"Kenapa Feri menggunakan seragam militer?" tanya Devan ke dua wanita di belakangnya.
Bella yang mendengar pertanyaan Devan hanya bisa mengembuskan napas. Ia memegang kepalanya seakan dirinya frustasi memikirkan jawaban. "Militer itukan tentang kekuatan dan kebanggaan. Karena Feri membanggakan kekuatannya, ia akhirnya menggunakan seragam militer. Menurut Feri, itu sangatlah keren jika dilihat dari sisi kekuatannya."
"Ya, Feri sangat suka menyombongkan kekuatannya yang hebat. Terkadang sangat menyebalkan ketika dirinya melakukan itu," keluh Viani dengan suaranya yang lelah. Mungkin itu karena dirinya menyadari kalau ia adalah yang terlemah di antara mereka, jadinya Viani kesal karena Feri suka sombong.
Devan hanya bisa menanggukan kepalanya dengan ekspresi yang heran melihat kedua wanita di belakangnya frustasi. Ia juga terkadang kesal dengan tingkah sombong. Apapun yang Feri punya, ia selalu menyombongkan itu. Bahkan Devan pernah ingin sekali menghancurkan kesombongan Feri itu. Ya, ia sudah pernah melakukannya ketika bertarung dengan Feri.
Mau bagaimana pun, seragam militer itu terlihat sangat cocok untuk Feri. Tubuhnya yang atletis terlihat sangat cocok dengan seragam militer itu. Jika saja ia memegang senapan, pasti itu akan menambah kekerenannya. Ya, kekurangannya adalah Feri terlalu sombong. Kalau ia sedikit saja merendahkan dirinya, itu pastilah sangat sempurna.
Ketika Devan sedang berbicara dengan Bella dan Viani, Feri sedang berhadapan dengan Sekan dan Rikka. Mereka bertiga saling berhadapan tanpa adanya tanda-tanda akan bergerak. Sekan dan Rikka memperhatikan setiap gerak-gerik Feri dan Feri hanya berdiri dengan santai tanpa bersiaga. Membuat Sekan dan Rikka kesal karena Feri tidak menanggapi mereka dengan serius.
Perbandingan kekuatan mereka bagaikan langit dan bumi. Bagi Feri, Sekan dan Rikka hanyalah bayi yang bisa dikalahkan kapan saja. Sedangkan untuk Sekan dan Rikka, Feri merupakan musuh terakhir yang harus mereka hadapi. Mereka berdua sadar akan perbedaan kekuatan yang jauh itu, tapi mereka sudah memutuskan untuk melawan Feri. Jika mereka mundur, itu hanya akan menghancurkan kebanggan mereka.
Ketika mereka saling berhadapan, Sekan tiba-tiba mengeluarkan aura suci dari tubuhnya. Ia memfokuskan aura itu ke tangannya. Perlahan, aura itu memanjang dan membentuk suatu benda. Itu adalah pedang suci yang tercipta langsung dari aura suci pahlawan sejati. Kekuatannya melebihi pedang suci tingkat tinggi mana pun. Itu ringan dan kuat, sangat cocok untuk digunakan ketika bertempur.
"Oh? Kau sekarang mampu menciptakan benda melalui aura?" tanya Feri yang tertarik dengan Sekan yang bisa menciptakan benda.
Sekan hanya memberikan senyuman sombong ke Feri dan menggenggam pedangnya dengan sangat erat. "Tentu saja. Setelah bertarung denganmu dulu, aku mempelajari penciptaan benda melalui aura."
"Jadi begitu," gumam Feri mengalihkan pandangannya ke Rikka yang tanpa senjata.
Kemudian, Feri menciptakan sebuah pedang dari aura iblisnya. Itu adalah pedang yang sangat kuat hingga bisa menghancurkan sebuah planet seukuran venus. Pedang iblis berwarna merah kehitaman itu tercipta dari padatnya aura yang ditahan oleh Feri, itulah yang membuatnya menjadi sangat kuat.
"Bagaimana denganmu, Lara?" tanya Feri mengacungkan pedang iblisnya ke Rikka. "Tidak akan adil jika bertarung dengan lawan yang tanpa senjata. Bukankah begitu, ksatria suci?"
Rikka mendecakan bibirnya. Ia kemudian mengeluarkan aura suci yang terkonsentrasi. Kemudian ia menekankan aura itu menjadi sangat padat dan memfokuskannya ke tangan kanan. Setelah itu, aura yang dipadatkan itu memanjang dan mulai membentuk pedang. Itu sama seperti pedang yang dimiliki oleh Rikka. Itu juga karena pedang Rikka terbuat dari auranya sendiri, namun yang sebelumnya terlalu lemah karena auranya yang tidak terpadatkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bagaimana Mungkin Aku Adalah Raja Iblis?
FantasySeorang siswa SMA bernama Devan Steviano menjalani kehidupan sekolahnya yang monoton. Ia menyukai kehidupan klise yang ia jalani setiap harinya. Suasana damai adalah yang ia nikmati. Merasakan damai dengan setiap bagian dari tubuhnya. Namun, itu sem...