EPILOOG

708 108 20
                                    

TW / VIOLANCE & DEATH



























"Kamu gak mau bareng kita aja?"

"Enggak. Aku mau ke tempatnya dulu."

"Lagian dia pasti capek, Bang. Orang baru landing langsung lo ajakin ae."

Kak Johnny menghela napas. "Besok berangkat bareng sapa? Nanti dianter sapa?"

"Dianter Mas Sean. Besok juga sama Mas Sean dan Nala."

"Yasudah. Hati – hati ya? Aku berangkat dulu."

Aku tersenyum sambil mengantar kedua kakakku keluar. Mereka akan pergi ke Surabaya karena lusa adalah hari bahagianya Kak Johnny. Zea akhirnya berhasil menaklukan hati keras kakak pertamaku itu. Mereka mengadakan pemberkatan di Surabaya, resepsi di kota yang sama, dan Gala Dinner di Bali. Sepertinya pernikahan ini akan megah.

"Hati – hati di jalan." Ucapku.

Setelah mengantar mereka, aku kembali ke kamar yang disediakan oleh Kak Johnny di rumahnya. Barangku masih tersimpan dengan rapih. Mataku tertuju pada tumpukan koran terbitan lima tahun lalu.

Putra Pemilik Rumah Sakit Nasional Tewas Ditusuk Orang Asing Tak Jauh dari Rumah.

Pelaku mengaku jika aksinya merupakan bentuk balas dendam karena salah satu anggota keluarganya mendapat pelayanan tidak layak hingga meninggal di rumah sakit tersebut. Pelaku mencegat mobil korban saat hendak pergi ke suatu tempat dan langsung menusuk korban berkali – kali. Korban tewas dalam perjalanan menuju rumah sakit.

Seandainya waktu bisa diputar kembali, aku akan minta maaf duluan, setidaknya kami berpisah dalam keadaan baik. Namun sekarang yang tersisa hanyalah penyesalan, aku tidak akan bisa memaafkan diriku atas kejadian itu.

Ketika aku lulus, orang tua menyuruhku pergi ke Amerika untuk memulai hidup baru tapi tetap saja aku tidak bisa menjalani hidup sebaik dulu. Aku harus ke psikiater setiap bulan dan minum beberapa jenis obat. Lima tahun lalu aku benar – benar hancur. Orang tuaku pun menyerah dengan keadaan ini, tetapi tidak dengan kedua kakakku. Mereka terus membantuku bangkit bahkan saat aku sudah tinggal di Seattle, Kak Johnny rajin berkunjung tiga bulan sekali.

"Non, ada yang nyari." Lamunanku dibuyarkan oleh suara salah satu asisten rumah tangga Kak Johnny.

"Makasih ya, Bu."

Aku segera menemui orang yang mencariku, pasti Mas Sean. Pria itu juga berperan banyak dalam membantuku bangkit.

"Hi, Mas."

Mas Sean tersenyum. "Aduh kangen banget." Dia memelukku dengan begitu erat.

"Dih. Padahal baru ketemu tahun kemarin." Mas Sean sempat main ke Seattle. Katanya sih Nala kangen karena aku tidak pulang ke Indonesia sejak tiga tahun lalu.

"Masa saya gak boleh kangen?"

"Boleh, Mas. Sayang juga boleh hehe."

"Kamu jangan gitu."

"Ya maap."

Tempat yang akan kami kunjungi berada tidak jauh dari rumah Kak Johnny.

"Aku tunggu di sana ya?"

"Iya."

Mas Sean meninggalkanku sendiri. Tanganku sibuk membersihkan makam seseorang yang sangat berarti dalam hidupku ini. "Hi, Kak. Apa kabar?"

"Maaf ya aku baru kesini. Aku sekarang pindah ke Seattle, aku dapet kerja lebih bagus di sana dan jabatanku lumayan tinggi lho."

"Kakak lagi apa di atas sana? Enak kah di sana?"

✔Broers | Johnny Jaehyun (Not bxb)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang