EMPAT

1.6K 281 9
                                    

"Taeyong, kalau aku bergabung dengan mafia, boleh?"

Taeyong menghentikan aktivitasnya dan menatap Jisoo. Jisoo tersenyum polos, raut wajahnya tidak memperlihatkan keseriusan. Ia hanya bertanya ala kadarnya dan itu membuat Taeyong pusing.

"Apa tadi?" tanya Taeyong.

"Iya, boleh tidak aku bergabung dengan mafiamu?" tanya Jisoo sambil mengedipkan matanya pelan. "Sepertinya menyenangkan menjadi salah satu mafia."

Taeyong memegang kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taeyong memegang kepalanya. Pertanyaan Jisoo sebenarnya sederhana, tapi kesan sederhana yang di berikan Jisoo tentu saja membuat Taeyong pusing mendadak.

"Taeyong, kenapa?" Jisoo terlihat panik. "Apa kepalamu mendadak sakit?"

"Ya, kepala saya mendadak sakit," ucap Taeyong. Ia menganggukkan kepalanya dan menatap Jisoo, "Jisoo, mafia itu bukan tempat bermain. Mafia itu pekerjaan kejam yang merebut kekuasaan, pembunuhan, ataupun bisnis kejam lainnya."

Jisoo menganggukkan kepalanya, "Aku tahu itu, Taeyong. Aku sudah membacanya."

"Membaca apa?" tanya Taeyong.

"Membaca pekerjaan para mafia. Pekerjaanmu," jawab Jisoo mantap.

Taeyong menggerutkan dahinya, "Membaca pekerjaan mafia? Dimana?"

"Perpustakaan," jawab Jisoo dengan semangat, "aku ke perpustakaan untuk mencari tahu pekerjaan apa saja yang di lakukan oleh para mafia. Lagipula, kalau aku bertanya kepadamu, kau tidak akan pernah memberitahuku, 'kan?!"

Lagi-lagi kepala Taeyong terasa sangat sakit dengan penjelasan dari Jisoo. Entah mengapa, ucapan yang di keluarkan Jisoo kali ini lebih memusingkan daripada pekerjaannya menjadi salah satu ketua mafia.

"Daripada aku penasaran, lebih baik aku mencari tahu, 'kan?" tanya Jisoo dengan senyuman lebarnya.

"Tapi, tidak dengan menjadi bagian mafia juga, Kim Jisoo," hela Taeyong pelan.

Jisoo menatap Taeyong, "Bukannya lebih bagus jika aku juga ikut bergabung?"

"TIDAK!" seru Taeyong sambil menggelengkan kepalanya. "Jisoo, saya tidak ingin kamu kenapa-napa."

"Jadi, kamu pikir aku mau kamu kenapa-napa?" tanya Jisoo sambil melipat kedua tangannya.

Taeyong menggaruk rambutnya dan menjawab pelan, "Bukan itu maksud saya."

"Baiklah, aku akan bergabung dengan mafia." Jisoo menganggukkan kepalanya dan membalikkan badan. "Aku akan menghubungi ketiga sahabatmu."

Ketika Jisoo pergi keluar dari ruangan Taeyong, Taeyong mengusap wajahnya dengan kasar dan menghela napas berat.

"Kim Jisoo, benar-benar gadis itu!" seru Taeyong sambil memegang dahinya.

Ketua mafia sepertinya bahkan tak berkutik sama sekali ketika berhadapan dengan gadis polos bernama Kim Jisoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketua mafia sepertinya bahkan tak berkutik sama sekali ketika berhadapan dengan gadis polos bernama Kim Jisoo.

MAFIA AND STEWARDESS ❝✔❞ ; TAESOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang