Vote!
.
.Jisoo melangkahkan kakinya dengan tergesa-gesa sehingga menimbulkan suara ketukan ulah sepatunya. Ia tidak mengira bahwasanya ia harus berada diperusahaan CH Group 30 menit sebelum pukul 8 pagi. Ia merasa direpotkan, bisa-bisanya ia baru diberitahu saat bangun tidur tadi. Waktu untuk mempersiapkan diri hanya 45 menit, benar-benar waktu yang sangat sedikit untuk Jisoo yang memerlukan waktu selama kurang lebih setengah jam dalam perjalanan menuju perusahaan ini.
Jelas perusahaan ini jauh dari tempat tinggalnya, dan arahnya berlawanan dengan perusahaan sebelumnya.
Saat Jisoo berhasil memasuki pintu utama ia menghela napas lega, ternyata masih tersisa waktu sekitar 3 menit lagi. Ini bukan Jisoo yang ceroboh karena telat bangun, tapi Boss barunya-lah yang menelepon sangat mendadak. Jisoo mengatur napasnya sambil sedikit membungkuk, berusaha menormalkan napasnya yang terengah-engah. Ia bahkan tidak sempat sarapan. Jika Jisoo menyuruh Suho untuk mengantarnya itu hal yang sangat merepotkan.
"Kau terlambat." Mendengar suara itu Jisoo terkejut, sedikit takut karena ia begitu kenal dengan suara ini. Membalikan badannya dan benar dugaannya. Jisoo membungkuk memberi hormat.
"Ini adalah hari pertamamu bekerja disini! Kau sudah ingin melanggar peraturan?" Jisoo diam, merasa malu lantaran dilihat karyawan yang berlalu-lalang sambil memperhatikannya dimarahi oleh Direktur.
Benar-benar memalukan.
"Saya minta maaf, tapi saya belum telat. Saya baru bangun saat Bapak menelepon, jadi saya buru-buru datang." Jisoo berusaha untuk membela diri, ia tidak sepenuhnya bersalah. Lagipula mengapa begitu pagi?
"Saya tidak peduli." Jawab datar Eunwoo, sepertinya Jisoo tidak usah banyak bicara karena percuma tidak akan pernah didengarkan oleh lawan bicara yang satu ini. Mau tidak mau Jisoo membungkuk lagi, ia tidak ingin masalah kecil ini diperpanjang. "Maaf, Pak!"
"Lisa-ssi!" Panggil Eunwoo saat melihat seorang wanita masuk dari pintu utama. Jisoo menebak-nebak pasti wanita itu akan bernasib dimarahi sama sepertinya karena baru datang. Wanita yang dipanggil itu menoleh dan menghampiri. "Selamat pagi, Pak!" Wanita itu memberi hormat dengan membungkukkan badannya.
"Antar dia keruangannya, buatkan juga kartu karyawan. Saya harus pergi." Pria itu pergi meninggalkan Jisoo, keluar dari gedung dan menghilang. Apa-apaan! Mengapa ia dimarahi sedangkan wanita bernama Lisa ini tidak?
"Hai! Namaku Lalisa." Jisoo menerima uluran tangan yang diberikan oleh wanita dihadapannya. "Jisoo, Kim Jisoo." Lisa tersenyum. "Aku tahu, mari aku antar."
.
.
Jisoo mengikuti Lisa yang menuntunnya menuju ruangan, sambil menjelaskan tentang pola kerja perusahaan ini, Jisoo menyimak dan mengangguk kala ia mengerti. Jisoo juga memperkenalkan diri pada karyawan lain, tapi semua menjawab sudah tahu Jisoo. Bahkan Jisoo kebingungan, Lisa menyadari hal itu menjelaskan bahwa Direktur yang memberitahu.
"Ini ruanganmu." Jisoo kagum saat Lisa membuka pintu untuk masuk, ruangannya jauh lebih indah daripada ruangannya beberapa hari yang lalu. Rapi dan dua kali lipat lebih luas. Mewah. Jisoo memasuki dan mulai melihat-lihat. Ruangan yang sering Jisoo inginkan, ini semua sempurna. Jisoo bisa merasa nyaman dalam satu waktu.
Jisoo merasa senang, senyumnya terus timbul. "Kau pasti suka, kan?" Tanya Lisa yang diangguki oleh Jisoo. "Semoga kau nyaman Jisoo-ssi, karena Pak Direktur sedikit sensitif." Jisoo yang baru saja ingin duduk dikursi mejanya tertahan, senyumnya perlahan menghilang. Mengapa ia lupakan Direktur itu, ia malah terkagum hanya dengan sebuah ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waste Of Time [Kim Jisoo]
FanfictionHidupnya bukan untuk kedamaian, meski tujuh tahun berlalu bukan hal mudah baginya untuk menghapus ingatan gelap dari pria diktator seperti iblis.