Prolog

3.5K 309 38
                                    

Malam Minggu itu, Ahimsa pergi ke rumah Claudia. Mengenakan kaus putih diluari jaket denim biru muda yang tampak senada dengan celana jinsnya. Rambutnya diberi gel sehingga tetap rapi meski dia memakai helm. Dari skala 1-10, Aruna menjamin penampilan abangnya malam itu bernilai 9.

Ahimsa sudah cukup percaya diri untuk menyatakan cintanya kepada Claudia, setelah selama beberapa hari itu dia terus-menerus memikirkan dan mempertimbangkannya. Berkali-kali Aruna berusaha membesarkan hatinya dengan mengungkapkan fakta-fakta hingga kode-kode rahasia yang tersirat dari gelagat Claudia. Menurut Aruna, peluang cinta Ahimsa diterima Claudia hampir 90%. Dan tentu saja malam itu Ahimsa tidak datang dengan tangan kosong. Dia membawa setangkai mawar merah muda yang melambangkan cinta.

Setelah menekan bel beberapa kali, pintu rumah Claudia terbuka.

"Him?" sapa Claudia, dengan ekspresi terkejut. Malam itu, Claudia tampak sangat cantik dengan riasan minimalisnya dan long dress berwarna putih. Seakan-akan dia sudah mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan Ahimsa. Membuat Ahimsa berpikir, jangan-jangan Aruna sudah memberi tahu Claudia secara diam-diam? Atau bisa jadi, ini adalah rencana Aruna dan Claudia.

"Hai, Di." Jantung Ahimsa deg-degan bukan main. Tangannya sudah berkeringat dingin saat menyerahkan setangkai mawar merah muda itu kepada Claudia. "Buat kamu."

"Wow, thanks." Claudia menerimanya sambil tersenyum. "Dalam rangka apa, nih?"

"Dalam rangka... gue... gue... mau bilang sesuatu...."

"Oh ya? Mau bilang apa?" Claudia menunggu dengan wajah penasaran yang masih dihiasi senyuman.

"Gue... gue ngerasa bahagia setiap kali ada di dekat lo, atau bahkan setiap kali mikirin lo. Gue nggak tahu sejak kapan perasaan ini tumbuh. Yang jelas, semakin hari, gue semakin menyadarinya dan nggak bisa mengingkarinya. Dan malam ini, gue mau bilang kalau gue... gue suka sama lo, Claudia Amanda."

Ekspresi Claudia mendadak berubah. Senyum di wajahnya perlahan memudar menjadi ringisan canggung.

Oh, no! Ahimsa merasakan firasat buruk.

"Him...," ujar Claudia setelah mengembuskan napas panjang. "Makasih untuk semua perhatian dan perasaan lo ke gue selama ini. Gue juga ngerasa bahagia setiap kali berada di dekat lo. Tapi... sori, gue nggak bermaksud bikin lo kecewa. Gue harap lo ngerti kalau kita... lebih baik temenan aja."

Ahimsa terdiam. Merasakan betapa sakitnya ujung pedang dari kata-kata itu menancap tepat di jantungnya. Seakan menghentikan laju darah dan oksigen ke seluruh tubuhnya. "Kenapa, Di? Apa alasannya?"

Claudia menatap Ahimsa, lalu mengembalikan setangkai mawar merah muda itu kepadanya. "Suatu saat nanti, lo bakalan ngerti."

"Nggak, Di. Gue mau jawabannya sekarang."

"Sori, Him." Claudia lantas berpaling dan meninggalkan Ahimsa berdiri di depan pintu dengan luka dan rasa kecewanya.

Rasa sakit mencekik Ahimsa. Dan jantungnya seakan diremas tangan tak kasatmata saat dia melihat siluet sesosok pria di dalam sana. Rupanya, penampilan cantik Claudia malam itu bukan dipersembahkan untuk Ahimsa, melainkan untuk pria itu. Dan bukan mustahil kalau pria itu merupakan alasan Claudia menolak Ahimsa.

Claudia berjalan mendekati pria itu. Lalu, mereka berdua memasuki ruangan lain, sebelum Ahimsa sempat melihat wajah pria tersebut.



- - - - - - - - - - - - -

Author's Note:

Apa kabar semuanya? Semoga kalian baik-baik dan sehat-sehat selalu, ya.


Aku balik lagi ke Wattpad membawa cerita baru. Judulnya Ahimsa. Bercerita tentang Ahimsa Wiraguna, mahasiswa DKV yang hobi nonton film dan bercita-cita menjadi sutradara, yang jatuh cinta pada Claudia Amanda, seorang aktris kurang terkenal tapi sangat bertalenta. Ahimsa berusaha membantu Claudia melewati hari-harinya yang sulit setelah sebuah musibah melandanya, plus Pandemi Covid 19 yang memperburuk segalanya.


Kisah cinta mereka yang manis-asem-pahit akan ku-update setiap hari Sabtu. Jadi, tungguin selalu, ya. Mohon bantuan dan dukungan kalian supaya aku bisa rajin update tepat waktu dan bisa menyelesaikan naskah cerita ini sebaik-baiknya. Sebagai permulaan, aku langsung kasih 2 bab.


Terima kasih atas perhatiannya, dan selamat membaca.


Salam,

Dadan Erlangga

Broken BadlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang