1. Oleta dan Abigessa

20 9 28
                                    





"Dasar cowok aneh, gila, bikin gue emosi aja bangsat" gerutu seorang gadis berpakaian ketat dengan rambut gelombangnya. Kini gadis itu berjalan dengan muka yang belepotan terkena terigu dari pacarnya. Yap, tadi teman cowoknya sedang ulang tahun, dan pacarnya itu malah menabokinya dengan sebungkus terigu bau cungur. Kan sebel. Mana kini pacarnya itu masih diwarung tempat tadi ngerayain ulang tahun, dia jadi sendiri balik kesekolah dengan tubuh kotor penuh terigu nya.

"Oiii Ol Ol"

Gadis itu menoleh. Lalu memutar bola matanya malas ketika seluet tubuh sahabat gila nya tengah berjalan menuju dirinya.

"Oleta Bi, Bukan Ol. Panggil nama gue itu yang lengkap napa. Ntar orang nyangka nya nama gue Olaf" kesalnya sambil menyilangkan kedua tangannya didepan dada. Sungguh hari yang sial baginya.

"Iya maaf Leta. Tadi Abi abis dari taman, terus... Em"

Melihat gelagat temannya yang mencurigakan membuat gadis itu terheran-heran. Pasti ada telur dibalik nasi goreng ini.

"Apa?" Tanya nya heran. Lalu sahabatnya mengeluarkan boneka koala dari belakang tubuhnya dengan senyumannya yang makin mengembang.

"Abi dapet ini dari Niko" adunya sumringah sambil sedikit loncat loncat. Membuat yang didepannya memutar bola mata kembali.

"Gue kira apa? Awas aja Lo nangis. Udah gue peringatin kalo si Niko itu playboy cap kuda lumping, masih aja tetep dideketin. Lo nangis jangan misuh misuh ke gue ya, awas aja."

Lalu gadis itu berbalik dan kembali berjalan menuju ke tempat yang dari awal ingin ia datangi. Yaitu toilet sekolah. Tentunya untuk membersihkan terigu terigu itu dari tubuhnya, bukan untuk berselfie ria memamerkan ponsel miliknya. Big no, itu bukan dirinya.

"Mau kemana Ol?"

"Kerumah om Darma" jawabalnya ngasal.

"Siapa Om Darma?"

"Daddy Sugar gue. Mo apa lu?" Gadis itu melirik temannya dengan gaya angkuh. Membuat orang disisinya langsung berdiri menghadang jalan cewek disisinya.

"Oleta Artamafia Resha, apa Leta kekurangan duit dari nyokap Leta sampe tega ngejual diri Leta ke om om bau curut?" Teriaknya kaget. Yang mana itu langsung membuat Oleta malu bercampur kesal. Pasalnya murid murid yang sedang berlalu lalang langsung menatap kearahnya dengan tatapan berbeda-beda. Ia paling tak suka menjadi pusat perhatian. Kenapa juga sahabatnya yang satu ini begitu polos dan juga... Bodoh.

"Diem nggak?! Gue tonjok baru tau rasa lu Bi" geramnya sambil menarik tangan sahabatnya menuju toilet didepannya. Lalu masuk sambil mengunci pintu dari dalam.

"Jawab dulu pertanyaan Abi Ol. Leta bener bener jual diri Leta? Kalo bener awas aja, Abi nggak mau temenan ama Leta lagi" gadis didepan Oleta menyilangkan dadanya sambil berpaling kearah kanan. Pura pura ngambek dengan mimik wajah tertekuk kesal. Oleta sebenarnya ingin sekali menonjok wajah so imut itu, tapi ia masih sayang dengan sahabatnya yang satu ini.

"Gue becanda Abigessa putri Altasya" ucap Oleta sambil tersenyum manis. Sedetik kemudian mimik wajahnya kembali datar. Lalu dengan teganya mendorong sahabatnya kepinggir dengan cukup keras. Membuat Abigessa menjerit tertahan.

"Huaaaa Abi sayang Leta" Abi langsung memeluk tubuh Oleta dari samping. Lalu mengecup pipi sahabatnya membuat Oleta menjadi ngeri sendiri.

"Hiiihhh... Jauh jauh sana. Gue masih normal Bi. Cari aja cewek lain" gidik Oleta ngeri.

"Ihhh Abi bukan lesbi Leta" kesalnya sambil menghentakkan kakinya kesal.

"Hm" dinginnya sambil cuci muka. Malas meladeni Abi karena itu tidak akan ada habisnya.

****

AletaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang