Chapter 7 🍁 Ada apa?

20 9 5
                                    

"Jangan takut untuk berubah, biarkan apa kata orang yakinlah bahwa ada Allah yang selalu ada untuk kita."

-Didalam Do'aku

•••

Seperti biasa pagi yang begitu cerah dengan udara pagi yang membuat siapa saja merasa nyaman.

Sinar matahari yang hangat membuat hari ini lebih semangat. Tak terasa sudah hampir 1 Bulan Arin bersekolah di jenjang SMA.

"Kakak bangun kak udah pagi" teriakan menyapa di pagi hari. Ara berteriak di depan kamar sang kakak sebab tak biasanya kakaknya turun terlambat.

"Iya dek kakak udah bangun dari tadi" balasnya dari dalam.

"Kakak kok gak turun turun, aku udah nunggu tauk" Ara melipat tangannya di depan dada dengan wajah yang cemberut.

"Kenapa cemberut tambah jelek, gak imut lagi" Goda sang kakak.

"Aku kan udah lapar sekali kak" tukasnya.

"Kenapa enggak duluan aja kakak bisa nyusul" Ara tak membalasnya sebab ia sudah tak tahan ingin sarapan dan tidak ingin berdebat dengan sang kakak.

Sarapan sudah selesai dan Arin bergegas berangkat ke sekolah takut ia akan terlambat.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokaatuh, Arin berangkat dulu ya Oma" pamitnya seperti biasa.

Tak butuh waktu lama kini ia sudah datang di sekolah tepat waktu sebelum gerbang ditutup tak menunggu lama ia segera menuju kelasnya.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokaatuh, Selamat pagi anak anak sehat selalu mari kita berdoa sebelum memulai pelajaran hari ini"

"Waalaikumussalam warohmatullahi wabarokaatuh, Bismillahirrahmanirrahim.."

Waktu pelajaran telah berlalu kini para siswa waktunya istirahat.

"Rin tumben tadi terlambat" tanya Pika

"Aku gak terlambat cuman hampir" disertai tawa kecil.

"Enggak papa cuman ada kendala sedikit tadi" tambahnya.

"Fiya kenapa nih gak biasanya begini" Fiya hari ini sedikit biacara Taka seperti biasanya, sepertinya moodnya sedang tidak baik.

"Aku juga gak tau rin, dari tadi pagi tuh wajahnya kaya enggak ceria gitu" Pika juga terheran dengan sikap Fiya hari ini.

"Fiy kamu kenapa, gak kaya biasanya?" Tanya Arin.

"Enggak papa" jawabnya singkat.

"Kalo ada masalah cerita aja kan kita sahabat kamu" Tambah Pika.

"Iya, aku lagi ada masalah" ucapnya lesu tak bersemangat.

"Cerita aja kita siap dengerin kok, kita bahagia bareng jadi sedih juga harus bareng"

"Jadi..."

Kringg kringg..

Belum sempat bicara bel masuk telah berbunyi.

"Enggak papa entar kita lanjutin ya"

"Iya"

•••••

Siang ini sangat panas tak seperti biasany matahari seakan sangat dekat.

"Beli minum yok gue haus nih" ajak seseorang sembari menyandarkan tubuhnya di tembok berwarna putih yang tak lain adalah sekolah.

"Tapi Lo yang traktir, uang gue udah abis" balas Faqih dengan cengir kuda.

"Etdah, jangan gue uang gue pass bangeet biar boss kita aja yang traktir uangnya kan banyak" ucap Alvin dengan senyum yang mengarah pada sahabatnya, ya orang bersandar di tembok sekolah.

"Gak"

"Jangan cuek cuek lah al, entar kaga ada cewe yang mau gimana?" Mau lu" jail Alvin pada Alvian, ya mereka bertiga adalah Alvian,Faqih, dan Alvin mereka adalah sahabat dari dulu bahkan sebelum SMA.

"Bodoamat, di rumah gue aja enggak usah beli hemat." Ajak Alvian pada sahabatnya.

"Nah pinter nih, gak salah gue sahabat sama kalian" ya gini si Alvin kalo baik pasti di puji, kalo gak baik ya enggak bakal di puji.

"Berangkat" tambah Faqih.

Di lain tempat Fiya masih seperti tadi seperti tiada senyum hari ini.

"Fiy, entar kita kerumah mu kamu bisa cerita semuanya." Arin menenangkan Fiya yang dari tadi tiada senyum hanya muruh saja.

"Kita izin dulu ya Fiy" tambah Pika sembari mengelus elus Fiya.

"Makasih ya kalian mau dengerin cerita gue, kira kira kalian jam berapa kerumah?" Fiya mengucapkan kalimat dengan sedikit ukiran senyum di wajahnya membuat dua sahabatnya sedikit lega.

"Mungkin sekitar jam tiga Fit, entar kita kabarin kalo mau kerumah mu oke"

"Makasih ya" dari pagi hingga siang baru ini Fiya tersenyum kembali.

"Sama sama, udah ya jangan sedih lagi kita pulang aja biar cepet kerumahmu juga" tambah Pika.

"Eh bentar bentar kok kayaknya hp ku ketinggalan" Pika cemas.

"Beneran?, Coba cari betul betul." Risau Arin

"Iyah enggak ada di tas ku di saku juga gak ada" pika semakin cemas.

"Yaudah kita balik aja mungkin memang tertinggal di cantin" imbuh Fiya.

"Yuk"

Mereka kembali ke kantin mencarinya namun tak kunjung ketemu bahkan sudah bertanya pada Bu cantin namun beliau juga tak tau.

"Dimana hpku" ucapnya sedih.

"Kita cari lagi ya" Arin memenangkan pika dan tetap mencarinya sampai ketemu.

Namun alhasil tidak sama sekali mereka menemukan hp Pika dan waktu sudah sore.

"Eh kenapa gak kita telpon aja?" Ide Fiya.

"Nah iya kenapa baru kepikiran yah, ya Allah" Arin merutuki dirinnya.

"Tapi,,, batreku tadi habis dan mungkin udah mati." Imbuh Pika

"Udah sore nih gimana? Entar kita di cariin" Pika melihat jam di tangannya menunjukkan pukul 16.56 sore.

"Yaudah gpp, kita pulang aja udah sore" jawab pika sedih.

"Beneran? Kan kita lupa enggak jadi dengerin cerita Fiya." Karena Hp Pika hilang mereka lupa jika mereka ingin mendengar cerita Fiya hari ini.

"Iyah gpp, udah yuk pulang"

"Ini hp siapa?"

•••••

Alhamdulillah bisa update juga, maaf ya lagi banyak tugas juga jadi lama updatenya.

Kira kira hp Pika dimana ya ?
Apa masalah Fiya?

Makasih yang udah mampir, jangan lupa beri vote dan commetnya🤗

Jangan lupa baca Al-Qur'an 🌹

24 Januari

Didalam Do'akuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang