BBOP #3 - REVISI

28 5 7
                                    

Langit membuka pintu ruangan osis kasar, ia menemukan Revan dan Tio sedang menempel beberapa kertas di papan tulis.

"Maksud lo apa Pan?" tanya Langit sangar.

"Wihh santai Ngit, santai kalem bro."

"Gak ada kalem kaleman, maksud lo apa?"

"Maksud gue apa? Ya menurut lo apaan?" tanya balik Revan.

Revan Laviro Neolan, salah satu teman dekat Langit, cowok kalem yang diidam idamkan kaum hawa, sikapnya yang cool dan wajah tampan memberi kesan plus pada dirinya apalagi nilainya yang cukup tinggi dikelas.

"Ck, jadi ini kan alasan lo nyuruh gue jadi ketos biar lo puas ganggu hidup gue gitu?!"

"Cut!"

"Gimana gimana acting gue? udah kek actor terkenal kan?" tanya Langit pede.

"Udah kek artis papan bawah." sahut Revan menatap datar Langit.

"Nyinyinyi.." ejek Langit, ia menghela nafas menatap selembar kertas yang mereka tempel.

"Apaan tuh." kepo Langit lalu mendekati kertas itu, dibacanya kata demi kata lalu mengangguk paham.

"Itu susunan anggota osis tahun ini, kita tinggal cari seketatis cadangan sama pengurus lagi satu." jelas Tio, kembali melanjutkan aktivitasnya.

Tio, teman sekalas Langit, yang kini menjadi bendahara osis, Langit cukup dekat dengan Tio, tapi tidak terlalu akrab.

"Terus itu yang lo tempel?"

"Owh ini bahan rapat hari ini."

Langit mengangguk paham, "Eh anjip gue lupa," Langit menatap sengit Revan.

"Lo ngapain si nugasin peserta MOS buat minta tanda tangan gue?"

"Yah gimana ya, dari pada lo gabut kan lumayan lah buat bikin lo gerak dikit." Revan tersenyum lebar.

"Sialan lo ya, demen banget liat gue sengsara." Langit menjitak kepala Revan kuat.

"Aduh anjip sakit gobloq." sarkah Revan, mengelus jidatnya yang merah.

"Awas aja ya lo bikin ulah ke gue lagi." peringat Langit, tentu tidak membuat Revan takut.

"Mau kemana lo?" tanya Revan, ketika melihat Langit berbalik hendak keluar ruangan.

"Ketemen gue lah, ngapain juga gue disini."

"Cih, bantuin kita kek. Lo kan ketos, baik baik napa sama anggota."

"Idih, gue gak mau ya jadi ketos ini juga karna lo pada yang nyuruh."

"Heh! Inget pulang sekolah langsung ke sini! kita ada rapat!" teriak Revan, ketika Langit sudah berbelok dari tembok dan tak terlihat.

"OGAH!"

***

"Langit! sini anjip lo salah kelas!" teriak Rangga ketika melihat Langit malah berbelok kekelas tetangga mereka.

"Lah ngapain si dia?" tanya Alex.

"Gatau."

Mereka berdua bersandar di dinding kelas baru mereka, menantikan kehadiran Langit si baby boy om prindapan.

Beberapa menit kemudian Langit keluar, ia menengok kanan kiri memastikan bahwa dirinya akan aman jika berjalan ke arah teman tamannya.

"Habis dari mana, Ngit?" tanya Alex.

"Hah? sembunyi gue tadi, lo gak liat apa fans gue bertebaran."

Rangga dan Alex sontak berlagak muntah, "Najis." sahut mereka kompak.

Friend To Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang