, aku harap dia suka. Terima kasih, jennieya"

Jennie hanya tersenyum sekilas dan menaruh kue buatannya di atas meja.

"Hanya menunggu kehadiran—"

"Jisoo datang!"

Mereka menoleh saat roséanne berteriak.

"M-mwo?"

"Aku bilang jisoo datang!" Seru roséanne kembali.

Ia dengan cepat mematikan lampu membuat seisi cafe menggelap.

Jennie menelan Salivanya susah payah karena gadis itu tak bisa tenang dalam kegelapan.

Namun tiba tiba saja, ia merasakan sebuah genggaman di tangannya.

"Aku disini."

Jennie bernafas lega, roséanne menggenggamnya.

"Pegang kuenya dengan benar,lisaya." Lisa mengangguk nurut dan menghembuskan nafas perlahan.

Je T'aime✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang