PROLOG

3 1 0
                                    

                             RENAJA


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



     Mentari senjaku, pancarkan sinarmu menyejukan kalbu.
Entahlah, malam ini tak berkedip mamandang sinergimu dan kuharap kau selalu ada.
Ada jingga yang tampak merasa melukis siluet di antara waktu,kau ada diantaranya begitu indah.
Dalam heningku menatap senja
Di dalam hati terdalam ada ruang yang sedianya untukmu
Terlalu mandalam kusimpan sendiri
Tak sepatutnya kututup dalam-dalam
Bila nyatanya kau aka ada didalamnya, tiada cukup kata kuucap syukur
Cuaca di mataku dingin menatap kehilangan
Lengan sehanggat tenunan senja di pelupuk langit
Hangatnya rindu mulai mengadu-ngadu, secara taratur padu dikala senja yang kelabu.
Aku dan kamu kini jadi semu ketika terpisah oleh waktu…

     Disini aku berdiri...
Dibawah dinginya senja menghampiri
Merasakan goresan luka mengingat kembali rangkaian kata,mungkin aku telah bisa melupakanmu
Tapi tidak dengan rasa sakit yang kau beri untukku.
Semburat kemuning itu seperti memberi pesan pada hati yang masih bersandar di pohon gersang,
Jalanmu masih panjang, berbaliklah…
Aku akan kembali ke tempat dimana kau mengunggu…
Menuju masa dimana aku dan kamu yang tiada lagi berhubung kata “KITA”
Engkau menuju pulang lalu perlahan menghilang
Hingga yang tersisa hanyalah rasa rindu yang kemudian menikam di pekatnya malam












Anyeong yeorobun

Hello riders kembali lagi ke cerita ku
Seteleh sekian lama off😆

Jangan  lupa Vote dan Comment ya
Thanks

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RenajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang