𝐫𝐞𝐟𝐫𝐚𝐢𝐧 ; ditanya

165 25 3
                                    

"[name] melihatmu."

oikawa hanya mampu diam saja. ia bingung harus bereaksi apa terhadap kata-kata yang barusan dilontarkan oleh iwaizumi.

"ne, oikawa." suara hanamaki menginterupsi.

"kau yakin tidak melakukan apa yang dikatakan iwaizumi?"

oikawa terdiam sebentar, "mengajaknya bicara? kalian gila? aku yang mengajaknya putus."

"daripada kau mati karena gengsi, lebih baik kau berbicara dengannya."

"apa-apaan ucapanmu itu?"

oikawa tahu betul. saran yang diberikan oleh teman-temannya itu ada benarnya. dan merupakan tindakan yang tepat untuk saat ini. oikawa tahu, [name] menderita karenanya, tapi oikawa juga baru tahu [name] juga menderita karena putus darinya.

pria tampan ini tahu, setelah beberapa minggu hubungannya kandas. [name] sama sekali tidak terlihat seperti [name] yang oikawa kenal.

wajah cerah, senyum manis, dan juga begitu riang dan elok dipandang tidak ada lagi dalam diri [name]. hanya lesu, kantung mata yang bertambah dan tidak memiliki semangat hidup.

ia merasa bersalah karena itu.

dugaan dalam pikirannya yang berpikir bahwa [name] selingkuh sama sekali tidak terbukti. gadis itu tidak terlihat berkencan dengan siapapun.

ini bukan waktunya menyesal 'kan, tooru?

oikawa pergi dari sana sembari mengacak rambutnya dengan bruntal. ia bingung harus bagaimana menghadapi ini. jujur, pria maniak voli ini masih dan sangat mencintai gadis yang kini lusuh itu.

hari ini, tidak ada latihan voli. jadwal ekskul menyatakan bahwa hari ini libur. biasanya, ketika hari dimana ekskul libur ia akan mengajak [name] pergi jalan-jalan menikmati waktu mereka berdua yang terbilang sedikit.

tanpa [name] dan oikawa sendiri sadari. oikawa akhir-akhir ini sering memantau gadis itu. biasanya ketika pulang sekolah,  pria ini akan berada beberapa meter dari tempat gadisnya berdiri. memastikan [name] sampai dengan selamat.

alasannya klasik, ia mengkhawatirkannya.

dan pada hari ini oikawa memutuskan untuk mendekat ke [name] yang sedang duduk menunggu bus di halte depan sekolah. dia duduk manis di sana sembari terdiam. walaupun ia terlihat tidak bersemangat, tapi wajah manisnya tidak hilang sama sekali.

"oikawa?" gadisnya terkejut karena kehadirannya yang tiba-tiba duduk di sebelahnya.

"kamu tidak memanggilku seperti itu, [name]."

oikawa tersenyum menatap gadisnya, sedangkan [name] menunduk murung. ia sedang berusaha melupakan dan merelakan pria tampan ini.

sore ini, seminggu setelah berakhirnya hubungan mereka. oikawa tooru berhasil mengalahkan gengsi serta egonya untuk menyapa gadis yang selama seminggu ini sangat ia rindukan.

"ayo bicara. seminggu tidak bertukar kata denganmu, aku jadi gila."

right here, oikawa tooruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang