SELAMAT MEMBACA
***
Karena ulah satu orang semua yang terkena imbasnya. Begitulah ungkapan yang tepat untuk THE RIOTER'S BOY sekarang, hanya karena kejahilan satu orang yaitu Nanda yang mengganti alat makeup didalam tas Bu Rita dengan kecoa dan tikus, ketiga temannya yang tak bersalah itu juga ikut mendapatkan hukuman sepertinya. Agar tak ada yang meniru perbuatan tercela Nanda, kata Bu Rita. Seharusnya mereka dihukum kemarin, namun karena mereka berhasil kabur kemarin jadilah hukuman dilakukan hari ini.
Mereka berempat kini tengah berdiri dibawah tiang bendera yang berada dihalaman sekolah. Dengan berdiri tegap bersikap hormat pada bendera merah putih kebanggaan Indonesia. Cuaca siang hari ini sangatlah terik dan panas, bahkan keempat orang yang tengah dijemur itu badannya sudah basah dipenuhi keringat.
Dan pemandangan itu tidak luput dari perhatian para siswi SMA Rajawali. Mereka berteriak histeris melihat keringat yang mengalir pada badan keempat cowok itu, keempat cowok itu terlihat lebih keren dan tampan berkali-kali lipat dengan keringat yang terus mengucur deras pada pelipis mereka.
"Ya ampun Elang ganteng banget."
"Kak Garuda aku padamu."
"Aaaaa ganteng banget."
"Terimakasih ya Allah kau telah menciptakan makhluk setampan Elang dan Garuda."
"Nanda i love you."
"Satria aku mencintaimu."
"THE RIOTER'S BOY i love you full."
"Ganteng banget calon masa depan gue."
Dan masih banyak teriakan-teriakan histeris lainnya. Sementara keempat orang yang diteriaki dan sudah menjadi pusat perhatian satu sekolah sekarang, hanya diam karena mereka sudah terbiasa akan hal itu.
Dilain arah terlihat dua orang gadis yang tengah berjalan menaiki tangga, namun langkah mereka terhenti kala mendengar teriakan-teriakan histeris para cewek yang mengagumi ketampanan THE RIOTER'S BOY.
Kedua gadis itu menoleh ke arah halaman sekolah yang terdapat empat orang cowok yang tengah berdiri hormat bendera.
Dhita mengerutkan keningnya melihat ada Elang dan Garuda diantara empat cowok itu. "Itu bukannya Elang sama Garuda, tapi yang dia itu siapa?" tanya Dhita pada Rani.
"Satria sama Nanda," jawab Rani.
Dhita mengangguk paham. "Oh."
"Terus ngapain mereka berdiri dihalaman hormat bendera kaya gitu?"
Rani berdecak. "Udah biasa."
"Udah biasa apanya?"
Rani menghela nafas sabar. "Mereka udah biasa dihukum kaya gitu. Siapa suruh buat masalah, mentang-mentang anak orang berpengaruh di SMA Rajawali mereka bertingkah sesuka hati," ucap Rani menatap kesal pada keempat cowok itu.
Dhita mengernyitkan dahinya tak paham. "Maksud kamu?"
"Mereka itu THE RIOTER'S BOY. Siapa yang nggak kenal sama mereka? Cowok tukang bikin rusuh, mengacau pelajaran, membantah dan selalu memberontak perintah guru udah jadi makanan mereka sehari-hari. Walaupun apa yang mereka lakukan itu kurang aja, tapi guru-guru juga nggak berani ngelawan, kalau mereka melawan mereka langsung dipecat. Cuma satu guru yang berani sama mereka yaitu nu Rita," jelas Rani tentang kempot cowok itu membuat Dhita bergidik mendengarnya.
"Gue yakin sekarang pasti mereka lagi dihukum sama Bu Rita karena mereka buat ulah sama dia," tebak Rani.
"Kok kamu tahu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Elang
Teen FictionBertemu kembali dengan seseorang dimasa kecil yang masih selalu kita rindukan setiap hari? Apa yang akan kamu rasakan dan lakukan jika itu terjadi padamu? Gumilar Elang Prahardhika dan Anindhita Mikhayla Aurellia Syahreza akan menjawabnya.