papasan kecil tak terduga

0 0 0
                                    

"Cepetan woiiii gua udah di depan gang rumah!" Charryn membelalak mendengar teriakan dari sebrang handphone-nya. Ya jelas lah, dia ngangkat telepon itu tanpa tau siapa yang menghubunginya lantaran dia lagi sibuk nonton drama Korea yang baru dia temukan tengah malam kemarin; Mr. Sunshine judulnya.

Tanpa nanti-nati, dia langsung ambil tas, ganti sneaker slip-on dan langsung ambil pouch kepentingannya dan lari keluar gang.

"Busetttt, gak pake toah aja lu telepon gua?" teriaknya balik pada Shelvy. Setelah sampai di dalam mobilnya, tak lupa dia mengirimkan pesan Whatsapp ke mamanya kalau dia akan keluar sama Shelvy hari ini. Gak pake lama Shelvy juga langsung tancap gas ke mall terbesar di kotanya dengan persiapan finansial yang dia butuhkan untuk menghapus kegusaran hati dan airmata kasat matanya. Tapi tentunya, sebelum itu mereka harus singgah dulu ke warung pinggir jalan favorit untuk makan nasi campur. Karena kebiasaan mereka untuk eksplor kuliner pinggiran, sekarang jarang sekali ada restoran atau cafe yang kualitasnya bisa ngalahin cita rasa warung atau angkringan pinggir jalan bagi mereka. Meski sering ke cafe, biasanya itu cuma untuk nongkrong dan curhat doang, kalau makan berat sih tetap enaknya pinggiran!

***

"Gimana menurut lo?" Shelvy menenteng dua buah tas, satunya berwarna nude dan satunya lagi dusty plum gitu. Kata mbaknya sih ini edisi terbatas dengan harga yang naujibillah. Tapi buat Shelvy semua barang-barang branded ini gak ada harganya. Wajar saja, keluarganya kaya tujuh turunan.

"Yang plum menarik sih, soalnya jarang ada warna begitu yang wearable kayak gini," jawaban santai keluar dari mulut Charryn. Dia sih udah terbiasa nemenin si Shelvy belanja jadi udah tau-tau aja gayanya gimana. Setiap ditanya dia jawab seadanya saja.

"Nih, nih, ambil coba tentengin jalan keliling toko biar gua makin yakin ini kalo di pake bagus apa engga!" paksa Shelvy. Charryn sih nurut aja karna dia juga gak ada kerjaan di toko itu. Semuanya terlalu mahal untuk dibelinya. Mendingan dia nabung sih buat keperluan lainnya, contohnya biaya kuliah. Secara mamanya itu single parents dan dia juga masih sekolah, jadi dia cukup tau diri saja.

Setelah pilihan Shelvy akhirnya jatuh ke tas dusty plum itu, mereka pun melanjutkan ke proses pembayaran yang di lakukan Shelvy dengan kartu kredit berwarna gold. Meski Shelvy sudah menghabiskan puluhan juta, mereka tetap lanjut mengunjungi beberapa toko lagi sebelum akhirnya tangan kiri dan kanan Shelvy penuh dengan paper bag berisi belanjaannya.

"Eh gila, banyak banget belanja. Emang anak sultan dah lo," canda Charryn santai. Sambil berjalan menentukan toko apa lagi yang akan mereka masuki, Charryn mengajak untuk singgah di tempat ngopi favoritnya sambil istirahat. Jarang-jarang dia ke mall gede begini, karena jaraknya aja udah super duper jauh dari rumahnya. Apalagi dia anaknya mageran, jadi ya gak ada salahnya singgah saat dia kebetulan datang kesini, bukan?

Mereka berdua seperti biasa memutuskan untuk duduk di sudut yang lumayan terpencing dekat jendela. Selain pemandangan yang menjadi bonus, mereka juga bisa merasakan nikmatnya kehangatan matahari setelah keliling mall selama berjam-jam.

"Lo mau kue yang mana? Gua pesen ni kedepan," Charryn bertanya.
"Yang lemon rose deh, biasa. Tapi gua gak mau bagi-bagi. Udah pesan dua aja buat masing-masing!"

Sambil tertawa kecil Charryn jalan keluar untuk lihat-lihat ada kue apa saja di display counter mereka. Tiba-tiba aja Charryn mendengar suara familiar saat menimbang-nimbang kue mana yang ingin dia makan.

"Reservasi ruangan VIP." Mendengar suara ini, Charryn langsung kaget dan membeku di tempatnya.
"Selamat sore pak, baik. Reservasi atas nama Davin pukul 4 sore ini ya, saya cek sebentar ya, pak," sahut mbak resepsionis.

"Lemon rose, it the way to go," tiba-tiba terdengar bisikan dari samping kanan telinga Charryn. Yang tentunya bikin dia kaget setengah mati setelah mbak resepsionis menyebut nama Davin. Akhirnya dia memberanikan diri untuk menghadap ke laki-laki itu sambil menatapnya dengan wajah datar.

"Thanks," dan lalu memberitahukan seorang pelayan untuk membawa dua porsi lemon rose ke meja termaksud. Davin hanya bisa tersenyum tipis sebelum akhirnya dia di bawa ke ruangan VIP yang sudah di reservasinya sore ini sebelum melambaikan tangan ke arah Charryn yang mengabaikannya.

***

"Gua baru papasan sama orang yang nabrak gua." Dia langsung berbagi berita begitu sampai dimejanya.
"Ya ampun! Kenapa ga panggil gua? Biar gua tabok sini!" Shelvy langsung bercanda. Dia tahu benar seberapa sedih sahabatnya karena berbagai hal yang harus dia korbankan karena kecelakaan itu. Tapi ya, dia akhirnya coba mengganti topik pembicaraan karna Charryn juga udah pernah bilang kalau dia gak suka bahas-bahas kejadian itu lagi.

Setelah menghabiskan hampir dua jam untuk bergosip dan ngopi sore, akhirnya merekapun memutuskan untuk keluar dari mall itu, karena selain tangan yang sudah penuh, waktu juga sudah menunjukkan jam enam sore. Charryn harus pulang karena mamanya udah janji masak makan malam hari ini!

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Truth - She Is Not Your FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang