Ch. 8. Just Run in a Zig Zag

2.9K 213 27
                                    

Bob segera memundurkan mobil sehingga akhirnya keluar dari toko. Mereka segera pergi menjauhi tempat itu. "kenapa harus bandara di Dakota Selatan? kenapa tidak di sini saja?" keluh Bob. Ia terdengar kelelahan.

"Sia- sia saja kita ke sini jika pada akhirnya malah diserang dan pergi tanpa membawa apa- apa," kata Bim. "Tapi jika kalian tak ke sini, kalian tak akan menemukanku, kan?" kata Trilly sambil tersenyum. Bob memutar kedua bola matanya.

"Cam, kita harus mengobati luka itu," kata Wendy sambil mendekati Cam yang ada di jok depan.

"Aku tak apa- apa,kok. Santai saja, oke? Santai," kata Cam. 

"Kita semua tahu itu bohong. Akan kulihat apakah Jimmy memberi kita kotak P3K," kata Wendy, kemudian ia mengecek ke bagasi di belakang. 

"Ada!" serunya kemudian. "Tapi bagaimana cara mengobatinya?" Saat mengatakannya, suara Wendy mengecil. Trilly hanya tertawa. 

"Ah, dasar. Sini, aku saja. Sangat mudah, tahu. Kau serius, nih, Wendy?" kata Bim. Wendy terkekeh malu. Bim pun mengobati Cam di perjalanan. Meskipun agak sulit dilakukan karena mobilnya bergerak- gerak dan Cam duduk di jok depan. Cam hanya meringis sedikit selama diobati, padahal ada banyak luka di wajah dan lengannya.

"Nah, nah. Sudah." Kata Bim. 

"Oh, ya. Siapa itu Jimmy?" tanya Trilly. 

"Dia pria yang menolong aku, Bob, dan Bim ketika kami diserang sekelompok orang yang kita temui di Target tadi. Tunggu! Di mana kita waktu itu? Aku terlalu menikmati makanannya sehingga lupa untuk bertanya!" kata Wendy. Bim mengangguk. 

"Ruang bawah tanah rumah MW," jawab Bob. 

"Oh, begitu. Ah! Kembali ke pembicaraan sebelumnya..." Wendy pun menjelaskan pembicaraan mereka dengan Jimmy waktu itu.

"Bagaimana cara mereka membawa semua orang di kota ini? Apakah hanya di kota ini atau bagaimana?" tanya Trilly. 

"Soal bagaimana aku tak tahu. Tapi mungkin kau benar juga! Bagaimana dengan kota lain?" balas Wendy. 

"Jimmy tak mengatakan soal itu," kata Bob.

"Bagaimana dengan kita yang ada di sini? Apakah hanya ada kita yang tersisa?"

"Kau terlalu banyak bertanya Wendy. Aku kelelahan karena kejadian tadi dan aku ingin istirahat, oke?" kata Bim. 

"Kita bahas itu nanti saja, Wendy," kata Bob, "aku juga sama lelahnya,"

"Bagaimana bisa kau lelah jika kau hanya mengambil mobil di luar toko?" tanya Trilly sambil memutar kedua bola matanya. 

"Bukan lelah secara fisik, oke?" balas Bob. Semua yang ada di dalam mobil pun terdiam. Trilly menyender ke jendela mobil sambil menatap ke luar. "Maaf..." kata Bob. 

Cam menatap ke jalanan. "Aneh, ya? Melihat jalan yang kosong," kata Cam. 

"Jalan yang kosong. Aku suka itu," kata Wendy. 

"Maaf?" tanya Cam. 

"Maksudku, aku suka caramu menyebutnya sebagai jalan yang kosong?" jawab Wendy.

"Biasa saja ah, lagipula memang kosong, kok, jalannya." balas Bim. Wendy hanya memelas. Ia pun menatap Trilly yang ada di sampingnya. Ia sudah tertidur.

Cepat sekali, pikir Wendy. Kemudian Trilly bergerak dan menyender ke bahu Wendy. Jam di mobil menunjukkan pukul dua lewat tiga puluh menit. Wendy rasa mereka terbangun pukul satu sebelumnya.  

Mereka telah berkendara cukup lama, hingga semua yang ada di mobil tidur kecuali Wendy dan Bob. "Kau tidak mau tidur?" tanya Bob. Matahari mulai terbenam. 

Empty StreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang