"Mau dibuang sayang, tapi kalau dipakai terus juga nggak mungkin sih..",kata saya dalam hati ketika menemukan sebuah lubang yang cukup besar pada salah satu celana rumah kesayangan saya. Lubang pada celana saya terlalu besar bila ingin diperbaiki dengan langsung dijahit seperti biasa. Kemungkinan besar memerlukan kain lain untuk menambal lubang tersebut lalu dijahit. Namun, ada dorongan kuat dalam hati saya untuk segera membuang celana tersebut, bahkan sebelum saya membeli celana baru untuk menggantinya. Rasanya seperti Tuhan sedang melatih saya untuk tetap percaya pada-Nya. Percaya pada penyediaan-Nya. Namun, bagi saya bukan hal yang mudah untuk langsung membuangnya. Bukan masalah harganya, melainkan karena celana tersebut adalah salah satu celana kesayangan saya. Namun, pada akhirnya saya pun rela membuang celana tersebut.
Ketika saya sedang merapikan pakaian di dalam lemari baju saya, tiba-tiba saya mempertimbangkan untuk tidak membeli celana baru sebagai ganti celana yang kemarin. Di dalam lemari saya masih ada beberapa celana rumah yang masih bisa dipakai sehari-hari. Akhirnya saya mengurungkan niat untuk membeli celana yang baru. Keesokan harinya setelah celana saya robek, tiba-tiba adik saya bercerita bahwa celana rumahnya pun robek. "hah? kok bisa samaan ya?", kata saya dalam hati.
Beberapa hari kemudian, tiba-tiba mama saya memberikan beberapa celana rumah yang baru pada saya dan adik saya. Wah! pergantian yang dari Tuhan selalu jauh lebih baik. Merelakan satu celana yang sudah tak layak untuk dipakai lagi ternyata malah mendapatkan celana yang jauh lebih bagus, bahkan lebih dari satu. Ternyata mamah saya tidak hanya memberikan celana, tetapi juga beberapa baju dan sebuah handuk. Wah! rasanya kayak didandanin sama Tuhan.
Terima kasih Tuhan Yesus..
Terima kasih Mamah..
Tuhan Yesus mengasihimu :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Berjalan Bersama Tuhan
Spiritualsemua kisah yang tertulis bukanlah tentang saya, melainkan tentang seorang Pribadi yang setia berjalan bersama saya. Mengingatkan tentang kebaikan dan penyertaan-Nya dalam perjalanan hidup saya, hingga detik ini. selamat membaca.. Tuhan Yesus rindu...