Ketika kita di perhadapkan dengan suatu persoalan hidup yang tidak sesuai dengan keinginan kita, maka di situlah perasaan kita yang bahagia akan turun drastis dan menjadi drop.
Bukan hanya dalam masalah percintaan, kita akan galau. Seperti cinta ditolak, diabaikan, dan tidak dihargai oleh orang yang selama ini kita sayang dan kagumi.Dalam kondisi seperti ini, pernakah kita berpikir bahwa perasaan kita yang tidak baik ini, sejatinya berasal dari diri kita sendiri. Artinya, kenapa kita harus jatuh cinta kepada orang yang sama sekali tidak punya rasa kepada kita dan hanya menganggap kita sebagai teman? Atau kenapa kita harus selalu berlarut-larut dalam lingkaran kesedihan hidup.
Manusia dilahirkan bukan hanya untuk mengejar kebahagiaan, tetapi juga untuk manghadapi dan menyelesaiakn problematika kehidupan.
Selanjutnya, ketika suasana perasaan dan pikiran sedang berhadapan dengan problema tersebut, biasanya ada dua hal yang kita lakukan, yaitu frustasi dan marah kepada diri sendiri dan kepada orang lain. Tindakan itu, tidak akan menyelesaikan masalah yang ada, tetapi mala akan membuat suasana semakin rumit atau bahkan menambah masalah baru. Nah, untuk menghindari tindakan itu, carilah tempat dan suasana baru. Jangan berdiam diri karena keadaan akan semakin menguasaimu.Setiap manusia mempunyai masalah, serta cara menyelesaikannya yang berbeda. Tapi dalam prosesnya, ada hal yang sama, yang dialami, yaitu feeling blue atau galau.
Dalam keadaan galau, bisakah kita menemukan satu titik rasa senang? Bila ditanggapi dari sudut 'pandang' amarah, hal itu sangat tidak mungkin; Tetapi bila ditanggapi dari sudut pandang lain, mungkin kita akan menemukan 'titik' itu. Yah, Optimis! Setiap manusia memiliki rasa optimis untuk meraih dan melakukan sesuatu untuk 'hidup kita', walaupun masih dalam bentuk wacana.
Rasa optimis itulah yang akan membuat kita menemukan 'titik senang' itu dalam rasa galau.Berdamai dengan rasa galau sangat-lah susah, karena kita dipaksa untuk membagi mood kita; harus bisa merasa senang dalam keadaan badmood.
Gunakanlah instingmu sebagai manusia. Perasaan sakit itu manusiawi dan wajarlah jika kita merasakannya. Tetapi ingat, seimbangkanlah rasa itu, bahagia dan senang. Biasakan. Karena jika tidak seimbang, maka setiap masalah yang kita hadapi bisa membuat galau, karena rasa itu sudah dominan daripada rasa senang. Oleh karena itu, biasakan mengolah rasa dalam situasi dan kondisi apapun; dan yang terpenting, HADIRKAN-LAH TUHAN DALAM SETIAP GELISAMU. BERDAMAILAH DENGAN GALAU.Tentang penulis:
Murdiono. Lahir di Tanete pada tanggal 23 Februari 1998 atau 22 tahun silam. Selain menulis, mendaki gunung dan sepakbola adalah kesukaannya.
Sering menghabiskan waktu di rumah.
Terlihat sombong, tapi sebenarnya ramah - pisces.
Sering mencurahakn isi hati lewat twitan di twitter @murdionodaeng dan foto dengan caption tak kalah menarik di instagram murdiono_daeng
KAMU SEDANG MEMBACA
MENYATU DAN BERDAMAI DENGAN GALAU
HumorGalau, patah hati, insecure; aku bisa mengatasinya?