33| Mabuk Rindu

166 21 4
                                    

Mimpiin kamu adalah salah satu my daily activities, dimana tanpa kamu suruh juga mimpi aku mandiri mimpiin kamu otomatis.
-Faris Haryaka Rafa
__________

Typo tandai yah!
Jangan lupa liat mulmed🦋⬆️
__________________

Pagi ini, Thafa berangkat ke sekolah seperti biasa sebelum dia menjalin hubungan dengan Faris, yah naik ojek. Karena Faris masih berada di kampung neneknya, jadi tidak bisa mengantarnya. Mungkin dia akan pulang besok.

"Guys hari ini katanya pak Hamzah masuk ngajarnya rada telat." Ujar Rival menginfokan seisi kelas. Selaku ketua kas yang baik, maka Rival diberi amanah agar kelasnya bisa tertib.

"Kenapa sekalian gak masuk aja sih?" Dengus Hanif melipat kedua tangannya di atas meja.

"Pak Hamzah gak masuk? Ngimpi! Biarpun samudera terpisah jadi 5, pak Hamzah akan tetap masuk. Diakan wali yang paling rajin." Jawab Rival.

Thafa menahan tawa mendengar keluhan Hanif dan jawaban dari Rival. Ohiya, Mereka sudah baikan selama beberapa bulan ini dan pertemanan mereka sudah kembali membaik. Karena Hanif sudah mencoba merelakan Thafa untuk sahabatnya dan perlahan mulai melupakan Thafa.

"Emang ada urusan apa Val, sehingga pak Hamzah masuk telat?" Tanya Thafa penasaran.

"Dia lagi nyambut murid baru. Tapi gue belum tau murid itu mau di tempatin di kelas mana?"

"Cewek apa cowok?" Sahut Hanif.

"Cewek. Orangnya cakep, Nif. Kerennya lagi, tuh cewek pake mobil mewah."

"Wuih, semoga aja tuh cewek di tempatin di kelas kita." Harap Hanif menengadahkan kedua telapak tangannya, seolah berdoa.

Tak selang beberapa menit, pak Hamzah memasuki kelas dan menuju meja guru didepan kelas.

"Pagi anak-anak."

"Pagi pak," jawab semuanya.

"Hari ini kita kedatangan siswi baru di kelas ini." Gumam pak Hamzah, yang membuat seisi kelas riuh. Tapi tidak dengan Thafa yang masih sibuk dengan novel yang di bacanya.

"Silahkan masuk!" Pak Hamzah mempersilahkan siswi tersebut. "Perkenalkan diri kamu!" Lanjutnya, setelah siswi tersebut sudah berdiri di depan kelas.

Hanif yang melihat gadis cantik, dengan rambut pirang yang tergerai serta berlesung pipit itu seketika menganga.

"Baik pak," jawabnya. "Hai semua, perkenalkan nama saya Adara Afsheen kalian bisa panggil saya Dara."

Mendengar nama itu sontak membuat Thafa mendongak. Dan benar saja, gadis yang berdiri di hadapannya saat ini adalah sahabatnya.

"Dara?" Thafa dan Hanif saling beradu pandang. Hanif memanglah mengetahui Dara, karena ia, Thafa dan juga Dara satu sekolah SMP bahkan sekelas, dan hari ini mereka ditakdirkan untuk sekelas lagi.

Ini berarti cewek yang diceritakan Rival tadi adalah Dara.

"Oh jadi mobil baru yang di beli ayah itu untuk Dara?" Batinnya.

Sebenarnya Thafa tidak ingin cemburu, hanya saja ada sesuatu yang sakit di dadanya. Ia tidak bisa membohongi perasaannya sendiri kalau dia benar-benar kecewa dengan cara Ayah nya yang membedakan nya dengan Dara.

Setetes air mata menetes di pipinya.

"Dara, kamu boleh duduk di samping Thafa. Bangku yang kosong itu."

"Baik pak."

Thafa segera menghapus air matanya sebelum Dara melihat nya.

"Surprise." Gumam Dara tersenyum ke arah Thafa.

Dilemma ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang